Tampilkan postingan dengan label Sholat tahajud. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sholat tahajud. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Januari 2019

Waktu-waktu Sholat Tahajud

Batas waktu sholat tahajud menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan oleh banyak orang yang berniat untuk melakukan sholat sunnah ini, karena sholat ini dilaksanakan ketika semua orang sedang beristirahat. Sepertiga malam terakhir merupakan waktu terbaik jika dilihat dari apa yang di contohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Untuk pembahasan lengkapnya, berikut ini beberapa pembagian batas waktu shalat tahajud.
1. Di Sepertiga Malam Pertama
Sholat Tahajud bisa dikerjakan pada di waktu sepertiga malam pertama, dan batas waktu sholat tahajud di sepertiga malam pertama pukul 22.00 malam, karena waktu sepertiga malam pertama ini terjadi setelah masuk waktu sholat isya sampai jam 22.00. Tetapi tetap harus diperhatikan mengenai syarat mengerjakan sholat tahajud ini, yakni haruslah terbangun dari tidur terlebih dahulu, walaupun hanya sekedar tertidur sekejap.
2. Di Sepertiga Malam Kedua
Adapun Batas Mengerjakan Sholat Tahajud di waktu sepertiga malam kedua terjadi di Tengah Malam (dini hari), karena Rentang sepertiga malam kedua ini antara pukul 22.00 hingga 01.00. Perlu kalian ketahui sebagai pembaca muslim dan muslimah bahwa waktu sholat tahajud di Sepertiga malam kedua ini dipercaya memiliki fadhilah serta keistimewaan untuk mereka yang berhasil melakukan sholat tahajud.
3. Di Sepertiga Malam Ketiga
Di waktu sepertiga malam terakhir merupakan waktu yang paling utama untuk melakukan sholat tahajud. Rentang waktunya untuk waktu sepertiga malam terakhir adalah mulai pukul 01.00 hingga sebelum memasuki waktu subuh, sehingga batas waktu menunaikan sholat tahajud ini sebelum masuk waktu sholat wajib subuh sekitar jam 04.00 pagi.
Sepertiga malam terakhir inilah yang kemudian menjadi waktu paling utama untuk mengerjakan suatu amalan atau ibadah sunnah lainnya seperti sholat tahajud. Dengan cara memilih waktu yang paling utama ini, harapannya adalah agar fadhilah yang terdapat dalam sepertiga malam terakhir bisa diraih dan apa yang menjadi hajat (permohonan) kalian bisa dikabulkan oleh Allah SWT.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda : ” Setiap malam Allah SWT turun ke langit dunia sampai tersisa sepertiga malam yang terkahir. Ia (Allah) pun berkata, “Adakah hamba-Ku yang meminta sehingga pasti aku berikan apa yang dia minta? Adakah hamba-Ku yang berdoa hinga pasti Aku kabulkan doanya? Adakah hamba-Ku yang beristihgfar sehingga Aku ampuni dosanya ? ”.
Kesimpulannya adalah Sholat Sunnah Tahajud ini bisa dikerjakan kapan saja di Malam Hari, asalkan dari masuk Waktu Sholat Isya sampai sebelum masuk Waktu Sholat Subuh dan dengan syarat harus tidur terlebih dahulu, walau tidurnya hanya sebentar saja.

Jumat, 18 Januari 2019

Tata Cara Sholat Tahajud

Ibadah di waktu malam adalah ibadah paling tepat untuk membangun kekuatan mental manusia. Allah berfirman,
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلا
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. al-Muammil: 6)
Kerena itulah, sejak masa silam, para orang soleh memiliki kebiasaan bermunajat dengan Allah di malam hari.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ
“Lakukanlah qiyamul-lail, karena ini kebiasaan orang-orang soleh sebelum kalian.” (HR. Turmudzi dan dihasankan al-Albani)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan menyebut shalat tahajud sebagai shalat yang paling afdhal, setelah shalat wajib. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاةُ اللَّيْلِ
Shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam. (HR. Muslim)
Allah juga perintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melaksanakan tahajud, sebagai tambahan kewajiban untuk beliau,
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. al-Isra: 79)
Ini semua menunjukkan, shalat tahajud dan shalat malam adalah shalat yang sangat istimewa dalam islam.

