Selasa, 05 Februari 2019

Keadaan mayat setelah di kubur

Sebelum mayat mengalami peristiwa-peristiwa di alam kuburnya seperti pertanyaan dari malaikat, mendapatkan azab atau nikmat kubur dan lain sebagainya.

Ternyata mayat sudah mengalami hal-hal ghaib yang tidak mampu ditangkap oleh panca indra manusia. Misalnya pada saat jenazah dikebumikan, maka orang-orang disekitarnya tidak bisa mengetahui apa yang dialami oleh saudaranya yang telah makan tersebut.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda; “Apabila jenazah telah dibawa oleh orang-orang di atas pundak-pundak mereka (menuju kubur), seandainya pada masa hidupnya ia adalah orang yang shalih, ia akan mengatakan, “Segerakanlah aku!! segerakanlah aku!!”

Namun jika ia dahulu orang yang tidak shalih, ia akan mengatakan, “Celaka! Hendak kemana kalian membawa jenazah ini! Seluruh makhluk mendengar suara tersebut kecuali manusia, andaikata seseorang mendengarnya, pasti dia akan pingsan.” (HR. Bukhari, no. 1314)

Di mana pada saat itu posisi mayat sangat dekat dengan orang-orang yang masih hidup yaitu dipikul di atas punda-pundak pembawa jenazah, namun hal itu tidak membuat orang-orang disekitarnya mendengarkan apa yang dikatakan oleh si mayat disebabkan dimensi mereka sudah berbeda.

Kemudian dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya apabila mayat telah dikuburkan, maka dia mendengar derap alas kaki orang yang mengantarkannya ketika kembali dari tempat pemakaman.

Dan jika ia seorang mukmin, maka ibadah salatnya akan berada di kepalanya, ibadah puasanya berada disamping kanannya dan zakat di sebelah kirinya. Sedangkan seluruh perbuatan baiknya seperti sedekah, silahturahim, damalan yang ma'ruf dan perlakuan baiknya akan berada di kedua kakinya.

Kemudian ia didatangi dari arah kepalanya, maka amalan salatnya berkata "Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini)". Lalu ia juga didatangi dari sebelah kanan sehingga amalan puasanya pun berkata, "Tidak ada tempat dari arahku." Selanjutnya ia kembali didatangi dari arah-arah lainnya, namun semuanya mengatakan hal yang sama, "Tidak ada tempat dari arahku".     

Selanjutnya dikatakan kepadanya, "Duduklah dengan tenang". Kemudian orang mukmin itu duduk dan ia diibaratkan seperti matahari yang tenggelam. Dan para malaikat akan bertanya kepadanya, "Apa yang telah kamu katakan tentang lelaki yang diutus kepada kalian (maksudnya adalah Nabi Muhammad) ? Lantas apa yang engkau persaksikan atasnya ? Maka orang mukmin itu menjawab, "Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan salat terlebih dahulu." 

Kemudian dikatakan kepadanya, "Engkau boleh mengerjakannya, namun jawablah terlebih dahulu pertanyaan yang kami ajukan kepadamu. Apa pendapatmu tentang seorang laki-laki yang berada ditengah-tengahmu, lantas apa komentarmu ? Apa yang engkau persaksikan atasnya ?"

Maka orang mukmin itu menjawab, "Lelaki itu adalah Muhammad, aku bersaksi bahwa dia itu Rasulullah, dan dia telah datang kepada kami dengan membawa kebenaran dari sisi Allah SWT."

Kemudian dikatakan kepada mayat itu, "Kamu benar, dan kamu telah hidup berdasarkan keyakinan ini, dan meninggal dunia juga dengan keyakinan ini dan akan dibangkitkan berdasarkan keyakinan ini Insya Allah."

Selanjutnya dibukakan untuknya salah satu dari beberapa pintu surga, dan dikatakan kepadanya, "Inilah tempat tinggalmu dan segala isinya telah dipersiapkan Allah untukmu. Oleh karena itu sang mayit pun merasa lebih bahagia dan gembira.

