Rabu, 20 Februari 2019

Keistimewaan surat yusuf

Manfaat dan Keistimewaan Surah Yusuf – Surah Yusuf  adalah surah ke-12 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 111 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini dinamakan surah Yusuf adalah karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita gaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagai mukjizat bagi dia, sedang dia sebelum diturunkan surah ini tidak mengetahuinya. Menurut riwayat Al Baihaqi dalam kitab Ad-Dalail bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf ini, karena sesuai dengan cerita-cerita yang mereka ketahui. Dari cerita Yusuf ini, Nabi Muhammad mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap dia dalam menjalankan tugasnya.

Rasulullah saw bersabda :

“Ajarkan surat yusuf pada budak-budakmu, dikarenakan seorang muslim yang membaca serta mengajarkannya pada keluarga serta budaknya, allah dapat berikan kemudahan waktu sakratul mautnya serta memberinya kemampuan supaya sebagai seoramg muslim tidak dihasud. ” ( tafsir majmu’ul bayan )

Imam ja’far ash-shadiq berkata :

“Barangsiapa yang membaca surat yusuf tiap-tiap hari serta tiap-tiap malam, ia dapat dibangkitkan pada hari kiamat keindahan berwajah layaknya keindahan yusuf, tidak ditimpa azab besar pada hari kiamat, serta ia terhitung ke dalam hamba-hamba allah yang sholeh serta pilihan. ” beliau juga menyebutkan bahwa penyataan ini juga termaktub didalam kitab taurat. ( tafsir ats-tsaqalayn 2 : 408 )

Hukum Membaca Surah Yusuf bagi Perempuan/Wanita

Imam ali bin abi thalib berkata :

“Janganlah anda mengajarkan surat yusuf pada isterimu ( juga anak perempuanmu ), serta jangan sampai mereka membacanya, dikarenakan didalamnya ada fitnah. sampaikan pada mereka ( isteri anak wanita ) surat an-nur, dikarenakan didalamnya ada nasehat-nasehat. ” ( tafsir ats-tsaqalayn 2 : 408 )

Imam muhammad al-baqir berkata :

“makruh hukumnya untuk wanita pelajari surat yusuf. ” ( tafsir ats-tsaqalayn 2 : 408 )

imam ja’far ash-shadiq berkata bahwa anaknya dulu berkata :

“Demi allah, saya tidak lakukan pada beberapa anakku, mendudukkan pada pangkuanku, serta tidak dulu tentukan kasih, meskipun kebenaran ada pada seorang anakku serta beberapa yang lain menampiknya. perihal ini supaya tidak berlangsung layaknya perlakuan saudaranya pada yusuf. surat yusuf tidak diturunkan jika layaknya itu supaya beberapa kita tidak menghasud beberapa yang lain layaknya yusuf dihasud serta dizalimi oleh saudaranya…” ( tafsir ats-tsaqalayn 2 : 408 )

Umumnya saran ini datang dari orang tua atau ulama tradisional yang tetap meyakini mitos-mitos. Baiknya anda tahu kandungan ke-2 surat ini hingga bisa menyimpulkan kebenaran saran tersebut.

Kandungan Surat Yusuf

cerita sangat menonjol didalam surat ini yaitu cerita nabi yusuf yang disingkirkan oleh saudara-saudaranya dikarenakan mereka jadi dengki atas kelebihan yusuf. yusuf diajak menggembala domba lantas di perjalanan mereka memasukkan yusuf ke dalam sumur. yusuf lantas ditemukan oleh seorang musafir serta di bawa ke mesir.

Keistimewaan Surah Yusuf ayat 4

Sahabat muslim, al-quran adalah di antara anugerah dari allah swt pada seluruh umat islam yang tidak ternilai harganya. tidak hanya jadi dasar hidup, tetap masih banyak sekali faedah dari al-quran untuk seluruh manusia terlebih kaum muslim.

Doa agar mendapatkan jodoh bisa juga membaca surah yusuf ayat ke 4 ini. terlebih yang telah berusia cukup untuk menikah tetapi anda belum juga diberikan jodoh oleh allah swt. maka dari itu menurut saya tak ada salahnya bila ayat ke empat dari surat yusuf ini diamalkan oleh anda.

إِذۡ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَـٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيۡتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوۡكَبً۬ا وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ رَأَيۡتُہُمۡ لِى سَـٰجِدِينَ

Idz Qaala Yuusufu Li Abiihi Yaa Abati Inni Ra Aitu Ahada’ Asyara Kaukabauw Was Syamsa Wai Qamara Ra aituhum Lii Sajidin

Artinya:

[Ingatlah], ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (Yusuf:4)

Caranya:

Dibaca 3 kali kemudian sapu ke muka wajah.Amalan ini juga sesuai bagi mereka yang berat jodoh.

Rukun islam

Umat Islam memiliki rukun Islam dan Rukun Iman, kedua rukun tersebut perlu dijalankan dengan sebaik-baiknya. Rukun Islam sendiri merupakan pilar-pilar agama Islam berupa lima tindakan dasar yang wajib dilaksanakan bagi orang-orang yang beriman. Rukun Islam sendiri berupa lima perkara, yaitu kalimat syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu.

1. Syahadat

Syahadat berupa kalimat pernyataan bahwa seseorang beriman kepada Allah dan Rasulullah. Syahadat ini biasa diucapkan oleh Mualaf, yaitu orang yang baru pertama masuk Islam. Syahadat sendiri tidak hanya berhenti pada mengucapkan kalimat beriman saja tapi bermakna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati, lalu mengamalkannya melalui perbuatan.

Jadi saat mengucapkan syahadat tersebut harus benar-benar tahu artinya dan maknanya sehingga dapat diresapi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Syahadat terdiri dari dua kalimat yang pertama berupa syahada at-tauhiddan kalimat kedua berupa syahadah ar-rasul.

Bunyi syahadat : “ashadu ala ilaha illalah wa ashadu anna muhammadar rasullah” yang artinya “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah rasul (utusan) Allah”.

Makna dari Kalimat Syahadat:

1. Ketauhidan

Kalimat pertama menunjukkan tentang ketauhidan, yaitu “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah”. Jadi umat Islam percaya bahwa tidak ada tuhan yang lain selain Allah SWT. Fungsi Iman Kepada Allah SWTmerupakan Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa dan juga memantapkan diri bahwa tujuan, motivasi dan jalan hidup hanya kepada Allah SWT.

Orang yang memiliki Ciri – Ciri Orang Yang Tidak Ikhlas Dalam Beribadah Kepada Allah SWT atau tidak beriman kepada tuhan selain Allah, maka disebut sebagai orang kafir atau orang musyrik. Tauhid sendiri dalam Islam dibagi menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat.