Waktu Shalat Malam

Waktu shalat malam adalah antara setelah isya’ sampai subuh. Shalat malam (qiyamul lail) boleh dikerjakan di awal malam, pertengahan malam, atau akhir malam. Ini semua pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sahabat Anas bin Malik – yang pernah menjadi pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam– menceritakan,
مَا كُنَّا نَشَاءُ أَنْ نَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اللَّيْلِ مُصَلِّيًا إِلَّا رَأَيْنَاهُ
“Setiap kami bangun agar ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat malam, pasti kami bisa melihat beliau shalat.” (HR. Bukhari 1141 dan an-Nasai 1627).
Artinya, kami bisa menjumpai shalat malam yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terkadang di awal malam, di pertengahan malam, dan terkadang di akhir malam.
Dan waktu paling utama untuk shalat malam adalah di akhir malam. Karena ini adalah waktu mustajab untuk berdoa. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kami –Tabaroka wa Ta’ala– akan turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do’a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan mengampuninya.” (HR. Bukhari 1145 dan Muslim 758).
Jika seusai tahajud masih ada waktu sisa, dianjurkan untuk tidur sejenak sebelum subuh, agar tidak mengantuk ketika shalat subuh.
Aisyah pernah ditanya mengenai shalat malam yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kata Aisyah,
كَانَ يَنَامُ أَوَّلَهُ وَيَقُومُ آخِرَهُ ، فَيُصَلِّى ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى فِرَاشِهِ ، فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَثَبَ ، فَإِنْ كَانَ بِهِ حَاجَةٌ اغْتَسَلَ ، وَإِلاَّ تَوَضَّأَ وَخَرَجَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidur di awal malam, lalu beliau bangun di akhir malam. Kemudian beliau melaksanakan shalat, lalu beliau kembali lagi ke tempat tidurnya. Jika terdengar suara muadzin, barulah beliau bangun kembali. Jika beliau sempat melakukan hubungan, beliau mandi. Dan jika tidak, beliau berwudhu lalu segera keluar ke masjid.” (HR. Bukhari 1146).

Apakah shalat tahajud harus tidur dulu?

Ada dua istilah umum untuk menyebut kegiatan ibadah di malam hari,
  1. Qiyam Lail
  2. Tahajud
Dalam ensiklopedi fiqh dinyatakan, qiyam lail lebih umum dari pada tahajud. Karena qiyam lail mencakup semua kegiatan ibadah di malam hari, baik berupa shalat, membaca Al-Quran, belajar mengkaji ilmu agama, atau dzikir.
Sementara tahajud hanya khusus untuk ibadah berupa sholat. Sementara ibadah lainnya, selain shalat, tidak disebut tahajud.
Karena itulah, sebagian ulama berpendapat untuk bisa disebut tahajud, harus tidur dulu. Sebagaimana keterangan ar-Rafi’i – salah satu ulama Syafii – dalam kitab as-Syarhul Kabir. Jika shalat itu dikerjakan sebelum tidur, tidak disebut tahajud, meskipun terhitung sebagai qiyamul-lail.
Meskipun ulama lainnya mengatakan, bahwa ini bukan syarat. Artinya, orang bisa langsung melakukan tahajud, sekalipun dia belum tidur.

