Rabu, 06 Maret 2019

Sejarah Islam



Setiap agama memiliki sejarahnya masing-masing. Di dunia pun seperti Yahudi, memiliki sejarah tersendiri. Sejarah Yahudi dalam islam adalah salah sejarah yang juga mempengaruhi perkembangan islam di dunia dari bangsa bani israil.

Islam maju dan berkembang dari mulai abad ke 6 hingga abad ke 21 ini bukan tanpa sejarah panjang dan perjalanan yang sangat berliku. Rasulullah SAW (Muhammad) yang merupakan bagian dari tokoh sejarah agama islam, diutus oleh Allah untuk menyampaikan ajaran islam di kota Mekkah lalu berkembang di Madinah hingga saat ini masuk ajarannya ke seluruh pelosok dunia.

Sejarah Islam

Tidak dapat dipungkiri bahwa penganut agama islam adalah yang juga terbesar di dunia. Islam menjadi agama yang besar secara penganut dan pengaruhnya baik dalam lingkup sosial, ekonomi, dan politik dunia. Hal ini yang juga tidak terlepas dari sejarah hidup dan kisah teladan Nabi Muhammad , Rasulullah SAW, yang memperjuangkan tegaknya islam di muka bumi.

Kisah sejarah islam juga mengangat kedudukan wanita dalam islam dan peran wanita dalam islam. Wanita dalam islam dihargai dan juga diberikan ruang untuk berkarya setelah sekian lama wanita hanya diberikan sedikit saja ruang untuk bekerja dan berpendidikan.

Untuk mengetahui bagaimana ajaran islam yang dibawa Rasulullah bermula, berkembang hingga saat ini maka tentunya sebagai umat islam harus mempelajari sejarahnya dan mengetahui seluk beluk perkembangan islam. Dalam sebuah pepatah mengatakan bahwa orang yang mengenal sejarah asal-usulnya akan mengenal dirinya. Islam adalah agama yang merupakan panduan dan dasar-dasar kehidupan. Darimana dia berasal, bagaimana dikembangkan sangat mempengaruhi cara pandang kita terhadap islam. Bagaimanapun islam tidak bisa dilepaskan dari konteks histrorisitas yang mengawalinya.

Hal-Hal Menarik Mengenai Sejarah Islam di Dunia

Sejarah islam di dunia bermula dan berawal di kota Mekkah. Ada berbagai macam sudut pandang atau hal-hal yang bisa dipelajari dari sejarah islam di dunia melalui berbagai ilmu pengetahuan. Berikut adalah hal-hal menarik mengenai sejarah islam dunia yang bisa dipelajari dan diketahui oleh umat islam atapun umat agama lain yang ingin mengenal lebih dekat dengan islam.

Mengenai Persebaran Islam di Dunia

Pada awalnya Nabi Muhammad SAW diperintahkan Allah untuk memperbaiki masyarakat jahiliah yang ada di Arab, khususnya di Mekkah. Setelah berjalan beberapa tahun lamanya kemudia Rasulullah SAW menyebarkan dan membangun islam di Kota Madinah. Bermula dari sanalah kemudian islam berkembang ke berbagai daerah.

Hal ini menunjukkan bahwa islam tidak hendak diturunkan hanya untuk masyarakat Arab saja melainkan disebarkan ke berbagai belahan dunia karen nilai islam adalah universal, tidak terikat waktu dan tempat. Untukitu Rasul dan para sahabat turut berdakwah dan menyebarkan islam di berbagai daerah lainnya walaupun Nabi Muhammad telah tiada.

Islam berkembang dan mulai muncul kerajaan berbasis islam. Wilayah jazirah arab, timur tengah sampai ke Eropa dan Asia mulai terjamah oleh ulama dan raja-raja islam. Kerajaan tersebut seperti khilafah Bani Ummayah, Mughal, Abbasiyah, Ottman, India, Malaka, Turki Seljuq, dan lainnya.

Hingga saat ini dapat kita ketahui bahwa hampir di seluruh pelosok dunia telah mengenal agama islam dan beredar pula sampai ke daerah-daerah Afrika, Amerika, Australia, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan bukti bahwa umat islam di zaman Rasulullah sangat gencar menyebarkan islam, menyiapkan para pemimpin dan ulama di tengah-tengah masyrakat sesuai dengan konteks dan masalahnya masing-masing.

Sejarah Perkembangan Kerajaan, Khilafah, dan Politik Islam

Berbagai cara pandang, kebijakan, dan tentunya hukum yang berlaku di suatu masyarakat tentunya sangat dipengaruhi oleh faktor pemimimpin atau rajanya. Hal ini dalam islam permasalahan sosial dan politik sangat mempengaruhi.

Contohnya saja. Di masa kepemimpinna dinasti ummayah banyak beredar pemikiran konsep takdir jabariah yang dimana nasib manusia sudah ditentukan segala-galanya sedangkan hasilnya bergantung kepada Allah, tanpa memikirkan faktor usaha. Kepasrahan begitu tinggi hingga yang terjadi masyarakat cenderung menerima keadaan saja tanpa mengubahnya susah payah.

Di masa kekhalifahan abbasiyah misalnya, dengan fokus pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah-masalah politik internal bisa diatasi namun setelahnya kembali terpecah belah dan islam mulai kembali mundur ke belakang.

Mengenai Peradaban dan Hasil Karya Umat Islam Untuk Dunia

Sejarah islam di dunia juga dapat dipelajari tentang bagaimana peradaban dan hasil karya tiap-tiap ummat yang ada di berbagai wilayah. Ada banyak sekali hasil peradaban dan hasil karya umat islam di dunia yang bisa dipelajari dan juga masih terasa manfaatnya hingga kini.

Mengenal peradaban dan hasil karya umat islam di masa lampu lewat sejarah dapat membangun motivasi kita untuk meneruskan berbagai perkembangan yang pernah ada dengan mengikuti konteks yang berkembang hingga di zaman moderen ini. Selain itu, kita pun bisa mengetahui dan akhirnya termotivasi untuk mewariskan apa yang ada sebelumnya lebih baik lagi.Apalagi tujuan penciptaan manusia  dan hakikat manusia menurut islam di muka bumi ini hakikatnya adalah untuk membangun peradaban yang harus terus maju dan kuat.

Dari sejarah islam di dunia kita bisa mengenal Ilmuwan-Ilmuwan Islam seperti : Ibnu Sina sebagai ahli filsafat dan kedokteran, Al Jabbar, Al Kindi, dan lain sebagainya. Mengenal sejarah ilmuwan tersebut dapat kita pahami pula bahwa islam adalah agama yang sangat mendukung dan mewajibkan ilmu pengetahuan sebagai alat perkembangan zaman. Tentunya dengan dasar Al-Quran serta Sunnah Rasul.

Dengan adanya para ulama muslim, umat islam pun akhirnya banyak mengenal ilmu-ilmu sains yang sangat berkaitan erat dengan Al-Quran. Contohnya saja proses penciptaan manusia yang begitu detail Allah jelaskan dalam ayat-ayat-Nya.

