Kamis, 14 Februari 2019

Kandungan surat AL An'am

Surah al-An’am (bahasa Arab:الانعام, al-An’ām, yang berarti “Binatang Ternak”) adalah surah ke-6 dalam al-Qur’an. Surat al-An’am diturunkan di kota Makkah atau sebelum Nabi hijrah ke Madinah dengan ayat berjumlah 165 ayat.
Adapun penamaan surah tersebut dengan nama al-An’am, dikarenakan dalam surah tersebut membahas berbagai hal tentang hukum hewan ternak dan adat istiadat kebudayaan kaum musyrik Quraisy Makkah akan kebiasaan mereka dalam menggunakan hewan ternak sebagai hewan persembahan kepada Tuhannya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Selain membahas tentang hewan ternak, dalam surah al-An’am juga terdapat do’a iftitah, yaitu salah satu do’a bacaan sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat al-fatihah. Dalam membaca do’a iftitah dianjurkan atau disunnahkan membaca dengan suara lirih atau tidak lantang, do’a iftitah tersebut sebagian terdapat dalam ayat 79 dan 163 pada surat al-an’am.
Adapun kandungan dan isi surah al-An’amdiantaranya sebagai berikut:
Keimanan, dalam surah al-An’ammenjelaskan tentang bukti-bukti akan ke-Esa-an Allah Swt, melalui sifat-sifat-Nya yang sempurna, menjelaskan kebenaran akan kenabian Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir, serta persaksian Allah akan kenabian Ibrahim As, Ishaq As, Ya’qub As, Nuh As, Daud As, Sulaiman As, Ayyub As, Yusuf As, Musa As, Harun As, Zakaria As, Yahya As, ‘Isa As, Ilyas As, Ilyasa’ As, Yunus As, dan Luth As; penegasan dari Allah akan kebenaran akan adanya risalah dan wahyu, serta hari akhirat dengan segala hal yang terkait dengannya, dan orang-orang yang mengingkari itu semua.
Hukum-hukum syariat yang diterangkan dalam surah al-An’am, diantaranya hukum larangan mengikuti kebiasaan orang-orang yang menyekutukan Allah Swt, hukum tentang makanan yang boleh dimakan atau sebaliknya, larangan mencaci maki Tuhan orang musyrik dikhawatirkan mereka akan membalas mencaci maki tuhan umat muslim (Allah Swt), dll.
Kisah-kisah yang terkandung dalam surah al-An’am diantaranya kisah tentang manusia yang menentang para Rasulullah dan ajarannya yang merypakan wahyu dari Allah Swt untuk disampaikan kepada mereka dan kisah para Rasul dalam menyampaikan serta membimbing umatnya dalam menerima dan mengamalkan ajaran tauhid untuk diamalkan dalam prilaku keseharian baik saat beribadah ataupun berinteraksi dengan alam semesta.
Hal-hal lain yang diterangkan dalam surah al-An’am, yaitu keterangan akan kepercayaan orang-orang musyrik akan kekuatan yang dimiliki jin, syaitan, dan malaikat dapat merubah dan membantu perbaikan nasib mereka, dan lain sebagainya.

Dikutip dari: islam.co

Kandungan surat AL Maidah

Surah Al-Ma’idah (bahasa Arab: المآئدة, al-Mā’idah, yang berarti “Jamuan Hidangan”) adalah surah ke-5 dalam Al-Qur’an dengan jumlah ayat 120. Surah al-Maidah diturunkan setelah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah, namun ada beberapa ayat yang diturunkan di Makkah tepatnya sewaktu Beliau melakukan haji wada’,  maka surah tersebut digolongkan ke dalam surah Madaniyyah.
Adapun penamaan surah ini dengan nama al-Ma’idah (hidangan) disebabkan dalam surat tersebut mengkisahkan peristiwa perjamuan antara Nabi Isa As dan para pengikutnya dengan hidangan diturunkan dari langit sebagai anugrah langsung dari Allah Swt.
Nama lain dari surat al-Ma’idah adalah al-Uqud (perjanjian), nama tersebut diambil dari kata yang terdapat di ayat pertama dari surat al-Ma’idah, Allah Swt memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk menepati janji yang telah diucapkannya baik janji kepada Allah Swt dengan mengakui Ia sebagai Tuhan satu-satunya atau janji kepada sesamanya.
Selain kedua nama tersebut, surah al-Ma’idah juga dinamakan surah al-Munqidz(penyelamat),  nama tersebut disarikan atas penjelasan di akhir surat tersebut, bahwa Nabi Isa As. melakukan penyelamatan untuk umatnya dengan memberikan persaksian atas umatnya kepada Allah Swt, oleh sebab itu Nabi Isa As dipanggil dengan sebutan al-Masih (sang Penyelamat).
Sedangkan diantara isi surah al-Maidah, diantaranya menjelaskan sebagai berikut:
Keimanan, dalam surah al-Ma’idah menjelaskan tentang bantahan terhadap orang-orang yang menganggap Nabi Isa As sebagai manifestasi Tuhan dan menyembahnya.
Hukum-hukum yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang terdapat dalam surah al-Ma’idah diantaranya meliputi tentang kewajiban dalam memenuhi janji dan hukumannya apabila mengingkarinya, hukum makanan apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkan, hukum menikahi wanita beragama Yahudi dan Nasrani (ahlul Kitab), hukum bersuci meliputi mandi dan wudlu, hukum tindak criminal dan hukumannya apabila melakukan tindakan tersebut (Qishash), hukum berkorban untuk berhala dan hukum berjudi, dll.
Kisah- kisah yang terdapat dalam surah al-Ma’idah, yaitu kisah tentang Nabi Musa As dalm membawa kaumnya untuk memasuki negeri Falestina, Kisah tentang cinta segi tiga putra-putri Nabi Adam As, dan kisah tentang Nabi Isa As.
hal-hal lain yang terdapat dalam surah al-Ma’idah, diantaranya tenatangkeharusan berprilaku jujur dan adil, anjuran untuk menjauhi menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang pada akhirnya mempersulit diri sendiri, dll.