Shalat Sunah Iftitah

Bagi yang bangun dari tidur untuk tahajud, disunahkan sebelum shalat malam, agar dibuka dengan 2 raka’at ringan terlebih dahulu. Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِيُصَلِّىَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika hendak melaksanakan shalat malam, beliau buka terlebih dahulu dengan melaksanakan shalat dua rak’at yang ringan.” (HR. Muslim 767)
Jumlah Raka’at Shalat Tahajud
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa mengerjakan shalat malam tidak lebih dari 11 atau 13 raka’at.
Aisyah menceritakan,
مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 raka’at.” (HR. Bukhari 3569 dan Muslim 738.)
Kemudian dalam hadis lain dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً . يَعْنِى بِاللَّيْلِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam 13 raka’at.” (HR. Bukhari  1138 dan Muslim 764)
Bolehkah Mengerajakan Shalat Malam Lebih Dari 11 Raka’at?
Jumlah rakaat shalat malam seperti yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah pembatasan. Seseorang boleh melakukan shalat malam kurang dari 11 rakaat, sebagaimana dia juga boleh mengerjakannya lebih dari 11 rakaat.
Al-Qodhi ‘Iyadh mengatakan,
وَلَا خِلَاف أَنَّهُ لَيْسَ فِي ذَلِكَ حَدّ لَا يُزَاد عَلَيْهِ وَلَا يَنْقُص مِنْهُ ، وَأَنَّ صَلَاة اللَّيْل مِنْ الطَّاعَات الَّتِي كُلَّمَا زَادَ فِيهَا زَادَ الْأَجْر ، وَإِنَّمَا الْخِلَاف فِي فِعْل النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا اِخْتَارَهُ لِنَفْسِهِ
“Tidak ada khilaf bahwa tidak ada batasan jumlah raka’at dalam shalat malam, tidak mengapa ditambah atau dikurang. Alasannya, shalat malam adalah bagian dari ketaatan yang apabila seseorang menambah jumlah raka’atnya maka bertambah pula pahalanya. Jika dilakukan seperti ini, maka itu hanya menyelisihi perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyelisihi pilihan yang beliau pilih untuk dirinya sendiri.” (Syarh Shahih Muslim, An Nawawi, 6/19)
Hanya saja ulama berbeda pendapat, mana yang lebih afdhal, mengerjakan shalat malam dengan jumlah rakaat sedikit namun bacaannya panjang, ataukah mengerjakan shalat dengan jumlah rakaat banyak, namun bacaannya pendek.
Kesimpulan yang tepat,
“Barangsiapa yang ingin memperlama berdiri dan membaca surat dalam shalat malam, maka dia bisa  mengerjakannya dengan raka’at yang sedikit. Namun jika ia ingin tidak terlalu berdiri dan membaca surat, hendaklah dia bisa memperbanyak jumlah raka’atnya.” (at-Tarsyid, Musthofa al-‘Adawi, hlm. 146 – 149)