Berbagai Aliran dan Pemikiran Islam di Dunia

Mempelajari sejarah islam di dunia bisa juga berkenaan dengan aliran pemikiran islam yang berkembang. Disadari bahwa Al-Quran adalah petunjuk hidup manusia. Ketika sudah sampai pada tangan manusia ada banyak hasil pemikiran dan tafsir mengenai ayat-ayat Al-Quran yang akhirnya sampai pada munculnya berbagai aliran islam dan golongan.

Dari hal ini bisa ketahui bahwa sejarah islam di dunia pun sangat dipengaruhi dari berbagai penafiran tentang ayat Allah dan usaha untuk menterjemahkannya dalam situasi dan konteks yang berbeda di masa kini. Namun, di sisi lain juga bisa mengenali dan mengetahui bahwa islam di masa lalu juga bisa bersatu padu dan kuat di segala aspek walaupun sudah muncul berbagai perbedaan pendapat dan pemikiran.

Manfaat Mempelajari Sejarah Islam Dunia

Ada banyak manfaat mempelajari islam di Dunia dan tentunya semuya muslim diharapakan bisa mempelajari agamanya dari aspel sejarah yang berkembangnya.

Salah satu manfaat yang paling besar adalah kita bisa mengambil pelajaran berharga dari perjalanan islam di masa lalu. Misalnya saja kita bisa mengetahui apa yang membuat ilmu pengetahuan dapat berkembang pesat dan bermunculan ilmuwan-ilmuwan islam yang mewariskan ilmu serta teknologi yang luar biasa di tengah masyarakat lain masih terbelakang. Begitupun kita akan mengetahui apa sebab-sebab dari umat islam mengalami kegagalan dan kehancuran di zaman tertentu.

Tujuan hidup menurut islam adalah untuk menegakkan islam dan kebenaran di bumi. Tanpa mengenal lewat sejarah dapat diketahui bahwa umat islam akan kalah, hancur, dan tidak belajar dari masa lalunya. Baik masa lalu yang dalam kejayaan atau masa lalu dalam kemunduran.

Cara Mempelajari Sejarah Islam Dunia

Untuk mempelajari sejarah islam di dunia, maka umat islam harus mempelajarinya lewat cara dan metode yang benar. Ada banyak sekali kajian ilmiah mengenai metode atau cara mempelajari sejarah, khususnya sejarah islam.

Mempelajari sejarah islam dunia juga meupakan bagian dari tujuan pendidikan islam yang berkaitan dengan konsep manusia islam. Berikut penulis sertakan beberapa hal dasar yang harus dilakukan dalam mempelajari sejarah islam.

Mencarinya dari Sumber yang Valid

Sumber yang valid disini artinya adalah orang yang menulis sejarah tersebut memiliki perangkat ilmu dan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Kevalidan bukan hanya soal gelar, status, dan juga soal agamanya. Kevalidan dinilai dari apa metode dan cara dia mengambil data, mengolahnya dan menjadikannya suatu acuan yang benar.

Dalam titik tertentu ada banyak sejarah islam yang disebar dan dibuat oleh kaum orientalis yang sengaja ingin menghancurkan islam. Di sisi lain ada juga yang

Mengkroscheckan dengan Nilai Dasar Islam yang ada di Al-Quran dan Sunnah Rasul

Mempelajari sejarah islam di dunia juga bisa kita crosscheck kan dari prinsip dasar islam yang ada di Al-Quran dan Sunnah. Dengan cara tersebut, maka kita tidak akan mudah untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh satu orang dan bisa menguji kevalidan data yang disampaikan.

Referensi Lebih dari Satu

Mempelajari sejarah islam di dunia bisa kita mempelajarinya dari lebih satu referensi. Hal ini untuk menambah khazanah intelektual kita dan tidak mudah mengambil kesimpulan hanya dari satu referensi. Setiap ilmuwan memiliki beragam sudut pandang. Dari keberagaman itulah kita bisa menilai dan melihat lebih banyak wawasan. Sehingga wawasan sejarah islam di dunia lebih luas kita dapatkan.

Mempelajari sejarah islam di dunia membuat kita semakin mengenal islam. Islam lahir dengan tujuan memberikan petunjuk dan keselamatan manusia walaupun itu pada pemeluk kepercayaan lainnya. Untuk itu islam sangat menghargai toleransinya, karena ada banyak manfaat toleransi antar umat beragama. Jika toleransi umat beragama dari sejarah islam dunia saja sangat banyak manfaatnya, maka begitupun manfaat dari pengertian ukhuwah islamiyah insaniah dan wathaniyah.

Ali bin Abi Thalib

Ali bernama lengkap ali bin Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari Jum'at 13 Rajab tahun 570 M atau 32 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw.

Beliau tinggal bersama Nabi Muhammad saw sejak kecil. Beliau diasuh sebagaimana anak sendiri karena kondisi ayahnya yang miskin. Beliau mendapat didikan langsung dari Nab Muhammad saw sehingga menjadi seorang yang berbudi tinggi dan berjiwa luhur.

Ali bin Abi Thalib masuk Islam saat berusia tujuh tahun. beliau adalah anak kecil yang pertama masuk Islam, sebagaimana Khadijah adalah wanita yang pertama masuk Islam, Zaid bin Haritsah adalah budak yang pertama masuk Islam, Abu Bakar ra adalah lelaki merdeka yang pertama masuk Islam.

Ali bin Abi Thalib mendapat nama panggilan  Abu Turab (Bapaknya tanah) dari Nabi saw. Abu Turab adalah panggilan yang paling disenangi oleh Ali karena nama itu adalah  kenang-kenangan berharga dari Nabi saw.



Ali adalah salah seorang dari sepuluh shahabat yang dijamin masuk surga. Ali adalah orang laki-laki pertama yang masuk Islam dan pertama dari golongan anak kecil. Beliau dinikahkan dengan putri Nabi saw, Fathimah Az Zahra. Lahir dari Fatimah dua anak yaitu Hasan dan Husein.



Peranan Ali bin Abi Thalib sangat besar. Beliau menggantikan Nabi Muhammad saw di tempat tidurnya ketika Nabi saw mau hijrah. Beliau mempertaruhkan nyawanya karena saat itu rumah Nabi Muhammad sudah dikepung oleh algojo kafir Quraisy. Setelah itu, dia mendapat siksaan dari Kafir Quraisy.



Selain itu, Ali bin Abi Thalib mendapat tugas untuk menyelesaikan urusan-urusan yang terkait dengan amanat Nabi Muhammad saw. Sehingga beliau sempat beberapa hari tinggal dulu di Makkah. Setelah urusan selesai, beliau menyusul nabi Muhammad saw ke Madinah. Beliau berjalan kaki menuju Madinah. Kemudia beliau ketemu dengan nabi saw di Quba.



Sikap pemberani dan petarung sejati dibuktikan di beberapa peperangan yang diikutinya. Pada perang Badar beliau melakukan duel satu lawan satu dengan kafir Quraisy. Beliau berhasil membunuh musuhnya kafir Quraisy. Begitu juga ketika perang Uhud, beliau merupakan salah satu petarung yang berduel dengan perwakilan kafir Quraisy.