Dikutip dari :islami.co

Kandungan surat AN Nisa

Surat Al-Nisa’ (bahasa Arab:النسآء, al-Nisā,“Wanita”) merupakan surat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad setelah hijrah ke Madinah. surat Al-Nisa terdiri dari 176 ayat dan digolongkan kedalam surat-surat Madaniyyah sesuai dengan tempat diturunkannya surat tersebut.
Surat Al-Nisa di dalamnya banyak menjelaskan tentang perihal yang terkait dengan permasalahan kaum perempuan, oleh sebab itu dinamakan Al-Nisa. Namun banyak juga surat-surat yang lainnya yang menjelaskan tentang perempuan, tetapi tidak sebanyak dan sedetail penjelasan yang terdapat dalam surat Al-Nisa.
Pokok-pokok pembahasan yang terkandung dalam surat Al-Nisa, diantaranya sebagai berikut:
Keimanan
Surat Al-Nisa menjelaskan tentang prilaku Syirik (mensekutukan Tuhan) dan akibatnya berupa siksa yang sangat pedih sebagai balasan nanti di hari akhirat. Dan dosa prilaku Syirik adalah satu-satunya dosa yang tidak dapat dimaafkan oleh Allah Swt.
Hukum-hukum Syariat
Allah Swt. menjelaskan dan memberlakukan aturan-aturan kehidupan (hukum Syariat)kepada umat Nabi Muhammad Saw. yang terdapat dalam surat al-Nisa, diantaranya: kewajiban para washi dan para wali, aturan dan hukum poligami, pembayaran mahar, hukum orang yang memakan harta anak yatim dan orang yang tidak dapat mengurus hartanya, aturan-aturan dan tata cara pembagian harta pusaka (harta warisan), hukum tindak kriminal dan sangsinya, wanita-wanita yang haram dinikahi, hukum mengawini budak wanita, larangangan memakan harat orang lain dengan cara yang tidak diperbolehkan menurut hukum syara, hukum larinya seorang istri dari suami, dll.
Kisah-kisah
Selain kedua permasalahan di atas, dalam surat al-nisa juga menjelaskan tentang kisah para Nabi dan pengikutnya, terutama kisa tentang nabi Musa A.s. dan umatnya (Bani Israel) baik  taat atau pun yang menentangnya.
Dan permasalahan yang tidak tercakup dalam ketiga masalah tersebut, namun dibicarakan dalam surat al-Nisa, diantaranya tentang asal muasal manusia yang bersumber dari Nabi Adam A.s. keharusan menjaga martabat seorang istri dengan cara santun dalam menggaulinya serta menjauhi adat kebiasaan orang-orang jahiliyyah dalam memberlakukan seorang istri, prilaku ahli kitab atas wahyu yang diturunkan kepadanya melalu Rasul yang telah dipilih oleh-Nya, serta bagaimana cara menjalankan roda pemerintahan yang baik dan benar, dan lain lain.

Rabu, 13 Februari 2019

Kandungan surat Ali Imran

Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat ini adalah surat Madaniyyah atau surat yang semua ayatnya diturunkan sewaktu Nabi bermukim di kota Madinah. Dinamakan Ali Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang dalam kisah itu disebutkan kelahiran Maryam binti Imran, serta kelahiran Nabi Isa a.s. putra Maryam atau cucu dari Imran.

Kelahiran Nabi Isa a.s., kejadiannya mirip dengan terciptanya Nabi Adam a.s., keduanya diciptakan oleh Allah s.w.t. menyimpang dari kebiasaan terciptanya manusia pada umumnya.

Surat Ali Imran dan Al-Baqarah dinamakan “Az-Zahrawaani” (dua yang cemerlang), karena kedua surat itu menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa a.s., kedatangan Nabi Muhammad s.a.w., dan sebagainya.