Cara Mengerjakan Shalat Malam

Secara umum shalat dikerjakan 2 rakaat salam, 2 rakaat salam. Kemudian di penghujungnya ditutup dengan witir 1 rakaat.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah menceritakan, ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara shalat malam. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,
صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى
“Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.” (HR. Bukkhari 990 & Muslim 1782).
Karena itu, shalat malam sekaligus witirnya dikerjakan dengan jumlah rakaat ganjil. Bisa 3 rakaat, 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat atau 11 rakaat. Juga bisa lebih dari itu, dengan bilangan ganjil.
Berikut rincian tata caranya,
[1] Untuk shalat malam 11 rakaat
Dikerjakan 2 rakaat – 2 rakaat kemudian witir 1 rakaat di penghujungnya.
Aisyah menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللهِ – صلّى اللهُ عَليه وَسَلَّم – يُصَلِّي مِنَ اللَّيلِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَينَ كُلِّ رَكْعَتَينِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam 11 rakaat, salam di setiap 2 rakaat dan melakukan witir 1 rakaat. (HR. Muslim 736)
[2] Untuk shalat malam 9 rakaat
Dikerjakan 8 rakaat sekaligus, kemudian duduk tasyahud awal dan langsung berdiri ke rakaat ke-9, da duduk tasyahud akhir lalu salam.
Aisyah menceritakan,
كُناَّ نُعِدُّ لَهُ سِوَاكَهُ وَ طَهُوْرَهُ، فَيَـبْعَثُهُ اللهُ مَا شَاءَ أَنْ يَـبْعَثَهُ مِنَ الَّيْلِ، فَيَتَسَوَّكُ وَ يَتَوَضَأُ وَ يُصَلِى تِسْعَ رَكْعَةٍ لاَ يَـجْلِسُ فِيْهَا إِلاَّ فِي الثَّامِنَةِ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ، ثُمَّ يَنْهَضُ وَ لاَ يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّى التَّاسِعَةَ، ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللهَ وَ يَحْمَدُهُ وَ يَدْعُوْهُ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيْمًا يُسْمِعْناَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِمُ وَ هُوَ قَاعِدٌ
“Kami dahulu biasa menyiapkan siwak dan air wudhu untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Allah bangunkan beliau di malam hari. Beliau langsung bersiwak kemudian berwudhu. Lalu beliau mengerjakan shalat malam 9 rakaat, tidak duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan, lalu membaca tasyahud kemudian bangkit dan tidak salam. Beliau berdiri ke rakaat ke-9, kemudian duduk tahiyat akhir, membaca tasyahud lalu salam dengan suara yang didengar oleh kami. Kemudian beliau melakukan shalat lagi 2 rakaat dengan posisi duduk.” (HR. Muslim 737).
[3] Untuk shalat 7 rakaat
Dikerjakan 7 rakaat sekaligus tanpa tasyahud awal, dan hanya duduk tasyahud akhir
Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan cara shalat malam yang dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَلَمَّا أَسَنَّ نَبِيُ اللهِ – صَلّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّم – وَأَخَذَهُ اللَّحْمُ أَوتَرَ بِسَبْعٍ… لَا يَقْعُدُ إِلَّا فِي آخِرِهِنَّ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah berusia lanjut, dan sudah mulai gemuk, beliau melakukan witir 7 rakaat… tidak duduk kecuali di akhir shalat. (HR. Muslim 746)
Bisa juga duduk tasyahud awal di rakaat keenam, kemudian bangkit lagi ke rakaat ketujuh lalu salam. Sebagaimana yang diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, dalam hadis shahih yang diriwayatkan Ibnu Hibban.
[4] Untuk shalat 5 rakaat
Dikerjakan 5 rakaat sekaligus dan hanya duduk di tasyahud akhir
Dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بـِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ
Siapa yang ingin mengerjakan witir 5 rakaat, silahkan. Siapa yang hendak witir 3 rakaat, silahkan… (HR. Abu Daud 1422)
Dan Aisyah pernah menceritakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir 5 rakaat sekaligus, dengan hanya duduk tasyahud akhir. (HR. Muslim 1754)
[5] Untuk shalat 3 rakaat
Dikerjakan dengan cara yang tidak mirip dengan shalat maghrib.
Bisa dengan 3 rakaat sekaligus, atau 2 rakaat salam, kemudian sahalat lagi 1 rakaat.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menceritakan witir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang 3 rakaat,
كَانَ النَّبِيُّ – صَلّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّم – يَفْصِلُ بَيْنَ الشَّفْعِ وَالوِتْرِ بِتَسْلِيمٍ يُسْمِعُنَاهُ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memisahkan antara rakaat genap dan rakaat ganjil, dengan salah yang beliau keraskan agar kita dengar. (HR. Ahmad 2/76, Ibnu Hibban 2433 dan dinilai kuat oleh Ibnu Hajar).
Bisa juga dengan dikerjakan 3 rakaat sekaligus. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis dari Abu Ayub radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ
“Siapa yang hendak witir 3 rakaat, silahkan…” (HR. Abu Daud 1422)

Qodho’ Shalat Tahajud karena Udzur

Bagi orang yang tidak melaskanakan shalat tahajud karena udzur seperti ketiduran atau sakit, boleh mengqodho’nya di siang hari sebelum Zhuhur.
Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا فَاتَتْهُ الصَّلاَةُ مِنَ اللَّيْلِ مِنْ وَجَعٍ أَوْ غَيْرِهِ صَلَّى مِنَ النَّهَارِ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak sempat shalat malam karena sakit atau udzur lainnya, beliau mengqodho’nya di siang hari dengan mengerjakan 12 raka’at.” (HR. Muslim 746).
Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa shalat 11 rakaat, beliau melakukan qadha di waktu dhuha sebanyak 12 rakaat.
Demikian, Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkannya secara istiqamah…

Pengertian Sholat Tahajud

Shalat Tahajjud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah mengerjakan shalat Isya sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur, meskipun itu hanya sebentar.