Tauhid rububiyah merupakan Ilmu Tauhid Islam dengan Manfaat Beriman Kepada Allah SWTsebagai satu-satunya Rabb yang memiliki, menciptakan, merencanakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberi manfaat, menolak mudharat, dan menjaga seluruha alam semesta. Tauhid uluhiyah berarti beriman bahwa hanya Allah satu-satunya yang berhak disembah dan tak ada sekutu bagi Allah. Jadi semua ibadah yang dilakukan semata-mata hanya kepada Allah SWT. Ibadah-ibadah seperti sholat, doa, taubat, tawakkal, puasa, dan lain-lain semuanya hanya ditujukan hanya kepada Allah SWT saja. Tauhid asma wa sifat. Allah SWT memiliki asmaul husna atau nama dan sifat yang baik. Ada Sifat – Sifat Allah Dan 99 Asmaul Husna yang merupakan nama dan sifat Allah yang juga harus diimani. Umat Islam perlu mempelajari dan menghafalkan asmaul husna sehingga dapat lebih memahami keagungan Allah SWT.

2. Kerasulan

Kalimat kedua berupa kalimat yang memantapkan diri untuk percaya pada kerasulan Nabi Muhammad. Tak hanya percaya bahwa Nabi Muhammad memang utusan Allah tapi juga meyakini ajaran yang disampaikan melalui Nabi Muhammad, misalnya meyakini hadist-hadist Nabi Muhammad.

Orang yang beriman pada Allah dan rasul-Nya berarti juga wajib beribadah sesuai dengan tuntunan yang telah diberikan. Nabi Muhammad diutus untuk membuat umat manusia mengenal tentang ajaran Islam. Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir ikut menuntun umat manusia menuju jalan yang terang menuju surga melalui ajaran Islam.

Syarat syahadat sendiri ada tujuh yaitu pengetahuan, keyakinan, keikhlasan, kejujuran, kecintaan, penerimaan, dan ketundukan. Jadi orang yang membaca syahadat tersebut perlu menerapkan tujuh syarat tersebut sehingga syahadatnya menjadi benar-benar diresapi dalam hati dan kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai salah satu rukun islam, syahadat sepatutnya menjadi dasar bagi umat Islam dalam bertindak.(Baca : Hikmah Beriman Kepada Malaikat)

2. Sholat

Salah satu ibadah yang wajib dan ditekankan dalam Islam adalah ibadah sholat. Secara bahasa sholat sendiri berarti do’a sedang secara istilah, Shalat Wajib merupakan ibadah wajib yang dilakukan dengan ucapan dan perbuatan diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta melakukan rukun sholat dengan syarat tertentu. Secara hakekat, sholat menghadapkan jiwa pada Allah SWT.(Baca : Hukum Membaca Doa Iftitah)

1. Syarat Wajib Sholat

MuslimBerakal sehatBalighSuci dari hadats besar dan kecilSadar

2. Syarat Sah Sholat

Masuk waktu sholatMenghadap kiblatMenutup auratSuci badan, tempat sholat, dan pakaian yang digunakanTahu tata cara pelaksanaannya

Rukun sholat atau tahapan dalam melakukan sholat yaitu:

Niat ; Niat bisa diucapkan dengan suara lirih atau di dalam hati saja. Ada yang mengucapkan niat dalam bahasa Arab namun ada kalangan lain yang mengungkapkan bahwa niat tersebut berupa niatan untuk melakukan sholat tertentu tidak berupa kalimat yang pasti. Berdiri tegap jika mampu ; Sholat pada dasarnya dilakukan dengan berdiri tegap jika mampu namun jika tak mampu misalnya karena sakit maka bisa dilakukan dengan duduk atau bahkan berbaring. Takbiratul ihram ; Takbiratul ihram merupakan bacaan “Allahu akbar” yang diucapkan di awal melakukan shalat dan gerakan-gerakan lainnya.Membaca Surat Al fatihah setiap rokaatnya ; Setiap rakaat orang yang melakukan shalat wajib untuk membaca surat Al Fatihah. Ada baiknya juga mengerti maknanya sehingga bisa meresapi apa yang dibaca.Ruku’ ; Ruku’ merupakan gerakan menunduk dengan posisi lurus 90 derajat dan kedua tangan menyentuh bagian lutut. Pada saat ruku’ menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi’I dibaca bacaan “Subhana Rabbial Adzim” sebanyak tiga kali. Namun ulama lain, Imam Malik mengungkapkan bahwa tidak ada bacaan yang baku untuk ruku’.I’tidal ; I’tidal merupakan gerakan sholat yang dilakukan setelah gerakan ruku’ berupa berdiri tegak dan mengangkat kedua tangan. Bacaan I’tidal yaitu “Sami’Allahu limah hamidah.”Sujud ; Gerakan sujud dalam sholat yaitu dengan menempelkan dahi dan hidung di lantai atau tempat sujud. Kedua tangan juga diletakkan di lantai sejajar dengan pundak dan telinga. Jari-jari tangan dirapatkan serta menghadap ke kiblat, sedangkan kedua lutut berada di lantai.Duduk di antara dua sujud ; Duduk di antara dua sujud merupakan posisi duduk setelah bangun dari sujud yang pertama.Duduk tahiyatul akhir ; Duduk tahiyatul akhir merupakan posisi duduk setelah sujud yang kedua. Dilakukan pada rakaat kedua dan keempat jika sholatnya empat rakaat. Untuk shalat subuh dilakukan di rakaat kedua sedangkan sholat maghrib dilakukan saat rakaat kedua dan ketiga.Membaca tasyahud akhir ; Tasyahud akhir dilakukan setelah gerakan duduk di akhir shalat dengan pantat di lantai dan kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Setelah itu membaca lafal tasyahud akhir.Membaca shalawat nabi ; Saat membaca tasyahud akhir maka dibaca shalawat nabi.Mengucap salam ; Gerakan terakhir adalah mengucapkan salam yaitu “Assalamualaikum Warohmatullahi wabarakatuh” dengan menolehkan kepala ke sebelah kanan terlebih dahulu kemudian menolehkan kepala ke sebelah kiri.Tertib ; Pelaksanaan sholat dilakukan dengan tertib sesuai dengan urutannya.


Sholat wajib dalam ajaran agama Islam berupa shalat lima waktu yang dikerjakan setiap harinya. Sholat lima waktu tersebut terdiri dari Shalat Subuh, sholat dhuhur, sholat ashar, sholat maghrib, dan sholat isya’. Setiap muslim wajib mengerjakannya setiap hari.