Pokok-Pokok Kandungan yang terdapat dalam Surat Ali Imran, diantaranya sebagai berikut:

Keimanan, dalam surat Ali Imran ini, Allah menjelaskan yang bisa dijadikan dalail dan alasan oleh Nabi Muhammad s.a.w., dan umatnya dalam membantah orang Nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa a.s., dikarenakan  ketauhidan adalah dasar yang dibawa oleh para Nabi untuk disampaikan kepada umatnya.

Hukum-hukum; dalam surat Ali Imran Allah menjelaskan aturan-aturan tentang pentingnya musyawarah pada setiap pengembilan kebijakan yang mencakup hajat hidup orang banyak, mubahalah, dan larangan melakukan muamalah dengan cara-cara yang dapat merugikan orang lain atau disebut praktek riba.

Kisah-kisah; kisah yang terdapat dalam surat Ali Imron yaitu kisah keluarga Imran, perang Badar, dan perang Uhud serta pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari kejadian-kejadian tersebut.

Dan hal-hal lain yang terdapat dalam surat Ali Imron, yaitu menjelaskan sekelompok orang yang memiliki kebiasaan mentakwil ayat-ayat mutasyabihat dengan takwil yang salah dan menyesatkan guna menyerang keyakinan umat Islam, menerangkan sifat-sifat Allah dan sifat-sifat orang yang bertaqwa, menegaskan Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai oleh-Nya, dan segala hal yang terkait dengan perilaku ahlul kitab dan orang-orang kafir qurasy dalam keyakinannya dan lain sebagainya.

Keutamaan AL Baqarah

عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: اقْرَؤُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلا يَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ   رواه مسلم

Dari Abu Umâmah al-Bâhili Radhiyallahu anhu dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bacalah surah al-Baqarah, karena sesungguhnya selalu menetapinya mendatangkan keberkahan, sedangkan meninggalkannya akan mengakibatkan penyesalan, dan para tukang sihir tidak akan mampu melakukannya. [HR. Muslim]

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan membaca dan merenungkan surah al-Baqarah, sehingga Imam an-Nawawi rahimahullah mencantumkan hadits ini dalam bab: Keutamaan Membaca al-Qur’an Dan Membaca Surah al-Baqarah.

Faidah Hadits

Beberapa mutiara faidah yang dapat kita ambil dari hadits ini:

Yang dimaksud dengan selalu menetapi surah ini adalah merutinkan membacanya, memahami kandungan dan mengamalkannya. Arti ‘meninggalkannya akan mengakibatkan penyesalan’ adalah penyesalan dan kerugian karena luputnya pahala dan keutamaan yang agung dengan selalu menetapinya. Adapun makna ‘para tukang sihir tidak akan mampu melakukannya’ yaitu mereka tidak akan mampu menghafal surah ini, atau mereka tidak akan mampu mengganggu orang yang selalu membacanya. Kata al-bathalah (para pelaku kebatilan atau kerusakan) dalam hadits ini artinya adalah para pelaku sihir, sebagaimana yang ditafsirkan oleh salah seorang rawi hadits ini, dan penafsiran ini benar, karena mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat syirik dan kerusakan di muka bumi.

Diantara Keutamaan Surah al-Baqarah

Dalam hadits-hadits shahih yang lain banyak dijelaskan keutamaan surah al-Baqarah atau keutamaan ayat-ayat tertentu di dalam surah ini, diantaranya:

1. Menjauhkan rumah dan anggota keluarga dari keburukan dan tipu daya setan.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ

Janganlah kamu menjadikan rumahmu (seperti) kuburan (dengan tidak pernah mengerjakan shalat dan membaca al-Qur’an di dalamnya), sesungguhnya syaitan akan lari dari rumah yang dibaca di dalamnya surat al-Baqarah.

Dalam lafazh riwayat at-Tirmidzi: “…Sesungguhnya syaitan tidak akan masuk ke rumah yang dibaca di dalamnya surat al-Baqarah”.

2. Di dalam surah ini terdapat ayat al-Kursi yang merupakan ayat paling agung dalam al-Qur’an.

Dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (kepadaku):

يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيَّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ قُلْتُ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ قَالَ فَضَرَبَ فِي صَدْرِي وَقَالَ وَاللهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ

Wahai Abul Mundzir, apakah kamu mengetahui ayat apakah yang paling agung dalam a-Qur’an yang ada padamu (yang kamu hafal)?”. Maka aku berkata: “(Ayat al-Kursi) Allah tidak ada sembahan yang benar kecuali Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri sendiri dan menegakkan makhluk-Nya…” (al-Baqarah: 255). Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menepuk dadaku dan bersabda: “Demi Allah, ilmu akan menjadi kesenangan bagimu, wahai Abul Mundzir!”.

3. Dua ayat terakhir dari surah ini merupakan sebab dicukupkannya seorang hamba dari segala keburukan dan dimudahkan baginya banyak kebaikan .

Dari Abu Mas’ud al-Badri Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْآيَتَانِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مَنْ قَرَأَهُمَا فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

Dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah, barangsiapa yang membacanya di malam hari maka dua ayat tersebut akan mencukupi baginya” .



Dikutip dari https://almanhaj.or.id