Minggu, 13 Oktober 2019

Bolehkah kita bermaksiat kepada Alloh???

Tags

Suatu ketika seorang lelaki mendatangi Ibrohim bin Ad-ham… ia mengatakan:

“Wahai Abu Ishaq (panggilan kesayangan Ibrohim)! Sungguh, aku ini orang yang terlalu menuruti hawa nafsuku, maka ku mohon berikan aku nasihat yang dapat mencegah dan menyelamatkan hatiku!

Maka Ibrohim mengatakan:

“Jika kamu setuju dan mampu menerapkan lima perkara ini, maka kemaksiatan tidak lagi membahayakanmu, dan kenikmatan tidak lagi menjerumuskanmu”.

Lelaki itu mengatakan:

“Wahai Abu Ishaq, Sebutkanlah lima perkara itu!”

Ibrohim mengatakan:

“Yang pertama: Jika kamu ingin melakukan maksiat kepada Alloh azza wajall, maka janganlah makan dari rizki-Nya!”

Maka lelaki itu mengatakan:

“Lantas dari mana aku akan makan, sedang semua yang ada di bumi ini termasuk rizki-Nya?!”

Ibrohim menimpali:

“Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!”

Lelaki itu mengatakan:

“Tentunya tidak… Sebutkanlah yang kedua!”

Ibrohim mengatakan:

“Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, maka jangan menempati negeri milik-Nya!”

Maka lelaki itu mengatakan:

“Ini malah lebih berat dari yang pertama… Jika semua negeri dari timur sampai barat itu milik-Nya, lantas dimana aku akan bertempat?!”

Ibrohim menimpali:

“Jika demikian, Apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya dan menempati negeri milik-Nya, lalu kamu melakukan maksiat pada-Nya?!”

Lelaki itu mengatakan:

“Tentunya tidak… Sebutkanlah yang ketiga!”

Ibrohim mengatakan:

“Jika kamu ingin bermaksiat pada-Nya, sedang kamu mendapat rizki dari-Nya dan menempati negeri milik-Nya, maka carilah tempat yang tidak bisa terlihat oleh-Nya, lalu lakukanlah maksiat di tempat itu!”

Maka lelaki itu mengatakan:

“Wahai Ibrohim, bagaimana ini mungkin, sedang Dia bisa melihat apapun yang tersembunyi?!”

Ibrohim menimpali:

“Jika demikian, apakah pantas kamu makan dari rizki-Nya, dan menempati negeri milik-Nya, kemudian kamu melakukan maksiat kepada-Nya padahal Dia melihatmu dan semua gerak-gerikmu?!”.

Lelaki itu menjawab:

“Tentunya tidak… Sebutkanlah yang keempat!”

Ibrohim mengatakan:

“Jika nanti datang Malaikat Kematian untuk mencabut nyawamu, maka katakan padanya: ‘Tanggguhkanlah kematianku, sehingga aku bisa menjalani taubat nasuha dan melakukan amalan-amalan yang baik’!”

Maka lelaki itu mengatakan:

“Ia takkan menuruti permintaanku”

Ibrohim menimpali:

“Jika kamu tidak mampu menolak kematian untuk bertaubat, dan kamu tahu bahwa jika datang kematian maka tidak mungkin lagi ditangguhkan, lantas bagaimana kamu akan menyelamatkan diri?!”

Lelaki itu mengatakan:

“Sebutkanlah yang kelima!”

Ibrohim mengatakan:

“Jika Malaikat Zabaniyah nanti datang untuk menggiringmu ke Neraka, maka jangan mau pergi bersamanya!”

Lelaki itu mengatakan:

“Mereka tidak akan membiarkan dan mendengarkan ucapanku”

Ibrohim menimpali:

“Lantas bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?!”

Maka lelaki itu mengatakan:

“Wahai Ibrohim, cukup… cukup… Aku sekarang mohon ampun dan bertaubat kepada-Nya”


Akhirnya lelaki itu selalu menemani Ibrohim dalam ibadah, hingga kematian memisahkan keduanya…

(Diterjemahkan oleh: Abu Abdillah Addariny, dari Kitab at-Tawwaabiin, karya al-Muwaffaq Ibnu Qudamah al-Maqdisi, hal: 285-286)


Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny Lc, MA
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam


EmoticonEmoticon