Sholat sendiri bisa menghindarkan kita dari perbuatan maksiat jika sholat tersebut memang dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Bacaan-bacaan dalam sholat sendiri seharusnya juga tidak hanya sekedar dihafalkan saja namun dipahami maknanya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sejarah kewajiban sholat sendiri melalui perjalanan yang luar biasa yaitu Tahun Baru dalam Islam Isra’ Mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Melalui sholat, muslim bisa berkomunikasi dengan Allah SWT sehingga saat sholat seharusnya bisa mengerjakan dengan khusyu’ dan tidak asal-asalan.

Muslim yang melakukan sholat dengan baik maka bisa menerapkan kedisiplinan dalam dirinya. Etos kerja seseorang dapat ditingkatkan dengan rutin melakukan sholat karena sholat sendiri sebenarnya bukan hanya ibadah ritual saja yang setelah selesai maka akan berlalu begitu saja. Sholat bisa menjadi begitu bermakna jika pelaksanaannya secara khusyu’ atau dihayati dalam hati.

3. Puasa

Puasa yang dimaksud adalah puasa pada bulan Ramadan yang merupakan bulan kesembilan dalam bulan Hijriyah. Umat Islam wajib melakukan Ibadan puasa tersebut untuk menunjukkan keimanan dan ketakwaannya. Berpuasa di bulan Ramadan menjadi salah satu kewajiban sekaligus ujian sebagai seorang muslim.

Puasa sendiri berarti menahan makan, minum, dan hubungan suami istri mulai terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Puasa sendiri sebenarnya tidak sekedar Cara Ampuh Menahan Nafsu Di Bulan Ramadhan seperti makan-minum dan berhubungan suami-istri saja namun ada beberapa hawa nafsu lain yang juga perlu ditahan seperti rasa marah, berbohong, mencuri, dan perilaku berdosa lainnya.

Selain berpuasa di bulan Ramadhan, umat Islam juga memiliki jenis puasa lainnya yang sifatnya sunnah. Puasa bulan Ramadhan sendiri merupakan puasa yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang sudah baligh, berakal, sehat/mampu untuk melakukannya, dan dalam keadaan mukim.

Para wanita yang berhalangan berpuasa di bulan Ramadhan diwajibkan untuk mengganti puasanya di bulan-bulan lainnya. Begitu juga bagi yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa seperti sakit atau sudah tua maka bisa membayar fidyah untuk mengganti puasa yang tidak bisa dilakukannya tersebut.

Keutamaan Puasa di bulan Ramadhan bagi Umat Islam

Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-quran.
Umat Islam diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan yang merupakan bulan turunnya Al-quran. Amalan di Bulan Ramadhan menjadi bulan yang mulia apalagi dengan diturunkannya Al-quran sebagai kitab suci umat Islam yaitu  Dasar Hukum Islam.Pada bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu, pintu neraka ditutup, dan pintu-pintu surga dibuka. Banyak yang kemudian bertanya-tanya mengapa di bulan Ramadhan masih tetap terjadi banyak kejahatan yang dilakukan oleh umat Islam sendiri. Maksud dari setan-setan dibelenggu yaitu karena sedikitnya maksiat yang dilakukan karena banyak orang yang sedang melakukan puasa. Sedangkan pintu surga dibuka karena banyak amal yang dilakukan oleh umat Islam saat bulan Ramadhan.(Baca : Bahagia Menurut Al-Quran)Terdapat malam Lailatul Qadar. Di bulan Ramadhan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Doa di Malam Lailatul Qadar yang terdapat pada Malam Terakhir Bulan Ramadhan yaitu 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Malam tersebut merupakan malam diturunkannya Al-quran. Allah berfirman dalam surat Al-qadr bahwa malam tersebut merupakan malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan.(Baca : Keutamaan Malam Lailatul Qadar)Pada bulan Ramadhan merupakan waktu yang baik dikabulkannya doa di bulan Ramadhan. Orang yang berpuasa memiliki pahala yang besar belum lagi doa-doa yang diucapkan dapat terkabulkan.

Manfaat Puasa dari Berbagai Aspek

Merupakan ibadah pada Allah SWT sehingga seorang hamba dapat bertakwa kepada Allah SWT.
Puasa merupakan bentuk ibadah yang personal, hanya orang yang menjalankan dan Tuhan saja yang tahu persis apakah betul-betul dijalankan sesuai aturan ataukah tidak.Dari segi kesehatan.
Puasa bisa dijadikan cara untuk menjaga pola hidup yang teratur dan sehat. Baik pada saat sahur dan berbuka maka makanan yang dimakan sebaiknya makanan yang sehat namun tidak berlebihan.(Baca : Tips Puasa Ramadhan untuk Ibu Hamil,  Tips Puasa Ramadhan untuk Ibu Menyusui)Dari segi ekonomi.
Puasa bisa menjadi berkah bagi banyak orang seperti pedagang makanan, pedagang pakaian muslim, dan lain-lain. Bagi yang menjalankan ibadah puasa, maka bersedekah di bulan puasa juga menjadi salah satu kelebihan tersendiri.Dari segi sosial.
Umat Islam diajarkan untuk merasakan bagaimana saudara kita yang kelaparan karena kekurangan makan dan minum. Saat bulan ramadhan, maka umat Islam menjadi lebih banyak bersedekah dan melakukan zakat.

4. Zakat

Rukun Islam yang keempat adalah zakat. Zakat dari bahasa Arab yaitu Zakah  atau zakat yang berarti harta tertentu yang wajib dikeluarga oleh umat Islam untuk diberikan pada kaum Penerima Zakat yang berhak menerimanya. Dari segi bahasa maka Zakat Dalam Islam berarti bersih, suci, berkat, subur, dan berkembang.

Zakat merupakan salah satu ibadah yang wajib untuk dilakukan oleh umat Islam sejak tahun 662 M. Zakat kemudian diterapkan dalam negara-negara Islam dan diatur melalui lembaga tertentu. Jenis zakat sendiri ada dua yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Maal atau zakat harta.

Zakat fitrah merupakan Zakat Penghasilan yang wajib dikeluarkan menjelang idul fitri yang berupa makanan pokok di daerah yang bersangkutan. Besarnya zakat fitrah sendiri setara dengan 3,5 liter atau 2,7 kilogram. Sedangkan zakat maal merupakan zakan yang dikeluarkan seorang muslim dari harta yang dimilikinya mencakup hasil perniagaan, pertambangan, pertanian, hasil laut, harta temuan, emas, perat, ataupun hasil ternak.