Kemudian setelah itu dibukakan untuknya salah satu dari beberapa pintu neraka, sambil dikatakan bahwa "Inilah tempat tinggalmu dengan segala isinya yang telah dipersiapkan Allah jika kamu berbuat maksiat kepadanya. Maka ia akan semakin merasa bergembira dan bahagia karena tidak termasuk golongan ahli maksiat.

Selanjutnya kuburan si mayat itu dilapangkan sepanjang 70 hasta, dan diberikan lampu penerang dan jasadnya pun dikembalikan seperti semula kemudian ruhnya diletakkan ke dalam burung yang bertengger di atas pohon dalam surga. 

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, 
"Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan al qauluts tsabit (ucapan yang teguh) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat." (QS.Ibrahim: 27).

Akan tetapi jika si mayat tersebut adalah seorang kafir, maka ia akan didatangi dari arah kuburnya dan tidak ditemukan sesuatu apapun yang bisa melindunginya. Dan begitu selanjutnya dari arah lainnya. Maka dikatakan kepadanya "Duduklah". Lantas ia pun duduk dengan perasaan takut dan gelisah. Kemudian ditanyakan kepadanya, "‘Apa yang dulu kamu katakan tentang laki-laki yang berada di tengah-tengah kalian?"

Dimana pada saat itu ia telah diberi petunjuk tentang nama lelaki tersebut, yaitu Nabi Muhammad SAW. Namun orang kafir itu pun menjawab "Aku tidak tahu, memang dulu aku mendengar orang-orang telah mengatakan sesuatu, maka aku pun ikut-ikutan mengatakan apa yang mereka katakan."

Setelah itu dikatakan kepadanya, "Berdasarkan ketidaktahuan inilah kamu menjalani hidup, dan berdasarkan keraguan inilah kamu mati, dan berdasarkan keraguan inilah kamu akan diabngkitkan dari kubur, Insya Allah".

Setelah itu dibukakan untuknya salah satu pintu neraka dan dikatakan kepadanya, "Inilah tempat tinggalmu di neraka dengan segala isinya yang telah dipersiapkan Allah untukmu." Sehingga ia merasa rugi dan menyesal. Selanjutnya dibukakan untuknya salah satu dari pintu-pintu surga dan dikatakan kepadanya. Dan inilah tempat tinggalmu di surga jika kamu taat kepada Allah SWT. Sehingga semakin menyesal dan merugilah si mayit tersebut."

Selanjutnya disempitkan kuburannya hingga tulang-tulang rusuknya saling bertindih dan menjadi ringsek. Dan itulah kehidupan sempit yang telah disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya, 

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatanku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit." (QS.Thaha: 124).” [ HR. Ibnu Hibban, 777; Mawarid al-Hakim, 1/379.]

Sabtu, 02 Februari 2019

Munculnya Dajjal

Dajjal merupakan sosok eskatologi Islam yang nantinya muncul di akhir zaman. Kehadirannya menjadi tanda bahwa dunia sudah memasuki akhir zaman dan tinggal menunggu waktu terjadi kiamat besar.

Keberadaan dan kemunculan makhluk bermata satu ini diimani oleh umat Islam. Namun tidak ada yang mengetahui pasti dimana keberadaannya kini, serta kapan Dajjal akan keluar dari persembunyiannya. Namun Nabi Muhammad SAW sudah mengabarkan tanda-tanda alam saat Dajjal akan muncul dan membuat kerusakan di bumi.

Satu diantara tanda ini sudah mulai tampak. Ini menjadi peringatan bagi kaum mukmin untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan agar terhindar dari fitnahnya. Apa saja tanda alam tersebut? Berikut ulasannya. 

1. Menyusutnya Danau Tiberias
Salah satu fenomena alam yang menandai kemunculan Dajjal adalah menyusutnya Danau Tiberias.  Secara geografis wilayahnya terletak di Palestina dan Suriah, namun saat ini sudah dikuasai oleh Israel. Sungai yang disebut juga dengan sungai Galilee ini kini digunakan oleh penduduk Israel untuk pertanian, perkebunan, air minum dan sanitasi.