Posisi Ali bin Abi Thalib seperti Harun dengan Nbi Musa. Dalam hadits


عن سعد بن أبي وقاص قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لعلي : " أنت مني بمنزلة هارون من موسى إلا أنه لا نبي بعدي " . متفق عليه


Dari Saad bin Abi Waqqash berkata, Rosulullah saw bersabda kepada Ali:” posisi engkau di sisiku seperti posisi  Harun di posisi Musa. Kecuali tidak ada nabi setelahku” Muttafaqun ‘Alaih

perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah diikuti dengan merebaknya fitnah seputar kematian Utsman bin Affan membuat posisi Ali sebagai khalifah menjadi sulit. Beliau meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ketika berusia 64 tahun. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.

Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad  yang termasuk Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi sangatlah dermawan. Ia juga berjasa dalam hal membukukan Al-Qur’an. Utsman bin Affan dilahirkan pada tahun 573 M pada sebuah keluarga dari suku Quraisy bani Umayah. Dia lebih muda 6 tahun dari Rasulullah SAW.Nenek moyangnya bersatu dengan nasab Nabi Muhammad pada generasi ke-5. Sebelum masuk islam ia dx panggil degan sebutan Abu Amr. Ia begelar Dzunnurain, karena menikahi dua putri nabi (menjadi khalifah 644-655 M) adalah khalifah ke-3 dalam sejarah Islam. Umar bin Khattab tidak dapat memutuskan bagaimana cara terbaik menentukan khalifah penggantinya. Segera setelah peristiwa penikaman dirinya oleh Fairuz, seorang majusi persia, Umar mempertimbangkan untuk tidak memilih pengganti sebagaimana dilakukan rasulullah. Namun Umar juga berpikir untuk meninggalkan wasiat seperti dilakukan Abu Bakar. Sebagai jalan keluar, Umar menunjuk enam orang Sahabat sebagai Dewan Formatur yang bertugas memilih Khalifah baru. Keenam Orang itu adalah Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Pada masa pemerintahan Utsman, Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini.

Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Utsman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini karena fitnah dan hasutan dari Abdullah bin Saba’ Al-Yamani salah seorang Yahudi yang berpura-pura masuk islam. Ibnu Saba’ ini gemar berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk menyebarkan fitnah kepada kaum muslimin yang baru masa keislamannya. Akhirnya pada tahun 35 H/1655 M, Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang berhasil dihasut oleh Abdullah bin Saba’ itu.

Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat berburuk sangka terhadap kepemimpinan Utsman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya adalah Marwan bin Hakam Rahimahullah. Dialah pada dasarnya yang dianggap oleh orang-orang tersebut yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Utsman sendiri. Itu semua akibat fitnah yang ditebarkan oleh Abdullah bin Saba’, meskipun Utsman tercatat paling berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid nabi di Madinah.

Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin atau Khalifah Ar-Rasyidin adalah empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat. Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Muhammad yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulan Muhammad. Keempat khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat Islam.Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung. Namun penganut paham Syi’ah meyakini bahwa Muhammad dengan jelas menunjuk Ali bin Abi Thalib, khalifah ke-4 bahwa Muhammad menginginkan keturunannyalah yang akan meneruskan kepemimpinannya atas umat Islam, mereka merujuk kepada salah satu hadits Ghadir Khum.Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang khalifah pertama Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang memperoleh petunjuk tidak terbatas pada keempat orang tersebut di atas, tetapi dapat mencakup pula para khalifah setelahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai dengan petunjuk al-Quran dan sunnah. Salah seorang yang oleh kesepakatan banyak ulama dapat diberi gelar khulafaur rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz, khalifah Bani Umayyah ke-8.

Biografi

Utsman adalah khalifah ketiga yang memerintah dari tahun 644 (umur 69–70 tahun) hingga 656 (selama 11–12 tahun). Selain itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu.Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonomi yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzun Nurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullahyaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullahsendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah, “Abu Bakar masuk tetapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?” Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullahke Habbasyiah karena meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammaduntuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullahmemimpin perang, Utsman dipercaya menjabat walikota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 950 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.Ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan Masjid al-Haram Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). Ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukan beberapa daerah kecil yang berada disekitar perbatasan seperti Syiria, Afrika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.

Kematian

Khalifah Utsman kemudian dikepung oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah. Dia diberi 2 ulimatum oleh pemberontak (Ghafiki dan Sudan), yaitu mengundurkan diri atau dibunuh. Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Utsman akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Utsman saat sedang membaca Al-Quran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullahperihal kematian Utsman yang syahid nantinya, peristiwa pembunuhan usman berawal dari pengepungan rumah Utsman oleh para pemberontak selama 40 hari. Utsman wafat pada hari Jumat 18 Dzulhijjah35 H. Ia dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.

Umar bin Khattab

Beliau adalah Abu Hafsh Umar al-Faruq bin Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Adi bin Ka’ab bin Lu’aiy bin Ghalib al-Qurasy. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kakek keempat yaitu Ka’ab bin lu’aiy bin Ghalib. Beliau digelari “al-Faruq” karena beliaulah yang menampakkan Islam di Mekah, dan karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menampakkan secara jelas antara kekufuran dan kebatilan. Sahabat Ibnu Abbas mengatakan, “Orang pertama yang berani menampakkan Islam di makkah adalah Umar bin Khattab.”

Beliau dilahirkan tiga belas tahun setelah Tahun Gajah. Beliau bertipe keras dan pemberani, berkulit putih, berbadan tinggi tegap, bertubuh besar dan kuat, apabila berbicara didengar dan apabila memukul menyakitkan. Di masa jahiliah, ia dididik oleh sang ayah, al-Khattab, dengan didikan yang keras. Ia dibebani untuk menggembala untanya setiap hari. Hari-hari yang melelahkan dan memberatkan sering ia lalu, dan ia pun sering mendapat pukulan bila pekerjaannya tersebut ada yang kurang. Hal itu semakin menambah kekerasan hati Umar.

Sebelum masuk Islam, Umar termasuk orang yang paling keras permusuhannya terhadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia termasuk orang yang paling banyak menyakiti dan menyiksa kaum muslimin, sehingga sebagian kaum muslimin merasa putus asa akan keislaman Umar karena kekerasan dan kegarangan perangainya. Sampai dikatakan, Umar tidak akan masuk Islam sampai ada keledainya al-Khattab yang masuk Islam.

Namun, semua ubun-ubun manusia di bawah kekuasaan dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki kemampuan atas segala sesuatu. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada Ummu Salamah, “Wahai Ummu Salamah, hati seorang anak Adam berada dalam jari-jemari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barang siapa yang Allah kehendaki akan diberi petunjuk dan barang siapa yang Dia kehendakai ia akan disesatkan.” (HR. Tirmidzi, no.3522)

Umar bin Khattab Masuk Islam

Yang perlu dicatat, ada beberapa hal yang menjadikan luluhnya hati Umar hingga akhirnya ia pun mengikrarkan keislamannya, di antaranya:

Pertama: Qudrah Allah Subhanahu wa Ta’ala

Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mampu atas segala sesuatu. Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mampu menghidupkan bumi yang tandus menjadi hijau dan subur, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mampu menghidupkan hati yang keras laksana batu menjadi lembut dan sangat perasa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَمَانَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَيَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ اْلأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ {16} اعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يُحْىِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ اْلأَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ {17}

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menejlaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al-Hadid: 16-17)

Kedua: Do’a Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam

Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattabb.” Maka yang lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umar bin Khattab.(Lihat Shahih Sunan Ibnu Hibban 12/305)

Ketiga: Karena mendengar bacaan Alquran

Alquran adalah kalamullah yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam hati makhluk-Nya. Oleh karenanya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sering memperdengarkan Alquran pada telinga-telinga kaum musyrikin agar mereka mendapatkan hidayah dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Umar adalah salah satu sahabat yang dapat merasakan kekuatan kalamullah.

Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Di antara yang mendorong Umar masuk Islam adalah apa yang ia dengar di rumah saudarinya, Fathimah, dari ayat-ayat Alquran.” (Fathul Bari 7/176)

Setelah keislaman Umar, kemuliaan dan kekuatan Islam semakin bertambah. Sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan, “Kami senantiasa menjadi mulia semenjak Islamnya Umar.” Beliau juga mengatakan, “Aku memandang, tidaklah kami dapat shalat di baitullah kecuali setelah Islamnya Umar. Setelah Umar masuk Islam ia memerangi kaum musyrikin hingga mereka membiarkan kami mengerjakan shalat.” (Al-Mu’jamul Kabir, 9:165)

Keutamaan Umar bin Khattab

Suatu hari, Umar datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seraya mengatakan, “Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak meninggalkan satu majelis pun yang dahulu aku pernah duduk di majelis tersebut tatkala dalam kekufuran, kecuali aku umumkan keislamanku. Aku datangi perkumpulan-perkumpulan kaum musyrikin lalu aku umumkan bahwa aku bersaksi tidak ada ilah (sembahan) yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, hingga mereka mengeroyokku dan terjadi saling pukul antara aku dan mereka. Hingga, apabila jumlah mereka semakin bertambah banyak, datang seorang laki-laki melerainya.” Ditanyakan, “Siapakah laki-laki yang telah meleraimu dari keroyokan mereka?” Umar menjawab, “Dia adalah al-Ash bin Wa’il As-Sahmi.” (Shahih Sirah an-Nabawiyyah, Hal.193)

Tatkala datang perintah hijrah, sebagian kaum muslimin meninggalkan Mekah dengan sembunyi-sembunyi khawatir akan makar kafir Quraisy. Namun, Umar berangkat hijrah ke Madinah secara terang-terangan, dan bersamanya ada dua puluh sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara keutamaan dan keistimewaan sahabat Umar yang lain adalah:

Pertama: Beliau termasuk sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang dijamin masuk surga.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Tatkala aku tertidur, aku melihat diriku berada di surga, tiba-tiba aku melihat ada seorang wanita sedang berwudhu di samping sebuah istana. Aku menanyakan milik siapakah istana itu, lalu dikatakan, ‘Milik Umar.’ Maka aku melihat kecemburuan pada diri Umar hingga aku pun pergi meninggalkannya.” Kemudian Umar menangis seraya mengatakan, “Pantaskah aku cemburu kepadamu wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari, no.3070)

Kedua: Beliau sering dipuji dan dido’akan kebaikan Rasululalh shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Seandainya ada nabi setelahku maka ia adalah Umar bin Khattab.” (HR. Tirmidzi, no.3686, lihat ash-Shahihah, no.327)

Beliau juga bersabda, “Sungguh ada dari umat-umat sebelum kalian muhaddatsun (orang-orang yang diberi ilham), dan apabila ada pada umatku ini maka ia adalah Umar.” (HR. Al-Bukhari, no.3486)

Ketiga: Beliau adalah orang yang ditakuti oleh setan.

Sa’ad bin Abi Waqqash pernah bercerita,

Suatu hari Umar pernah meminta izin untuk masuk dan bertemu dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan di sisi belaiu ada para wanita Quraisy yang sedang berbicara dan mengangkat suara lebih tinggi dari suara Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Umar meminta izin untuk masuk, maka segera para wanita itu buru-buru memasang hijab, setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memberi izin maka masuklah Umar dan terlihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tertawa, maka Umar berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuatmu tertawa, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Saya heran melihat tingkah para wanita itu, tatkala mereka mendengar suaramu lantas buru-buru mereka memasang hijab.” Maka Umar berkata, “Bahkan engkau lebih berhak untuk disegani oleh mereka, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Umar mengatakan kepada para wanita tersebut, “Wahai para musuh jiwa-jiwa kalian, apakah kalian segan kepadaku sedangkan kalian tidak segan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam??!” Mereka menjawab, “Iya, karena engkau lebih keras dibandingkan dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,  “Wahai Ibnul Khattab, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu dengannmu  di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” (HR. Bukhari, no.3480)

Keempat: Beliau sering mencocoki kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beberapa kejadian.

Umar adalah orang yang apabila melihat sesuatu di dalam mimpinya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat-Nya membenarkan apa yang ia lihat. Sahabat Umar pernah bercerita, “Aku mencocoki perkara Rabbku dalam tiga perkara: (yang pertama) yaitu tatkala aku mengatakan wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam hendaklah maqom Ibrahim itu dijadikan tempat shalat, maka turunlah ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَإِذْجَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

“Dan jadikanlah sebahagian maqom Ibrahim sebagai tempat shalat.” (QS Al-Baqarah: 125)

Dan (yang kedua) tentang ayat hijab tatkala aku mengatakan: ‘Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seandainya engkau perintah istri-istrimu memakai hijab, karena yang berbicara kepada mereka adalah orang yang baik maupun yang fajir’, maka turunlah ayat hijab. Dan (yang ketiga) para istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, mereka berkumpul karena saling cemburu kepada beliau, maka aku katakan kepada mereka (para istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam) semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menceraikan kalian dan menggantikan untuk nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam istri-istri yang lebih baik dari kalian, maka turunlah ayat semisal dengna itu.” (HR. Bukhari, no.393)

Kelima: Keutamaan Umar bin Khattab yang lain

Merupakan wujud ketakwaan seorang muslim adalah apabila dalam beribadah ia menggabungkan antara khouf (takut) dan roja (berharap).

Umar bin Khattab pernah mengatakan, “Seandainya seorang penyeru dari langit memanggil, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan masuk surga seluruhnya kecuali satu orang’, maka sungguh aku takut bila itu adalah diriku, dan seandainya sang penyeru itu mengatakan, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian semua akan masuk neraka kecuali seorang’, maka aku berharap dia adalah diriku.” (Ash-Shabah: 154)

Umar juga pernah mengatakan, “Setiap hari telah dikatakan, telah meninggal dunia fulan dan fulan, dan pasti suatu hari kelak akan dikatakan telah meninggal dunia Umar.”

Sungguh telah benar apa yang Umar katakan, karena setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, dan Umar pun mengetahui secara yakin bahwa kelak ia akan dibunuh  dan syahid di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan kabar gembira tersebut jauh-jauh hari sebelumnya.