Zakat merupakan ibadah yang berhubungan dengan kegiatan sosial karena dapat membantu orang-orang yang tidak mampu

Syarat Penerima Zakat ada 8 golongan yang berhak menerima zakat yaitu:

Fakir ; Fakir merupakan orang yang hampir tidak memiliki harta apapun sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup pokoknya sehari-hari.Miskin ; Orang miskin merupakan orang yang memiliki harta namun harta tersebut tidak dapat mencukup kebuthan hidupnya sehari-hari.Amil ; Amil merupakan orang yang mengumpulkan serta membagikan zakat. Amil bisa berupa panitia zakat ataupun lembaga zakat yang membantu mengumpulkan dan membagikan zakat.Mu’alaf ; Mu’alaf merupakan orang yang baru saja masuk Islam, mereka perlu bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya. Mereka perlu bantuan dukungan agar dapat menjalankan agama Islam dengan baik.Hamba sahaya ; Hamba sahaya merupakan budak yang ingin memerdekakan diri. Di zaman dahulu budak memang banyak ditemui, namun sekarang sistem perbudakan sendiri sudah dicoba dihapuskan.Gharimin ; Gharimin merupakan orang yang berhutang untuk kebutuhan halal namun mereka tidak mampu memenuhinya. Orang yang memiliki hutang ini juga menjadi golongan yang berhak mendapatkan zakat.Fisabilillah ; Fisabilillah merupakan orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Fisabilillah bisa berupa pendakwah, pejuang perang, dan sebagainya. Perjuangan mereka di jalan Allah perlu diperhatikan oleh sesama umat Islam salah satunya dengan memberikan zakat kepada mereka.Ibnus Sabil ; Ibnus sabil merupakan orang yang sedang dalam perjalanan namun kehabisan biaya.

Zakat sendiri memiliki berbagai manfaat baik dari segi agama maupun sosial. Selain sebagai salah satu rukun Islam, zakat juga memiliki faedah dari sisi akhlak. Orang Islam diajarkan untuk memiliki rasa toleran dan berbagai kepada sesama yang membutuhkan. Zakat dapat membantu orang lain yang tidak mampu dan mampu mengurangi kecemburuan sosial.

Orang yang berzakat dapat menyucikan hartanya dan orang yang menerimanya juga akan bersyukur masih ada orang yang memperhatikan mereka. Melalui zakat, umat Islam dapat belajar untuk selalu mengingat sesame sehingga nantinya tidak hanya berzakat saja tapi melakukan amal sosial yang lain seperti bersedekah. Memberikan sesuatu pada orang yang membutuhkan menjadi salah satu wujud rasa syukur kita atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

5. Haji

Rukun Islam yang kelima adalah haji. Keutamaan Ibadah Haji ini merupakan Syarat Wajib Haji sekali dalam seumur hidup bagi yang mampu. Tak semua orang bisa melakukan ibadah haji karena masalah tak memiliki harta yang cukup atau dalam keadaan sakit. Ibadah haji sendiri merupakan ibadah fisik yang membutuhkan kesehatan yang prima sehingga dapat melakukannya dengan baik. Ibadah haji sendiri ada beberapa jenis, misalnya haji ifrad, haji tamattu’, dan haji qiran.

Haji ifrad merupakan haji menyendiri baik menyendirikan haji ataupun menyendirikan umrah. Karena yang wajib adalah Ibadah haji maka pada haji ifrad yang didahulukan adalah ibadah hajinya.(Baca : Keutamaan Ibadah Umroh)Haji tamattu’ merupakan haji yang bersantai yaitu dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan haji, lalu baru melaksanakan ibadah haji di tahun yang sama.(Baca : Pengertian Mahram)Haji qiran merupakan haji yang menggabungkan antara ibadah haji dengan ibadah umrah. Orang yang berhaji qiran melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai. Pada ibadah yang satu ini berarti melakukan dua thawaf dan dua sa’i.

Rukun Haji atau perbuatan yang wajib dilakukan saat berhaji

Ihram ; Ihram merupakan niatan untuk masuk manasik haji. Wajib ihram mencakup ihram dari miqot, tidak memakai pakaian berjahit yang menunjukkan lekuk badan serta bertalbiyah.(Baca : Muhrim Dalam Islam)Wukuf di Arafah ; Wukuf di Arafah cukup penting karena bagi yang luput dari wukuf di Arafah maka hajinya menjad tidak sah. Wukuf sendiri berarti hadir di daerah di Arafah walau dalam keadaan tidur, sadar, duduk, berjalan, atau berkendara.Tawaf ifadah ; Tawaf berarti mengitari Ka’bah sebanyak tujuh kali. Syarat melakukan tawaf yaitu berniat, suci dari hadats, menutup aurat, di dalam masjid walau jauh dari Ka’bah, Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang tawaf, tawaf dilakukan tujuh kali, dilakukan berturut-turut tanpa ada selang jika tak ada hajat, dan memulai tawaf dari Hajar Aswad.Sa’i ; Sa’i yaitu berjalan antara Safa dan Marwah untuk beribadah. Syarat Sa’i yaitu berniat, berurutan, dilakukan berturut-turut, menyempurnakan sampai 7 putaran, dan dilakukan setelah melakukan tawaf yang shahih.Mencukur rambut di kepala atau memotong sebagian

Kegiatan yang dilakukan dalam ibadah haji menurut waktunya

Sebelum 8 Zulhijah melakukan tawaf haji di Masjidil HaramPada 8 Zulhijah para jamaah haji bermalam di mina.Pada 9 Zulhijah pagi harinya para jamaah pergi ke Arafah. Di sana pada jamaah melakukan wukuf sampai maghrib datang.Pada 10 Zulhijah setelah pagi harinya di Muzdalifah lalu jamaah menuju ke Mina untuk melakukan Jumrah Aqobah.Pada 11 Zulhijah para jamaah melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, kedua, dan ketiga.Pada 12 Zulhijah para jamaah melempar jumrah sambungan.Sebelum pulang ke negara masing-masing para jamaah melakukan tawaf Wada’ atau tawaf perpisahan.

Haji yang dilakukan dengan baik tidak hanya membuat seseorang mendapatkan pahala saat beribadah saja namun dapat membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Saat sudah kembali ke negara asalnya maka seseorang yang telah berhaji seharusnya menjadi seorang muslim yang lebih taat dan berakhlak mulia.

Rukun Iman

Rukun Iman adalah pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Jumlah rukun iman ada 6 (enam). Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Jibril yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab.
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah keyakinan dalam hati, perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.
6 Rukun Iman yaitu:

Iman kepada Allah.Iman kepada para malaikat Allah.Iman kepada kitab-kitab Allah.Iman kepada Rasul AllahIman kepada Hari Kiamat (Hari Akhir)Iman kepada Qada dan Qadar.