Hukum Shalat Tahajjud adalah Sunnat Mu’akkad, yaitu sunnat yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan, karenanya maka Rasul SAW sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk senantiasa mengerjakan shalat Tahajjud. Karena dalam shalat Tahajjud terdapat keutamaan dan keistimewaan yang besar sekali. 
Beberapa dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga malam shalat tahajjud adalah Surat AL-MUZZAMMIL ayat 1 – 20. Berikut Saya ambil salah Satu petikan dari surat AL-MUZZAMMIL AYAT 20:

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang…..…Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Surat Ini menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu yang kiranya paling tepat untuk memohon doa. Maha Benar ALLAH dengan segala firmannya. Rasulullah SAW pun bersabda: “Kerjakanlah shalat malam, karena shalat malam itu kebiasaan orang-orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada TUHAN kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa) mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan (HR.Imam Tirmidji & Ahmad)

Kekuatan dan Keajaiban dalam Shalat Tahajud

Tahukah anda terdapat banyak kekuatan dan keajaiban dalam shalat tahajud kalau belum tahu mari kita bahas disini. Dengan melaksanakan Sholat tahajud secara ikhlas karena Allah SWT dan dengan rajin maka kita akan di mudahkan dalam menghadapi kehidupan di jaman sekarang yaitu cara cepat kaya dan bahagia dengan shalat tahajud.

Kenapa bisa dikatakan demikian??  Allah SWT menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan selalu mempunyai sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Allah Berfirman :

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 63-64)

Dalam sebuah hadist shahih :

Setan mengikat tiga ikatan tiga ikatan pada tengkuk kepala setiap orang diantara kalian ketika tidur . Pada setiap tali setan berseru (dengan bisikan halus),” Lewatilah malam yang panjang ini dan tidurlah! ” Jika ia bangun karena ingat Allah swt,lepaslah satu ikatan . Jika kemudian ia berwudhu,lepaslah satu ikatan lagi . Jika kemudian ia shalat,maka lepaslah semua ikatan itu,sehingga pada paginya,ia akan giat bekerja (sehingga menjadi kaya) dan jiwanya baik (sehingga menjadi bahagia) . Jika ia tidak melakukan semua itu,maka pada paaginya,jiwanya akan tidak baik (sehingga tidak akan bahagia) dan ia akan malas bekerja (sehingga tidak akan kaya) . (HR Bukhari,Muslim ,dan Abu Dawud) .

Hadist tersebut menjelaskan bahwa melakukan tahajud akan membuat kita menjadi kaya (karena giat bekerja) dan (bahagia karena berjiwa baik) . Tidak semua orang yang melakukan shalat tahajud lantas menjadi kaya dan atau bahagia . Tidak sedikt yang justru tenggelam (menjadi miskin dan kian sengsara) dalam tahajud . Lantas apa yang keliru dari shalat tahajud yang mereka jalankan secara rutin?

Jawabannya,mungkin ada pada penilaian kita terhadap kualitas shalat tahajud yang kita kerjakan . Kita cenderung mengira bahwa sholat tahajud yang kita kerjakan sudah benar dan sempurna,padahal itu keliru . 

Rasulullah saw,bersabda :
Sesungguhnya pelaku ibadah itu mengira telah menegakkan shalat (seutuhnya),padahal tidaklah tertulis baginya,kecuali setengah shalat,atau sepertiganya,atau seperempatnya,atau seperlimanya sampai sepersepuluhnya . (HR Ahmad dan Abu Daud).