Satu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam naik ke Bukit Uhud, dan bersama beliau Abu Bakr, Umar, dan Utsman radhiallahu’anhum. Tiba-tiba Uhud bergetar, lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menghentakkan kakinya seraya mengatakan, “Tenanglah, wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang nabi, shiddiq, dan dua orang syahid.” (HR. Bukhari: 3472)

Sungguh apa yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam terjadi. Umar meninggal dunia karena dibunuh oleh seorang budak majusi, dialah Abu Lu’lu’ah.

Abu Lu’lu’ah adalah seorang budak milik Mughirah bin Syu’bah. Ia memiliki keahlian membuat senjata, dan setiap harinya Mughirah membebankan kepadanya sebanyak empat dirham. Suatu hari Abu Lu’lu’ah bertemu dengan Umar seraya mengatakan, “Wahai Amirul Mukminin, sungguh majikanku telah memberiku beban yang berat, maka bicaralah engkau kepadanya.” Namun, Umar mengatakan, “Berbuat baiklah kepada majikanmu.” Padahal sebenarnya Umar pun berniat untuk datang menmui Mughirah dan berbicara kepadanya.

Karena jawaban Umar tersebut budak itu pun marah. Dia bergumam, “Keadilan Umar merata kepada semua manusia, tetapi tidak kepadaku.” Ia berencana untuk membunuh Umar. Maka ia pun membuat anak tombak dan pada suatu hari di waktu subuh tatkala Umar berkata kepada para sahabat, “Rapatkan shaf-shaf kalain”, sebelum ia bertakbir, tiba-tiba Abu Lu’lu’ah datang dan mengayunkan tombaknya hingga Umar terjatuh. Lalu Abu Lu’lu’ah pun menusuk para sahabt secara membabi buta hingga berhasil melukai tiga belas sahabat, enam di antaranya meninggal dunia. Kemudian Umar dibawa ke rumahnya dan ketika matahari sudah hampir terbit Abdurrahman bin Auf mengimani manusia dengan membaca dua surat yang terpendek.

Umar diberi minum perasaan kurma namun keluar lagi dari arah lukanya, lalu diminumkan susu kepadanya namun susu iu juga keluar dari lukanya, hingga akhirnya ia pun meninggal dunia.” (Siyar A’lam an-Nubala’, 2:527)

Benarlah apa yang dikatakan Umar bahwa pada hari itu telah dikatakan, “Telah meninggal dunia Umar.” Maka demikian juga yang terjadi pada kita, suatu hari kelak akan dikatakan, “Telah meninggal dunia ayah kita, ibu kita, dan diri kita sendiri.” Ya Allah, kami adalah hamba-Mu yang sering luput dan selalu bermaksiat kepada-Mu maka ampunilah diri kami. Wallahul musta’an.

Mutiara Teladan

Sungguh bak mutiara yang tersebar tak terhitung demikianlah kebaikan dan teladan yang telah dicontohkan Umar di antaranya:

Keberanian dan kekuatan, akan bermanfaat bila digunakan untuk membela Islam dan kau muslimin –sebagaimana yang telah dilakukan Umar– dan akan menjadi malapetaka bila diperuntukan dalam menuhankan hawa nafsu dan mendukung kezaliman.Doa yang ikhlas – yang keluar dari mulut yang ikhlas – tidak ada hijab baginya dan akan menembus dan membuka pintu langit. Maka, jangan kita putus asa dari berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.Islam dapat menjadikan hati yang kasar dan keras –seperti hati yang dimiliki oleh serigala buas lagi lapar– lembut dan jinak, yang akan menuntun dan menunjuki jalan keluar dari belantara yang luas.Ketakwaan seseorang akan mendorong dirinya cinta akan akhirat dan selalu khawatir dari perbuatan-perbuatan dosa yang telah dia perbuat namun juga berharap ampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dikutip dari https://kisahmuslim.com

Biografi Abu Bakr As-Siddiq


Nama beliau -menurut pendapat yang shahih- adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi.

Kun-yah

Beliau memiliki kun-yah: Abu Bakar

Laqb (Julukan)

Beliau dijuluki dengan ‘Atiq (عتيق) dan Ash Shiddiq (الصدِّيق).

Sebagian ulama berpendapat bahwa alasan beliau dijuluki ‘Atiq karena beliau tampan. Sebagian mengatakan karena beliau berwajah cerah. Pendapat lain mengatakan karena beliau selalu terdepan dalam kebaikan. Sebagian juga mengatakan bahwa ibu beliau awalnya tidak kunjung hamil, ketika ia hamil maka ibunya berdoa,

اللهم إن هذا عتيقك من الموت ، فهبه لي

“Ya Allah, jika anak ini engkau bebaskan dari maut, maka hadiahkanlah kepadaku”

Dan ada beberapa pendapat lain.

Sedangkan julukan Ash Shiddiq didapatkan karena beliau membenarkan kabar dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Sebagaimana ketika pagi hari setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang kafir berkata kepadanya: ‘Teman kamu itu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam’. Beliau menjawab:

 إن كان قال فقد صدق

“Jika ia berkata demikian, maka itu benar”

Allah Ta’ala pun menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:

وَالَّذِي جَاء بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Az Zumar: 33)

Tafsiran para ulama tentang ayat ini, yang dimaksud ‘orang yang datang membawa kebenaran’ (جَاء بِالصِّدْقِ) adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan yang dimaksud ‘orang yang membenarkannya’ (صَدَّقَ بِهِ) adalah Abu Bakar Radhiallahu’anhu.

Beliau juga dijuluki Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan beriman kepada Nabi Muhammad  Shallallahu’alaihi Wasallam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah menamai beliau dengan Ash Shiddiq sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:

عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد أُحداً وأبو بكر وعمر وعثمان ، فرجف بهم فقال : اثبت أُحد ، فإنما عليك نبي وصديق وشهيدان

“Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman)”

Kelahiran

Beliau dilahirkan 2 tahun 6 bulan setelah tahun gajah.

Ciri Fisik

Beliau berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya muncul, dan ia sering memakai hinaa dan katm.

Jasa-jasa

Jasanya yang paling besar adalah masuknya ia ke dalam Islam paling pertama.Hijrahnya beliau bersama Nabi Shallallahu’alaihi WasallamKetegaran beliau ketika hari wafatnya Nabi Shallallahu’alaihi WasallamSebelum terjadi hijrah, beliau telah membebaskan 70 orang yang disiksa orang kafir karena alasan bertauhid kepada Allah. Di antara mereka adalah Bilal bin Rabbaah, ‘Amir bin Fahirah, Zunairah, Al Hindiyyah dan anaknya, budaknya Bani Mu’ammal, Ummu ‘UbaisSalah satu jasanya yang terbesar ialah ketika menjadi khalifah beliau memerangi orang-orang murtad

Abu Bakar adalah lelaki yang lemah lembut, namun dalam hal memerangi orang yang murtad, beliau memiliki pendirian yang kokoh. Bahkan lebih tegas dan keras daripada Umar bin Khattab yang terkenal akan keras dan tegasnya beliau dalam pembelaan terhadap Allah. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:

لما توفى النبي صلى الله عليه وسلم واستُخلف أبو بكر وكفر من كفر من العرب قال عمر : يا أبا بكر كيف تقاتل الناس وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أمِرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله ، فمن قال لا إله إلا الله عصم مني ماله ونفسه إلا بحقه وحسابه على الله ؟ قال أبو بكر : والله لأقاتلن من فرق بين الصلاة والزكاة ، فإن الزكاة حق المال ، والله لو منعوني عناقا كانوا يؤدونها إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم لقاتلتهم على منعها . قال عمر : فو الله ما هو إلا أن رأيت أن قد شرح الله صدر أبي بكر للقتال فعرفت أنه الحق

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam wafat, dan Abu Bakar menggantikannya, banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah, barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, akan ku perangi dia’. Umar berkata: ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran‘”

Begitu tegas dan kerasnya sikap beliau sampai-sampai para ulama berkata:

نصر الله الإسلام بأبي بكر يوم الردّة ، وبأحمد يوم الفتنة

“Allah menolong Islam melalui Abu Bakar di hari ketika banyak orang murtad, dan melalui Ahmad (bin Hambal) di hari ketika terjadi fitnah (khalqul Qur’an)”

Abu Bakar pun memerangi orang-orang yang murtad dan orang-orang yang enggan membayar zakat ketika itu

Musailamah Al Kadzab dibunuh di masa pemerintahan beliauBeliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam, sebagaimana keinginan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dan akhirnya Syam pun di taklukan, demikian juga Iraq.Di masa pemerintahan beliau, Al Qur’an dikumpulkan. Beliau memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkannya.Abu Bakar adalah orang yang bijaksana. Ketika ia tidak ridha dengan dilepaskannya Khalid bin Walid, ia berkata:

والله لا أشيم سيفا سله الله على عدوه حتى يكون الله هو يشيمه

“Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang Allah tujukan kepada musuhnya sampai Allah yang menghunusnya” (HR. Ahmad dan lainnya)

Ketika masa pemerintahan beliau, terjadi peperangan. Beliau pun bertekad untuk pergi sendiri memimpin perang, namun Ali bin Abi Thalib memegang tali kekangnya dan berkata: ‘Mau kemana engkau wahai khalifah? Akan kukatakan kepadamu perkataan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang Uhud:

شِـمْ سيفك ولا تفجعنا بنفسك . وارجع إلى المدينة ، فو الله لئن فُجعنا بك لا يكون للإسلام نظام أبدا

‘Simpanlah pedangmu dan janganlah bersedih atas keadaan kami. Kembalilah ke Madinah. Demi Allah, jika keadaan kami membuatmu sedih Islam tidak akan tegak selamanya‘. Lalu Abu Bakar Radhiallahu’anhu pun kembali dan mengutus pasukan.

Beliau juga sangat mengetahui nasab-nasab bangsa arab

Keutamaan

Tidak ada lelaki yang memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu

1. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah manusia terbaik setelah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dari golongan umat beliau

Ibnu ‘Umar Radhiallahu’anhu berkata:

كنا نخيّر بين الناس في زمن النبي صلى الله عليه وسلم ، فنخيّر أبا بكر ، ثم عمر بن الخطاب ، ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم

“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu” (HR. Bukhari)

Dari Abu Darda Radhiallahu’anhu, ia berkata:

كنت جالسا عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ أقبل أبو بكر آخذا بطرف ثوبه حتى أبدى عن ركبته فقال النبي صلى الله عليه وسلم : أما صاحبكم فقد غامر . وقال : إني كان بيني وبين ابن الخطاب شيء ، فأسرعت إليه ثم ندمت فسألته أن يغفر لي فأبى عليّ ، فأقبلت إليك فقال : يغفر الله لك يا أبا بكر – ثلاثا – ثم إن عمر ندم فأتى منزل أبي بكر فسأل : أثَـمّ أبو بكر ؟ فقالوا : لا ، فأتى إلى النبي فجعل وجه النبي صلى الله عليه وسلم يتمعّر ، حتى أشفق أبو بكر فجثا على ركبتيه فقال : يا رسول الله والله أنا كنت أظلم – مرتين – فقال النبي صلى الله عليه وسلم : إن الله بعثني إليكم فقلتم : كذبت ، وقال أبو بكر : صَدَق ، وواساني بنفسه وماله ، فهل أنتم تاركو لي صاحبي – مرتين – فما أوذي بعدها

“Aku pernah duduk di sebelah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berkata: ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah‘. Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang’. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam lalu berkata: ‘“Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar‘. Sebanyak tiga kali, tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, “Apakah di dalam ada Abu Bakar?” Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Sementara wajah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, “Wahai Rasulullah Demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah”, sebanyak dua kali. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ”Engkau pendusta wahai Muhammad”, Sementara Abu Bakar berkata, ”Engkau benar wahai Muhammad”. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku?‘ sebanyak dua kali. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti” (HR. Bukhari)

Beliau juga orang yang paling pertama beriman kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan membenarkan perkataannya. Hal ini terus berlanjut selama Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak gangguan yang datang. Abu Bakar juga menemani Rasulullah ketika hijrah.

2. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam di gua ketika dikejar kaum Quraisy

Allah Ta’ala berfirman,

ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا

“Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita”” (QS. At Taubah: 40)

As Suhaili berkata: “Perhatikanlah baik-baik di sini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam  berkata ‘janganlah kamu bersedih’ namun tidak berkata ‘janganlah kamu takut’ karena ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sangat mendalam sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan”.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari hadits Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata kepadanya:

نظرت إلى أقدام المشركين على رؤوسنا ونحن في الغار فقلت : يا رسول الله لو أن أحدهم نظر إلى قدميه أبصرنا تحت قدميه . فقال : يا أبا بكر ما ظنك باثنين الله ثالثهما

“Ketika berada di dalam gua, aku melihat kaki orang-orang musyrik berada dekat dengan kepala kami. Aku pun berkata kepada Rasulullah: ‘Wahai Rasulullah, kalau di antara mereka ada yang melihat kakinya, mereka akan melihat kita di bawah kaki mereka’. Rasulullah berkata: ‘Wahai Abu Bakar, engkau tidak tahu bahwa bersama kita berdua yang ketiga adalah Allah’”

Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada hal yang dapat membahayakan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Juga ketika dalam perjalanan hijrah, Abu Bakar terkadang berjalan di depan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, terkadang di belakangnya, terkadang di kanannya, terkadang di kirinya.