Ironisnya, sungai ini debitnya sekarang kian menyusut. Hal ini disebabkan karena rendahnya curah hujan di wilayah tersebut, serta populasi warga Israel yang justru mengalami peningkatan. Hal ini tentu bukan menjadi bencana bagi warga Israel saja. Namun juga umat Islam, pasalnya dengan keringnya Danau Tiberias, menjadi tanda bahwa sosok yang tidak diinginkan akan segera muncul. Ya Dajjal laknatullah...

Hadist Riwayat Imam Muslim dari Fatimah binti Qais bahwa beliau radhiallahu 'anhu berkata bahwa seorang yang bernama Tamim ad-Dari mendatangi Nabi menceritakan tentang pertemuannya dengan Dajjal. Tamim berlayar selama 30 hari dan terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari.

Di Pulau tersebut Tamim bertemu dengan sosok yang bernama Dajjal dan mempertanyakan perihal danau Tiberias.

“Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias!’ Kami pun berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah di sana ada airnya?’ Kami menjawab, ‘Danau itu banyak airnya, ‘Dia berkata, ‘Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis.” (Hadist Riwayat Imam Muslim)

2. Terjadi Kekeringan Selama Tiga Tahun
Sebelum kemunculan Dajjal, peristiwa alam yang akan terjadi adalah kekeringan panjang.  Tiga tahun sebelum kemunculannya, Allah SWT akan menahan air dari langit-Nya. Kondisi ini terjadi secara bertahap. Dimana pada tahun pertama, Allah menahan sepertiga dari air hujannya, pada tahun kedua, langit akan menahan dua pertiga dari air hujannya, dan tahun ketiga, langit akan menahan air hujan semuanya. Tidak terbayangkan kondisi pada saat itu, mengingat air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga tahun sebelum keluarnya Ad-Dajjal, langit akan menahan sepertiga dari air hujannya, dan bumi menahan sepertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun yang kedua, langit akan menahan dua pertiga dari air hujannya dan bumi akan menahan dua pertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Pada tahun yang ketiga langit akan menahan air hujan semuanya dan bumi juga akan menahan tumbuh-tumbuhan semuanya.” (HR Ahmad – dengan sanad laa ba’sa bihi)

Tahap-tahap yang terjadi ini memperlihatkan bagaimana skema perubahan iklim yang terjadi di bumi. Namun, jika manusia biasa menyebutnya perubahan iklim, maka sebenarnya itu adalah kuasa Allah SWT yang menahan rezeki berupa air.  

3. Terjadi Kelaparan Panjang
Bisa dipastikan apa yang terjadi setelah kekeringan. Pastinya, manusia akan mengalami kelaparan hebat. Pasalnya, tanpa air, tumbuhan dan ternak tidak dapat bertahan hidup. Apalagi, sudah dijelaskan dalam hadist di atas bahwa Allah memerintahkan bumi untuk menahan tumbuh-tumbuhan untuk tumbuh di atasnya. 

“Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculan Ad-Dajjal, di tahun pertama, langit menahan sepertiga air hujannya, bumi menahan sepertiga hasil tumbuhannya, dan di tahun kedua, langit menahan dua pertiga air hujannya, dan bumi juga menahan dua pertiga hasil tanamannya. Dan di tahun ketiga langit menahan seluruh yang ada padanya dan begitu pula bumi, sehingga binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku.” (“Kisah Dajjal”- Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 92).

Makna dari binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan berkuku adalah hewan yang dapat memberi protein bagi manusia. Hewan-hewan seperti kambing, domba, sapi kerbau dan Unta akan binasa karena mereka juga tidak memiliki makanan untuk bertahan hidup. 

Bagaimana dengan makanan kaum mukmin? Allah SWT akan mencukupkan perut mereka dengan makanan layaknya makanan penghuni langit (Malaikat). Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya

“Akan tetapi mereka membaca tasbih dan mensucikan Allah, dan itulah makanan dan minuman kaum beriman saat itu, tasbih dan taqdis.” (HR. Abdul Razzaq, ath-Thayalisi, Ahmad, Ibnu Asakir).