1. Iman Kepada Allah

Mengimani adanya Allah.Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak untuk disembah selain Allah SWT dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.Mengimani (al-Asma’ul Husna) semua nama dan sifat Allah yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, mempertanyakan, memalingkan makna, dan menyerupakan-Nya.

2. Iman kepada para malaikat Allah

Kita wajib beriman tentang adanya malaikat, mereka adalah ciptaan Allah SWT yang dibuat dari cahaya dan selalu taat kepada perintah Allah.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah
Kita harus yakin bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya, bukan ciptaan-Nya. Karena ucapan (kalam) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Allah telah menurunkan 4 kitab yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan kitab Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab terdahulu.

4. Iman kepada para rasul Allah
Rukun iman ke 4 adalah beriman kepada Allah, kita wajib mengimani bahwa ada laki-laki dari kalangan manusia yang Allah SWT pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan makhluk-Nya. Kita wajib mengetahui 25 nabi dan rasul, pembuka para nabi adalah nabi adam dan penutup para nabi adalah Muhammad SAW.

5. Iman kepada hari kiamat (hari akhir)
Mengimani segala sesuatu yang terjadi di alam barzakh (alam antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat atau siksa). Mengimani tanda-tanda kiamat, hari kebangkitan di padang mahsyar, adanya hisab, misan, hingga berakhir di Surga atau Neraka.

6. Iman kepada Qada dan Qadar
Mengimani semua kejadian yang baik maupun yang buruk berasal dari Allah SWT. Mengimani bahwa Allah SWT yang menghendaki segala sesuatu terjadi di alam semesta. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.

Makna 6 Rukun Iman

1. Makna iman kepada Allah

Yakin bahwa penciptaan manusia adalah kehendak Allah, tidak ada makhluk lain yang ada di alam semesta tanpa pengetahuan AllahAllah yang memberikan rezeki kepada semua makhlukYakin bahwa hanya Allah yang patut disembah dan kepada-Nya segala ibadah ditujukanMeyakini Asmaul Husna (sifat-sifat Allah)

2. Makna Beriman kepada Malaikat Allah

Mengimani wujud malaikat.Mengimani nama-nama malaikat yang diketahui dan tidak diketahui.Mengimani sifat malaikat.Mengimani tugas-tugas malaikat.

3. Makna beriman kepada Kitab-kitab Allah (Rukun iman ke 3)

Mengimani bahwa 4 kitab (Taurat, Injil, Zabur, dan kitab Al-Qur’an) datang dari AllahMengimani kitab tersebat secara rinci (tafshil) maupun garis besar (ijmal)Membenarkan segala hal yang tertulis dalam kitab yang masih asli (belum dirubah)Menjalankan hukum yang tertulis dalam Al-Qur’an

4. Makna beriman kepada Nabi dan Rasul

Meyakini Nabi dan Rasul adalah manusia utusan Allah sebagai kabar gembira dan ancaman.Mempercayai segala ajaran baik lisan maupun suri teladanMengikuti jejak Nabi dan Rasul

5. Makna beriman kepada hari akhir

Menyakini tanda-tanda akan datangnya kiamatMengimani hal gaib, seperti dibangkitkan nya manusia dari kubur, dikumpulkan di padang mansyar, hari pembalasan, nikmat dan siksa kubur, surga dan neraka.

6. Makna beriman kepada qada dan qadar

Mengimani bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik maupun buruk adalah kehendak Allah SWT.Namun keburukan tersebut tidak dinisbahkan kepada Allah, melainkan kepada makhluk.Allah menciptakan mudharat pastilah ada maslahat.

Senin, 18 Februari 2019

Makna Sabar

Salah satu tanda kehidupan manusia adalah dengan adanya ujian yang diberikan oleh Allah Subhana hua ta’ala untuk menguji seberapa besar keimanan dan ketakwaan kita dalam menghadapi ujian tersebut. Selain itu,  ujian-ujian yang kita hadapi juga akan menambah kedewasaan cara pikir dan cara bersikap kita dalam kehidupan sehari-hari sehingga dari tiap-tiap tingkatan ujian yang kita hadapi tersebut akan membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. (Baca juga: Cinta Sejati Dalam Islam; Keutamaan Menjaga Lisan dalam Islam)

Semua orang mengetahui hal tersebut dan semua orang juga menyadari bahwa ujian dan masalah dalam hidup harus kita hadapi dengan bijak dan penuh dengan kesabaran, supaya dapat merasakan dan memetik hikmah serta menjadi pribadi yang lebih dewasa juga lebih beriman. Namun tidak semua orang mampu menerapkan kesabaran dalam setiap ujian dan masalah yang dihadapainya. Banyak orang yang justru lepas kendali saat menghadapi ujian dan malah kehilangan kesabaran bahkan mengambil solusi yang tidak diridhai oleh Allah. (Baca juga: Ciri-Ciri Wanita Penghuni Neraka; Doa Ketika Rindu Seseorang)

Karena sabar bukanlah perkara yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam masalah dan ujian yang harus kita hadapi. Karena sabar adalah mengenai bagaimana kita menahan atau bertahan, yakni menahan diri dari rasa gelisah, cemas, amarah, menahan lidah dari keluh kesah, dan menahan anggota tubuh dari kekacauan yang mungkin terjadi dari berbagai sebab baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain.

Kemudian jika kita tidak dapat bersabar dalam menghadapi setiap masalah dalam kehidupan, maka hal buruknya tidak akan menimpa diri kita tapi juga banyak orang d sekitar kita yang mungkin tidak tahu-menahu tentang apa yang tengah kita hadapi. Seperti ketika kita kehilangan sabar saat sedang berkendara dan menunggu lampu merah, kemudian kita langsung menerobos lampu merah tersebut sedangkan dari arah lain ada kendaraan yang akan melintas maka hal tersebut bisa jadi kecelakaan dan membahayakan banyak nyawa di sekitar lampu merah tersebut. Hanya karena ketidak sabaran, hanya karena ketidak mampuan kita dalam menahan diri dari rasa serba ingin cepat.

Sabar dalam agama Islam memiliki keutamaan dan manfaat yang sangat besar. Karena sabar adalah termasuk perilaku mulia yang sangat perlu untuk di lakukan oleh seluruh umat. Dengan sabar maslah yang kita hadapi jadi terasa lebih ringan, dengan sabar masalah yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan lebih efektif, dengan sabar masalah yang kita hadapi dapat diselesaikan tanpa menyisakan rasa sakit hati atau menimbulkan rasa sakit hati lainnya, dengan sabar pula kita akan senantiasa menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan tentram tanpa merasa gelisah apalagi bermuram hati.