Terhadap sabda Rasulullah saw tersebut,seorang sahabat bernama Ammar bin Yasir ra . Menerangkan : Yang dicatat untuk dia (si pelaku ibadah) dari shalatnya hanyalah apa yang ia tegakkan dari shalat itu dengan akalnya . (HR Ahmad dan Abu Daud) .

Berikut ini adalah beberapa keajaiban shalat tahajud seperti berikut ini:

1. Shalat Tahajud sebagai tiket masuk surga …

Abdullah Ibn Muslin berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah Saw saat itu adalah, “Hai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkan lah shalat malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah).

2. Amal yang menolong di akhirat …

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, seraya mengambil apa yang Allah berikan kepada mereka. Sebelumnya mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya (di dunia), mereka adalah orang-orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah).” (QS. Az Zariyat: 15-18)

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud Insya Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak.

3. Pembersih penyakit hati dan jasmani …

Salman Al Farisi berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Dirikanlah shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, (shalat malam dapat) mendekatkan kamu kepada tuhanmu, (shalat malam adalah) sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah berbuat dosa, dan menghindarkan diri dari penyakit yang menyerang tubuh.” (HR. Ahmad)

4. Sarana meraih kemuliaan …

Rasulullah Saw bersabda, “Jibril mendatangiku dan berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukanlah apa keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya di muliakan orang lain.” (HR. Al Baihaqi)

5. Jalan mendapatkan rahmat Allah …

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun malam, lalu melaksanakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air di wajahnya. Juga, merahmati perempuan yang bangun malam, lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak, ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Daud)

6. Sarana Pengabulan permohonan …

Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa orang-orang yang menunaikan shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah Saw Bersabda,

“Dari Jabir berkata, bahwa nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya di malam hari , ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, Itu berlangsung setiap malam.” (HR. Muslim)

7. Penghapus dosa dan kesalahan …

Dari Abu Umamah al-Bahili berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Lakukanlah Qiyamul Lail, karena itu kebiasaan orang saleh sebelum kalian, bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.” (HR. At-Tirmidzi)

8. Jalan mendapat tempat yang terpuji …

Allah berfirman,

“Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’:79)

9. Pelepas ikatan setan …

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setan akan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan, menyebabkan kamu tidur dengan cukup lama. Apabila seseorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah, maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu maka akan terbukalah ikatan kedua, apabila di shalat akan terbukalah ikatan semuanya. Dia juga akan merasa bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan kekusutan jiwa.”

10. Waktu utama untuk berdoa …

Amru Ibn ‘Abasah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah! Malam apakah yang paling di dengar?”, Rasulullah Saw menjawab, “Tengah malam terakhir, maka shalat lah sebanyak yang engkau inginkan, sesungguhnya shalat waktu tersebut adalah maktubah masyudah (waktu yang apabila bermunajat maka Allah menyaksikannya dan apabila berdoa maka didengar doanya)” (HR. Abu Daud)

Tata Cara Sholat Tahajud

1. Raka'at pertama membaca surah Al Fatihah, setelah itu di lanjut dengan Bacaan/surah lain yang anda sudah hafal
2. Pada raka'at selanjutnya lakukan seperti raka'at pertama
3. Salam
Jumlah rakaat pada shalat tahajud tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dst.

Bacaan do'a setelah sholat tahajud

Sebenarnya tidaka ada bacaan doa tertentu yang dikerjakan setelah sholat tahajud, anda bisa berdoa sesuai dengan keinginan. Namun bila melihat dengan kebiasaan Rasulullah SAW, Baginda Rasul membaca doa berikut:

للّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ

Artinya: "Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari- Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah
kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau".

Ada baiknya pula membaca Do'a keselamatan Dunia dan Akhirat:

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya : "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".(QS, 2:201)


Demikian Cara Sholat Tahajud, Doa Sholat Tahajud, serta Keutamaan Sholat Tahajud. semoga artikel ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua. amin ya rabbalallamin