Kehidupan Dajjal

Dalam sebuah hadis Sahih yang sangat panjang, diriwayatkan dalam Riwayat Muslim, Kitab al-Fitan, hadis no: 2942 telah menceritakan tentang kisah Tamim ad-Dari yang pernah dihanyutkan oleh ombak lalu sampai ke sebuah pulau dan berjumpa dengan Dajjal.
حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ شَرَاحِيلَ الشَّعْبِيُّ شَعْبُ هَمْدَانَ ، أَنَّهُ سَأَلَ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ أُخْتَ الضَّحَّاكِ بْنِ قَيْسٍ ، وَكَانَتْ مِنَ الْمُهَاجِرَاتِ الْأُوَلِ ، فَقَالَ : حَدِّثِينِي حَدِيثًا سَمِعْتِيهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُسْنِدِيهِ إِلَى أَحَدٍ غَيْرِهِ ، فَقَالَتْ : لَئِنْ شِئْتَ لَأَفْعَلَنَّ ؟ ، فَقَالَ لَهَا : أَجَلْ حَدِّثِينِي ، فَقَالَتْ : نَكَحْتُ ابْنَ الْمُغِيرَةِ وَهُوَ مِنْ خِيَارِ شَبَابِ قُرَيْشٍ يَوْمَئِذٍ ، فَأُصِيبَ فِي أَوَّلِ الْجِهَادِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا تَأَيَّمْتُ خَطَبَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَخَطَبَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَوْلَاهُ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، وَكُنْتُ قَدْ حُدِّثْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” مَنْ أَحَبَّنِي فَلْيُحِبَّ أُسَامَةَ ” ،
Telah disampaikan kepada kami lbn Buraidah dan Amir bin Syurahbil asy-Sya’bi, kabilah Hamdan bahawa dia pernah bertanya kepada Fatimah binti Qais, saudara perempuan ad-Dhahhak bin Qais dan termasuk kelompok perempuan pada hijrah pertama. Amir berkata: Sampaikanlah kepadaku suatu hadis yang engkau dengar daripada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak engkau sandarkan kepada siapapun selain beliau. Fathimah berkata: Jika engkau mahu nescaya aku lakukan. Amir berkata: Tentu, sampaikanlah kepadaku. Fathimah berkata: Aku menikahi lbn al-Mughirah. Dia termasuk pemuda pilihan kaum Quraisy ketika itu. LaIu dia terbunuh pada permulaan jihad bersama Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika aku telah menjadi janda, aku dilamar oleh Abdur Rahman bin ‘Auf untuk salah seorang sahabat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Sementara itu, Rasulullah melamarku untuk maulanya, Usamah bin Zaid. Aku pernah diberitahu bahawa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah dia mencintai Usamah.
فَلَمَّا كَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قُلْتُ : أَمْرِي بِيَدِكَ فَأَنْكِحْنِي مَنْ شِئْتَ ، فَقَالَ : ” انْتَقِلِي إِلَى أُمِّ شَرِيكٍ ، وَأُمُّ شَرِيكٍ امْرَأَةٌ غَنِيَّةٌ مِنْ الْأَنْصَارِ عَظِيمَةُ النَّفَقَةِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَنْزِلُ عَلَيْهَا الضِّيفَانُ ” ، فَقُلْتُ : سَأَفْعَلُ ، فَقَالَ : ” لَا تَفْعَلِي إِنَّ أُمَّ شَرِيكٍ امْرَأَةٌ كَثِيرَةُ الضِّيفَانِ ، فَإِنِّي أَكْرَهُ أَنْ يَسْقُطَ عَنْكِ خِمَارُكِ أَوْ يَنْكَشِفَ الثَّوْبُ عَنْ سَاقَيْكِ ، فَيَرَى الْقَوْمُ مِنْكِ بَعْضَ مَا تَكْرَهِينَ ، وَلَكِنْ انْتَقِلِي إِلَى ابْنِ عَمِّكِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي فِهْرٍ فِهْرِ قُرَيْشٍ ، وَهُوَ مِنَ الْبَطْنِ الَّذِي هِيَ مِنْهُ ” ، فَانْتَقَلْتُ إِلَيْهِ ،
Maka ketika Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bercakap kepadaku, aku berkata: Urusanku ada di tangan Anda. Nikahkanlah aku kepada siapa sahaja yang anda suka. Lalu Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Pindahlah kamu ke rumah Ummu Syarik. Ummu Syarik adalah perempuan kaya dan kalangan Ansar yang telah banyak memberikan sumbangan di jalan Allah dan disinggahi ramai tetamu. Aku berkata: Aku akan melakukannya. Maka baginda bersabda: Jangan engkau lakukan. Sesungguhnya Ummu Syarik adalah seorang wanita yang ramai tetamu. Aku tidak suka kain tudungmu jatuh atau baju tersingkap sehingga menampakkan kedua betismu sehingga kaum lelaki akan melihat auratmu. Tetapi, pindahlah ke rumah sepupu mu, ‘Abdullah bin Amr bin Ummi Maktum, seorang Ielaki dari Bani Fihr.