Oleh karena itu ketika masa pemerintahan Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu ada sebagian orang yang menganggap Umar lebih utama dari Abu Bakar, maka Umar Radhiallahu’anhupun berkata:

والله لليلة من أبي بكر خير من آل عمر ، وليوم من أبي بكر خير من آل عمر ، لقد خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم لينطلق إلى الغار ومعه أبو بكر ، فجعل يمشي ساعة بين يديه وساعة خلفه ، حتى فطن له رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا أبا بكر مالك تمشي ساعة بين يدي وساعة خلفي ؟ فقال : يا رسول الله أذكر الطلب فأمشي خلفك ، ثم أذكر الرصد فأمشي بين يديك . فقال :يا أبا بكر لو كان شيء أحببت أن يكون بك دوني ؟ قال : نعم والذي بعثك بالحق ما كانت لتكون من مُلمّة إلا أن تكون بي دونك ، فلما انتهيا إلى الغار قال أبو بكر : مكانك يا رسول الله حتى استبرئ الجحرة ، فدخل واستبرأ ، قم قال : انزل يا رسول الله ، فنزل . فقال عمر : والذي نفسي بيده لتلك الليلة خير من آل عمر

“Demi Allah,  satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar, satu harinya Abu Bakar masih lebih baik dari seharinya keluarga Umar. Abu Bakar bersama Rasulullah pergi ke dalam gua. Ketika berjalan, dia terkadang berada di depan Rasulullah dan terkadang di belakangnya. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam heran dan berkata: ‘Wahai Abu Bakar mengapa engkau berjalan terkadang di depan dan terkadang di belakang?’. Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah, ketika saya sadar kita sedang dikejar, saya berjalan di belakang. Ketika saya sadar bahwa kita sedang mengintai, maka saya berjalan di depan’. Rasulullah lalu berkata: ‘Wahai Abu Bakar, kalau ada sesuatu yang aku suka engkau saja yang melakukannya tanpa aku?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah, tidak ada yang lebih tepat melainkan hal itu aku saja yang melakukan tanpa dirimu’. Ketika mereka berdua sampai di gua, Abu Bakar berkata: ‘Ya Rasulullah aku akan berada di tempatmu sampai memasuki gua. Kemudian mereka masuk, Abu Bakar berkata: Turunlah wahai Rasulullah. Kemudian mereka turun. Umar berkata: ‘Demi Allah, satu malamnya Abu Bakar lebih baik dari satu malamnya keluarga Umar’‘” (HR. Al Hakim, Al Baihaqi dalam Dalail An Nubuwwah)

3. Ketika kaum muslimin hendak berhijrah, Abu Bakar Ash Shiddiq menyumbangkan seluruh hartanya.  (Dalilnya disebutkan pada poin 8, pent.)

4. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama

Dan kita diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk meneladani khulafa ar rasyidin, sebagaimana sabda beliau:

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ

“Hendaknya kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin setelahku. Gigitlah dengan gigi geraham kalian” (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan lainnya. Hadits ini shahih dengan seluruh jalannya)

5. Abu Bakar Ash Shiddiq dipilih sebagai khalifah berdasarkan nash

Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit keras, beliau memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat berjama’ah. Dalam Shahihain, dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha ia berkata:

لما مَرِضَ النبيّ صلى الله عليه وسلم مرَضَهُ الذي ماتَ فيه أَتاهُ بلالٌ يُؤْذِنهُ بالصلاةِ فقال : مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصَلّ . قلتُ : إنّ أبا بكرٍ رجلٌ أَسِيفٌ [ وفي رواية : رجل رقيق ] إن يَقُمْ مَقامَكَ يبكي فلا يقدِرُ عَلَى القِراءَةِ . قال : مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصلّ . فقلتُ مثلَهُ : فقال في الثالثةِ – أَوِ الرابعةِ – : إِنّكنّ صَواحبُ يوسفَ ! مُروا أَبا بكرٍ فلْيُصلّ ، فصلّى

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sakit menjelang wafat, Bilal datang meminta idzin untuk memulai shalat. Rasulullah bersabda: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah berkata: ‘Abu Bakar itu orang yang terlalu lembut, kalau ia mengimami shalat, ia mudah menangis. Jika ia menggantikan posisimu, ia akan mudah menangis sehingga sulit menyelesaikan bacaan Qur’an. Nabi tetap berkata: ‘Perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’. ‘Aisyah lalu berkata hal yang sama, Rasulullah pun mengatakan hal yang sama lagi, sampai ketiga atau keempat kalinya Rasulullah berkata: ‘Sesungguhnya kalian itu (wanita) seperti para wanita pada kisah Yusuf, perintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam dan shalatlah’”

Oleh karena itu Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:

أفلا نرضى لدنيانا من رضيه رسول الله صلى الله عليه وسلم لديننا

“Apakah kalian tidak ridha kepada Abu Bakar dalam masalah dunia, padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah ridha kepadanya dalam masalah agama?”

Juga diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:

قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم في مرضه : ادعي لي أبا بكر وأخاك حتى اكتب كتابا ، فإني أخاف أن يتمنى متمنٍّ ويقول قائل : أنا أولى ، ويأبى الله والمؤمنون إلا أبا بكر وجاءت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم فكلمته في شيء فأمرها بأمر ، فقالت : أرأيت يا رسول الله إن لم أجدك ؟ قال : إن لم تجديني فأتي أبا بكر

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata kepadaku ketika beliau sakit, panggilah Abu Bakar dan saudaramu agar aku dapat menulis surat. Karena aku khawatir akan ada orang yang berkeinginan lain (dalam masalah khilafah) sehingga ia berkata: ‘Aku lebih berhak’. Padahal Allah dan kaum mu’minin menginginkan Abu Bakar (yang menjadi khalifah). Kemudian datang seorang perempuan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan sesuatu, lalu Nabi memerintahkan sesuatu kepadanya. Apa pendapatmu wahai Rasulullah kalau aku tidak menemuimu? Nabi menjawab: ‘Kalau kau tidak menemuiku, Abu Bakar akan datang’” (HR. Bukhari-Muslim)

6. Umat Muhammad diperintahkan untuk meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

اقتدوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر

“Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah, hadits ini shahih)

7. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah salah seorang mufti di masa Nabi Muhammad

Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menugasi beliau sebagai Amirul Hajj pada haji sebelum haji Wada’. Diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu:

بعثني أبو بكر الصديق في الحجة التي أمره عليها رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل حجة الوداع في رهط يؤذنون في الناس يوم النحر : لا يحج بعد العام مشرك ، ولا يطوف بالبيت عريان

“Abu Bakar Ash Shiddiq mengutusku untuk dalam sebuah ibadah haji yang terjadi sebelum haji Wada’, dimana beliau ditugaskan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk menjadi Amirul Hajj. Ia mengutusku untuk mengumumkan kepada sekelompok orang di hari raya idul adha bahwa tidak boleh berhaji setelah tahunnya orang musyrik dan tidak boleh ber-thawaf di ka’bah dengan telanjang”

Abu Bakar juga sebagai pemegang bendera Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika perang Tabuk.