Sabar sendiri terbagi dalam tiga perkara di kehidupan sehari-hari, yang pertama adalah sabar dalam ketaatan kepada Allah; kemudian yang kedua adalah sabar dalam menjauhi kemaksiatan; dan yang terakhir adalah sabar dalam menghadapi takdir Allah.

Yang dimaksud dengan sabar dalam ketaatan kepada Allah adalah bagaimana kita tetap menjaga kesabaran dalam menjalani kehidupan dan mengamalkan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas dan secara kontinu kemudian di niatkannya hanya untuk mendapatkan ridha Allah subhana hua ta’ala.

Dalam surat Yusuf ayat 53 Allah berfirman:

۞وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٥٣

Artinya:

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS Yusuf : 53).

Kemudian dalam hadis juga dijelaskan bahwa:

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim)

Kemudian yang dimaksud dengan sabar dalam menjauhi kemaksiatan adalah bagaimana kita diharuskan untuk menjaga kesabaran dan hawa nafsu untuk menghindari kemaksiatan.  Abdullah bin Mas’ud radhiAllahu anhu berkata bahwa:

”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) melihat dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.” (HR. Bukhari).

Sedangkan maksud dari sabar dalam menghadapi takdir Allah adalah bagaimana kita menghadapi takdir Allah dengan sabar dan bijak. Takdir yang menimpa manusia bisa merupakan takdir yang menyenangkan dan takdir yang menyedihkan atau berupa musibah. Kedua perkara takdir tersebut harus hadapi dengan penuh rasa syukur dan rasa sabar.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua perkara (yang menimpanya) adalah kebaikan baginya dan tidaklah hal ini terjadi kecuali hanya pada diri seorang mukmin. Jika dia mendapat kebahagiaan dia bersyukur maka hal ini adalah baik baginya. Dan jika tertimpa musibah dia bersabar maka itu juga baik baginya.” (HR. Muslim).

Begitu pentingnya sabar dalam untuk diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, Bahkan kata sabar ini telah disebutkan dalam Al-Qur’an hingga mencapai sebanyak 74 kali. (Baca juga: Cara Menghilangkan Dendam dalam Islam; Ghibah yang Diperbolehkan dalam Islam)

Salah satunya adalah seperti dalam surat al-baqarah ayat 45, sebuah firman Allah mengenai perintah untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong utama bagi setiap masalah ataupun ujian yang tengah kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ayat ini berbunyi:

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ ٤٥

Artinya:

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´. (Al-Baqarah : 45)

Kemudian dalam surat Thaahaa ayat 132 juga menjelaskan tentang perintah Allah subhana hua ta’ala akan kewajiban manusia untuk mendirikan shalat serta menerapkan kesabaran dalam mengerjakannya dan Allah akan memberi rezeki bahkan pertolongan kepada orang-orang yang bertaqwa. Allah berfirman:

وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡهَاۖ لَا نَسۡ‍َٔلُكَ رِزۡقٗاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ ١٣٢

Artinya:

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Thaahaa:132).

Keutamaan Sabar Dalam Islam

Selain telah tertuang dalam banyak surat-surat al-Qur’an yang secara khusus, dimana Allah memerintahkan langsung kepada umat untuk menerapkan sabar dalam setiap masalah yang dihadapi, perkara sabar juga memiliki banyak keutamaan dalam Islam baik keutamaan duniawi maupun keutamaan ukhrowi. Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan dari sifat sabar dalam agama Islam:

Orang yang sabar akan senatiasa bersama-sama Allah

Sabar adalah suatu tindakan mulia yang disukai oleh Allah, oleh karena itu siapapun orang yang selalu menerapkan dan mengusahakan kesabaran dalam menjalani kehidupannya akan lebih dicintai dan dekat dengan Allah Subhana hua ta’ala. Allah akan senantiasa memelihara kesabaran, menjaga, melindungi, dan menolong mereka dari setiap hal apapun yang menimpa mereka. (Baca juga: Adab Bertamu dalam Islam; Cara Mendidik Anak Perempuan Menurut Islam)

Apresiasi berupa predikat taqwa kepada orang-orang yang bersabar dalam menghadapi ujian Allah

Selain senantisa melindungi dan meridhai orang-orang yang bersabar, Allah juga akan memberikan sebuah apresiasi yang luar biasa berupa predikat taqwa dari Allah subhana hua ta’ala.

Hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah dari surat al-Qur’an  Al-Baqarah ayat 177 yang berbunyi:

۞لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ١٧٧

Artinya:

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Al-Baqarah : 177)

Kemudian dalam surat Ali Imran ayat 125 yang berbunyi:

بَلَىٰٓۚ إِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ وَيَأۡتُوكُم مِّن فَوۡرِهِمۡ هَٰذَا يُمۡدِدۡكُمۡ رَبُّكُم بِخَمۡسَةِ ءَالَٰفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُسَوِّمِينَ ١٢٥

Artinya:

Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. (Ali Imran : 125)

Bersabar adalah ladang pahala tanpa batas

Dalam surat az Zummar ayat 10 dijelaskan bahwa Allah subhana hua ta’ala senantiasa akan memberikan balasan luar biasa kepada mereka berupa pahala yang lebih baik dan tanpa batas, dimana pahala tersebut hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bersabar dalam menghadapi ujiannya.

قُلۡ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡۚ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٞۗ وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ ١٠

Artinya:

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS Az Zummar:10)

Kemudian dalam surat al Qashash ayat 80 juga menjelaskan hal serupa, yang berbunyi:

وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ وَيۡلَكُمۡ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لِّمَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحٗاۚ وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَ ٨٠

artinya:

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”. (QS Al Qashash:80)

Serta dalam surat an-Nahl ayat 96 yang berbunyi:

مَا عِندَكُمۡ يَنفَدُ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ بَاقٖۗ وَلَنَجۡزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓاْ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٦

Artinya:

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S. an-Nahl : 96).

Allah menjanjikan kabar gembira bagi Orang-orang yang sabar

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٥

Artinya:

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS Al Baqoroh:155).

Orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang mulia

Kemuliaan bagi orang-orang sabar ini dituangkan dalam surat Asy Syura ayat 43

وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ ٤٣

Artinya:

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (QS Asy Syura:43).