8. Abu Bakar Ash Shiddiq menginfaqkan seluruh hartanya ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menganjurkan sedekah

Umar bin Khattab Radhiallahu’anhu berkata:

أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نتصدق ، فوافق ذلك مالاً فقلت : اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته يوما . قال : فجئت بنصف مالي ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما أبقيت لأهلك ؟ قلت : مثله ، وأتى أبو بكر بكل ما عنده فقال : يا أبا بكر ما أبقيت لأهلك ؟ فقال : أبقيت لهم الله ورسوله ! قال عمر قلت : والله لا أسبقه إلى شيء أبدا

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’” (HR. Tirmidzi)

9. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam

‘Amr bin Al Ash Radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi Shallallahu’alahi Wasallam:

أي الناس أحب إليك ؟ قال : عائشة . قال : قلت : من الرجال ؟ قال : أبوها

“Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)” (HR. Muslim)

10. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalil bagi Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam

Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu’anhu, ia berkata:

خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم الناس وقال : إن الله خير عبدا بين الدنيا وبين ما عنده فاختار ذلك العبد ما عند الله . قال : فبكى أبو بكر ، فعجبنا لبكائه أن يخبر رسول الله صلى الله عليه وسلم عن عبد خير ، فكان رسول الله صلى الله عليه وسلم هو المخير ، وكان أبو بكر أعلمنا . فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن مِن أمَنّ الناس عليّ في صحبته وماله أبا بكر ، ولو كنت متخذاً خليلاً غير ربي لاتخذت أبا بكر ، ولكن أخوة الإسلام ومودته ، لا يبقين في المسجد باب إلا سُـدّ إلا باب أبي بكر

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah kepada manusia, beliau berkata: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia dan apa yang ada di dalamnya. Namun hamba tersebut hanya dapat memilih apa yang Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran dengan tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba pilihan. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lah orangnya, dan Abu Bakar lebih paham dari kami. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja’”

11. Allah Ta’ala mensucikan Abu Bakar Ash Shiddiq

Allah Ta’ala berfirman:

وَسَيُجَنَّبُهَا الأَتْقَى * الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّى * وَمَا لأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى * إِلا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الأَعْلَى * وَلَسَوْفَ يَرْضَى

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)

Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq. Selain itu beliau juga termasuk as sabiquunal awwalun, dan Allah Ta’ala berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.  Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)

12. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memberi tazkiyah kepada Abu Bakar

Ketika Abu Bakar bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

من جرّ ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة . قال أبو بكر : إن أحد شقي ثوبي يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إنك لست تصنع ذلك خيلاء

“Barangsiapa yang membiarkan kainnya terjulur karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar berkata: ‘Sesungguhnya salah satu sisi sarungku melorot kecuali jika aku ikat dengan baik. Rasulullah lalu berkata: ‘Engkau tidak melakukannya karena sombong”” (HR. Bukhari dalam Fadhail Abu Bakar Radhiallahu’anhu)

13. Abu Bakar Ash Shiddiq didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu surga

من أنفق زوجين من شيء من الأشياء في سبيل الله دُعي من أبواب الجنة : يا عبد الله هذا خير ؛ فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة ، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد ، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة ، ومن كان من أهل الصيام دُعي من باب الصيام وباب الريان . فقال أبو بكر : ما على هذا الذي يدعى من تلك الأبواب من ضرورة ، فهل يُدعى منها كلها أحد يا رسول الله ؟ قال : نعم ، وأرجو أن تكون منهم يا أبا بكر

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah” (HR. Al Bukhari – Muslim)

14. Abu Bakar Ash Shiddiq melakukan banyak perbuatan agung dalam sehari

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

: من أصبح منكم اليوم صائما ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن تبع منكم اليوم جنازة ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن أطعم منكم اليوم مسكينا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . قال : فمن عاد منكم اليوم مريضا ؟ قال أبو بكر رضي الله عنه : أنا . فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما اجتمعن في امرىء إلا دخل الجنة

“Siapa yang hari ini berpuasa? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”

“Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”

“Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”

“Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: ‘Saya’”

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lalu bersabda: ‘Tidaklah semua ini dilakukan oleh seseorang kecuali dia akan masuk surga’”

15. Orang musyrik mensifati Abu Bakar Ash Shiddiq sebagaimana Khadijah mensifati Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam

Mereka berkata tentang Abu Bakar:

أَتُخْرِجُونَ رَجُلًا يُكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَيَصِلُ الرَّحِمَ وَيَحْمِلُ الْكَلَّ وَيَقْرِي الضَّيْفَ وَيُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

“Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (HR. Bukhari)

16. Ali Radhiallahu’anhu mengenal keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq

Muhammad bin Al Hanafiyyah berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu Ali bin Abi Thalib:

أي الناس خير بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قال : أبو بكر . قلت : ثم من ؟ قال : ثم عمر ، وخشيت أن يقول عثمان قلت : ثم أنت ؟ قال : ما أنا إلا رجل من المسلمين

“Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam? Ali menjawab: Abu Bakar. Aku berkata: ‘Kemudian siapa lagi?’. Ali berkata: ‘Lalu Umar’. Aku lalu khawatir yang selanjutnya adalah Utsman, maka aku berkata: ‘Selanjutnya engkau?’. Ali berkata: ‘Aku ini hanyalah orang muslim biasa’” (HR. Bukhari)

Sikap Zuhud

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu meninggal tanpa meninggalkan sepeserpun dirham atau dinar. Diriwayatkan dari Al Hasan bin Ali Radhiallahu’anhu:

لما احتضر أبو بكر رضي الله عنه قال : يا عائشة أنظري اللقحة التي كنا نشرب من لبنها والجفنة التي كنا نصطبح فيها والقطيفة التي كنا نلبسها فإنا كنا ننتفع بذلك حين كنا في أمر المسلمين ، فإذا مت فاردديه إلى عمر ، فلما مات أبو بكر رضي الله عنه أرسلت به إلى عمر رضي الله عنه فقال عمر رضي الله عنه : رضي الله عنك يا أبا بكر لقد أتعبت من جاء بعدك

“Ketika Al Hasan sedang bersama Abu Bakar Radhiallahu’anhu, Abu Bakar berkata, wahai ‘Aisyah tolong perhatikan unta perahan yang biasa kita ambil susunya, dan mangkuk besar yang sering kita pakai untuk tempat penerangan, dan kain beludru yang biasa kita pakai. Sesungguhnya kita mengambil manfaat dari itu semua saat aku mengurusi urusan kaum muslimin. Jika aku mati, kembalikanlah semuanya kepada Umar. Maka ketika Abu Bakar wafat, ‘Aisyah mengirim semua itu kepada Umar Radhiallahu’anhu. Umar pun berkata: ‘Semoga Allah meridhaimu wahai Abu Bakar, sungguh lelah orang yang datang setelahmu’”

Sikap Wara’

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu adalah orang yang wara’ dan zuhud terhadap dunia sampai-sampai ketika ia menjadi khalifah, ia pun tetap pergi bekerja mencari nafkah. Umar bin Khattab pun Radhiallahu’anhu melarangnya dan menganjurkan ia untuk mengambil upah dari baitul maal, menimbang betapa beratnya tugas seorang khalifah.

Dikisahkan pula dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:

كان لأبي بكر غلام يخرج له الخراج ، وكان أبو بكر يأكل من خراجه ، فجاء يوماً بشيء ، فأكل منه أبو بكر ، فقال له الغلام : تدري ما هذا ؟ فقال أبو بكر : وما هو ؟ قال : كنت تكهّنت لإنسان في الجاهلية وما أحسن الكهانة إلا أني خدعته ، فلقيني فأعطاني بذلك فهذا الذي أكلت منه ، فأدخل أبو بكر يده فقاء كل شيء في بطنه . رواه البخاري

“Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak berkata: ‘Apakah anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya : ‘Dari mana?’ Ia menjawab : ‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Nah, yang anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan” (HR. Bukhari)

Wafat beliau

Beliau wafat pada hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 H ketika beliau berusia 63 tahun.



Dikutip dari https://muslim.or.id