Orang-orang yang bersabar akan dapat mengambil hikmah

Dalam surat Ibrahim ayat 5 dijelaskan bahwa hanya orang-orang yang mampu menerapkan kesabaranlah yang nantinya akan mampu memetik nikmat hikmat atau pelajaran yang bermanfaat dari masalah-masalah dan ujian hidup yang dihadapinya. Ayat ini berbunyi:

وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا مُوسَىٰ بِ‍َٔايَٰتِنَآ أَنۡ أَخۡرِجۡ قَوۡمَكَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ وَذَكِّرۡهُم بِأَيَّىٰمِ ٱللَّهِۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّكُلِّ صَبَّارٖ شَكُورٖ ٥

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah”. Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyuku. (QS Ibrahim:5).

Orang sabar akan memperoleh keberuntungan, keselamatan

Sesungguhnya kesabaran itu akan mendatangkan keberuntungan dan meminimalisir rasa takut dari ketakutan apapun serta sangat berpeluang untuk masuk surganya Allah bagi siapapun yang menerapkannya.

Sabar mewariskan derajat kepeloporan dan kepemimpinan

Sifat sabar adalah salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin terlebih dalam hal agama. Hal ini dijelaskan dalam surat as-Sajdah ayat 24 yang berbunyi:

وَجَعَلۡنَا مِنۡهُمۡ أَئِمَّةٗ يَهۡدُونَ بِأَمۡرِنَا لَمَّا صَبَرُواْۖ وَكَانُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا يُوقِنُونَ ٢٤

Artinya:

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS As-Sajdah:24)

Sabar merupakan bagian dari iman

Kesabaran sangat berhubungan dengan keimanan dan amal shalih seseorang, jika diibaratkan Kedudukannya kepala yang merupakan bagian terpenting untuk dimiliki oleh tubuh kita, maka tiada artinya jika keimanan kita tanpa adanya kesabaran dalam diri kita.

Sabar membuat kita lebih peka terhadap kekuasaan Allah subhana hua ta’ala

Dengan menerapkan kesabaran dalam setiap ujian hidup maka akan menjadikan kita manusia yang lebih peka terhadap apa-apa yang menjadi kekuasaan dan keagungan Allah sang pencipta seluruh alam ini. Hal ini dijelaskan dalam surat Asy-Syura ayat 32-33 yang berbunyi:

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِ ٱلۡجَوَارِ فِي ٱلۡبَحۡرِ كَٱلۡأَعۡلَٰمِ ٣٢ إِن يَشَأۡ يُسۡكِنِ ٱلرِّيحَ فَيَظۡلَلۡنَ رَوَاكِدَ عَلَىٰ ظَهۡرِهِۦٓۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّكُلِّ صَبَّارٖ شَكُورٍ ٣٣

Artinya:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung; Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur. (Asy-Syura : 32-33)

Sabar selalu mendatangkan hal-hal baik dlam kehidupan, bahkan meskipun kita tengah menghadapi masalah maupun ujian dalam kehidupan. Karena setiap masalah dan ujian yang kita hadapi pasti akan mendatangkan hikmah dan kebaikan dalam diri dan kehidupan kita. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis:

Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu’min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)

Sabar sebagai cobaan bagi manusia

Seperti yang tertuang dalam pembahasan awal bahwa Allah menilai keimanan kita dari ujian-ujian yang diberikan kepada kita, apakah kita menghadapinya dengan sabar dan selalu melibatkan Allah atau bahkan sebaliknya, kehilangan kesabaran dan mengambil jalan yang salah.

Keimanan yang tinggi di hadapan Allah adalah ia yang mampu menghadapi ujian dengan sabar sehingga Allah memberikan ia cobaan yang lebih keras, sedangkan jika keimanannya lemah maka Allah akan memberikan cobaan yang lebih ringan.

Hal ini dijelaskan dalam hadis, bahwa:

“Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya.

Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya”. (hadis Ibnu Majah)


Kemudian dalam surat Muhammad ayat 31 juga dijelaskan tentang bagaimana Allah akan menguji manusia-manusia yang berjihad dan bersabar. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَنَبۡلُوَنَّكُمۡ حَتَّىٰ نَعۡلَمَ ٱلۡمُجَٰهِدِينَ مِنكُمۡ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَنَبۡلُوَاْ أَخۡبَارَكُمۡ ٣١

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu (Q.S. Muhammad : 31)


Demikianlah artikel mengenai keutamaan sabar dalam islam kali ini. Kesabaran adalah perkara yang tidak mudah namun menjanjikan kejayaan dan ketenteraman hati di dunia bahkan hingga di akhirat nanti. Oleh karena itu sabar sangat perlu untuk diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.


Semoga dengan membaca artikel ini dapat menambah khazanah keilmuan serta ketakwaan maupun keimanan kita semua khususnya dalam hal kesabaran karena sabar tidak hanya suatu perkara untuk menerima masalah maupun menahan di dari emosi yang kita rasakan saat menghadapi suatu masalah tapi juga perkara untuk lebih meningkatkan kualitas diri dalam berbagai aspek baik dari segi keimanan, ketaqwaan, kedewasaan, dan lainnya.

Meneladani Sifat Rosul

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 21).

Salah satu nikmat besar Allah kepada manusia adalah diutusnya Muhammad s.a.w. sebagai nabi dan rasul-Nya. Hal mana peringatan hari kelahiran (maulid) beliau akan diperingati oleh ummat Islam beberapa hari yang akan datang. Siapakah Muhammad s.a.w. itu? Allah memperkenalkan beliau kepada kita dengan firman-Nya:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (Q.S. At-Taubah [9]: 128).

Dengan ungkapan lain, beliau adalah sosok pribadi yang santun, peduli (caredan concern) terhadap permasalahan ummatnya, ber-empati, dan lemah lembut). Beruntunglah kita memiliki panutan sejati yang mempunyai perfect personality. Untuk itu, masih adakah orang mukmin yang berpaling dari beliau dan (justru) mencari idola palsu dan tokoh ikutan lain bagi kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat? Sungguh, hal itu adalah kebodohan yang nyata.

Pertanyaan kedua adalah: apa misi diutusnya Muhammad s.a.w. kepada segenap manusia? Allah menjelaskannya sebagai berikut:

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi; pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan; untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya; dan untuk jadi cahaya yang menerangi”. (Q.S. Al-Ahzab [9]: 45-46).

Di surat yang lain Allah berfirman (yang artinya):

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama, meskipun orang musyrik membenci”. (Q.S. Ash-Shaf [61]: 9).

Beliau juga diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.

Kemudian, mengapa kita mesti meneladani pribadi Rasulullah s.a.w.? Beliau adalah sosok pribadi paripurna. Allah s.w.t. memuji beliau:

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Q.S. Al-Qalam [68]: 4).

Apa sifat-sifat utama Muhammad s.a.w. yang harus kita teladani?

Sifat pertama, shidq (benar/jujur, dalam perkataan maupun perbuatan). Allah s.w.t. menyandingkan perintah bertakwa dengan perintah mengikuti orang-orang yang bersifat shidq.

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (Q.S. At-Taubah [9]: 119).

Mengapa kita sebagai ummat Muhammad harus meneladani sifat shidq beliau? Pertama, sebagai mukmin, kita berkewajiban berdakwah (mengajak manusia kepada jalan Allah) sesuai dengan peran dan kapabilitas masing-masing. Dan untuk itu tidak mungkin kita menyampaikan sesuatu yang dusta (tidak sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya). Kedua, kebenaran dan kejujuran adalah pilar utama kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, janganlah sekali-kali berbohong, meski dengan maksud iseng, apalagi berbohong/berdusta terhadap (ajaran) Allah dan Rasul-Nya.

Nabi s.a.w. memperingatkan kita: jujur mengantarkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan kepada surga. Sebaliknya, dusta mengantarkan kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan kepada neraka.

Cara untuk mencegah dan menghindarkan diri dari dusta antara lain dengan berbicara seperlunya, tidak berlebihan dalam mengobrol dan melucu. Orang beriman memang mestinya berkata benar, atau (jika tidak dapat) lebih baik diam. Begitu nasihat Rasul. (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Sifat kedua, amanah (amanat, dapat dipercaya). Allah s.w.t. berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”. (Q.S. An-Nisa’ [4]: 58).

Ingatlah misalnya ketika Muhammad s.a.w. ikut menyelesaikan permusuhan di antara kaum Quraisy pada masa jahiliyah, yang membuahkan kesepakatan Hilf al-Fudhul. Perhatikan juga contoh teladan beliau ketika menjalankan bisnis Siti Khadijah (sebelum beliau menikah); juga ketika beliau mendamaikan para pemuka Quraisy yang bertikai tentang masalah siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad di bangunan Ka’bah yang baru direnovasi. Semua itu menjadikan beliau dijuluki Al-Amien (yang dapat dipercaya) oleh kaumnya.

Shidq dan amanah adalah ciri utama orang beriman. Sebaliknya, dusta dan khianat adalah sifat orang munafik. Sifat amanah niscaya penting dan menjadi tuntutan utama setiap profesi.

Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seorang pedagang yang amanah dan jujur (kelak di akhirat) berada bersama dengan para nabi, ash-shiddiqin, para syuhada’, dan orang-orang shalih.” (H.R. At-Tirmidzi)[4]

Sifat ketiga, tabligh (menyampaikan hal yang diperintahkan untuk disampaikan, tidak menyembunyikannya).

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”.(Q.S. Al-Maidah [5]: 67).

“Dan janganlah kamu (Bani Israil) campuradukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu[5], sedang kamu mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 42).

Allah s.w.t. mengancam orang-orang yang menyembunyikan kebenaran dengan hukuman dan siksa: [1] dilaknat oleh Allah dan semua makhluk (Q.S. Al-Baqarah [2]: 159); [2] masuk neraka (Q.S. Al-Baqarah [2]: 174).

Dalam bidang pendidikan dan/atau keilmuan, Nabi s.a.w. bersabda (yang artinya): “Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dia tidak mau menjawab (menyembunyikannya), niscaya dia di hari kiamat akan dikekang dengan tali kekang dari api neraka”.

Keempat, fathanah (cerdas, cerdik, dan pandai). Kecerdasan dan kepadaian (pencapaian derajat ilmiah) itu niscaya perlu, bahkan terpuji.

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11).

Telah maklum dan diakui bahwa setiap bidang kehidupan memerlukan ilmunya yang tersendiri. Ilmu dibutuhkan oleh manusia sebagai individu maupun sebagai komunitas masyarakat. Ilmu juga dibutuhkan dalam rangka beribadah dan memahami petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Hanya saja, ilmu itu haruslah bermanfaat (dalam pengertian produktif dan konstruktif), terutama untuk membangun bangsa dan negara yang aman, damai, sejahtera, adil, dan beradab (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur). Sebutan negara dan bangsa maju (developed countries, super power, dan lain-lain) selalu merujuk kepada tingginya pencapaian ilmu pengetahuan dan tekonologi.

Untuk itu kita, bangsa Indonesia, mestilah segera dan senantiasa meneladani sifat fathanah Rasul itu, dan mengabdikannya bagi kejayaan ummat dan bangsa. Tinggalkan dan jauhkan sikap yang kontra ilmiah, seperti: takhayul (mistik), percaya kepada dukun atau tukang ramal, dan sebagainya. Jadilah pribadi dan bangsa yang rasional di bawah sinar iman dan bimbingan wahyu.

Sekalipun begitu jelas sifat-sifat pribadi Rasul s.a.w. yang amat mulia itu, kaum kafir Quraisy, yang di hati mereka ada penyakit dengki, justru melakukan character assasination dan black campaign dengan melontarkan tuduhan bahwa beliau s.a.w.: (1) gila (majnun); (2) tukang sihir (sahir); (3) dukun atau tukang tenung (kahin); dan (4) penyair (sya’ir). Kaum Yahudi Madinah juga berbuat hal serupa terhadap pribadi Nabi s.a.w. Perlakuan keji serupa juga pernah diterima oleh hampir setiap nabi dan rasul, sebagaimana Allah informasikan di dalam Al-Qur’an.

Oleh karena itu jika sekarang (masih) ada orang yang menghina Rasul, hal itu tidak lain adalah repetisi (pengulangan) dari apa yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah. Hanya saja bentuknya sekarang (sekilas) tampak ilmiah, dibungkus dengan dalih kebebasan berekspresi. Oknum yang melakukannya pun tak jarang bergelar profesor dan doktor. Mereka ini terhalang dari kebenaran karena kekafiran dan hamiyyat al-jahiliyyah mereka sendiri.

Kita, kaum muslimin, kini menghadapi al-ghazw al-fikry (perang pemikiran). Tantangan ini harus dihadapi dengan pikiran jernih dan hati tenang. Sikap emosional dan fanatik buta justru hanya akan membentuk stigma dan citra buruk terhadap Islam dan ummatnya.

Akhirnya, dengan spirit meneladani sifat-sifat mulia itu marilah kita peringati maulid Rasulullah Muhammad s.a.w., agar kita benar-benar memperoleh manfaat darinya.

Sebagai penutup khutbah, marilah kita renungkan firman Allah s.w.t. berikut ini:

Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjadikan jengkel hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Fath [48]: 29).

Wallahu a’lam bish-shawab