فَلَمَّا انْقَضَتْ عِدَّتِي سَمِعْتُ نِدَاءَ الْمُنَادِي مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنَادِي الصَّلَاةَ جَامِعَةً ، فَخَرَجْتُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَصَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَكُنْتُ فِي صَفِّ النِّسَاءِ الَّتِي تَلِي ظُهُورَ الْقَوْمِ ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَضْحَكُ ، فَقَالَ : ” لِيَلْزَمْ كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ ” ، ثُمَّ قَالَ : ” أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ ؟ ” ، قَالُوا : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ : ” إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ وَلَا لِرَهْبَةٍ ، وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا ، فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ ، وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ ،
Ketika masa iddahku berakhir, aku mendengar seruan seorang sahabat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam menyeru mendirikan solat berjamaah. Maka aku pergi ke masjid dan solat bersama Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam. Aku berada di barisan wanita yang berada tepat di belakang kaum lelaki. Setelah selesai solat, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam, duduk di mimbar. Sambil tersenyum beliau bersabda: Hendaklah setiap orang kekal di tempat solatnya. Selanjutnya baginda bersabda: Adakah kamu semua mengetahui sebab aku mengumpulkan kamu? Mereka menjawab: Hanya Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. Baginda bersabda: Sesungguhnya aku, demi Allah tidak mengumpulkan kamu semua bukan kerana ada pengharapan ataupun ketakutan. Akan tetapi aku mengumpulkan kamu adalah kerana Tamim ad-Dari, yang dahulunya seorang Nasrani, datang untuk memeluk Islam. Dia menceritakan kepadaku seperti apa yang telah aku sampaikan kepada kamu tentang Dajjal.
حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلَاثِينَ رَجُلًا مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ ، فَلَعِبَ بِهِمُ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ ، ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ ، فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبْ السَّفِينَةِ ، فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ ، فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ ، فَقَالُوا : وَيْلَكِ مَا أَنْتِ ؟ ، فَقَالَتْ : أَنَا الْجَسَّاسَةُ ، قَالُوا : وَمَا الْجَسَّاسَةُ ؟ ، قَالَتْ : أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ ، فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ ، قَالَ : لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلًا ، فَرِقْنَا مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً ،
Dia menceritakan kepadaku bahawa dia mengemudi sebuah perahu bersama 30 orang dari Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan ombak selama sebulan di laut. Lalu mereka berlabuh menuju ke suatu pulau di laut itu sampai terbenam matahari. Mereka duduk­duduk di pantai dekat perahu. LaIu mereka naik ke pulau itu. Maka mereka didatangi seekor binatang yang banyak bulunya yang mereka tidak dapat membezakan mana bahagian depan dan mana bahagian belakangnya.  Mereka berkata: Celaka kau, apakah kamu ini ? Binatang itu menjawab. ‘Aku adalah Al-Jassasah(mata-mata/perisik). Mereka bertanya: Mata-mata apa Dia menjawab: Wahai kalian, pergilah kepada orang yang berada di dalam gua, kerana dia merindukan berita kamu. Tamim ad-Dari berkata: Ketika binatang itu menyebutkan nama seseorang, kami meninggalkannya kerana mungkin dia adalah syaitan betina.
قَالَ : فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ ، فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا ، وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ ، قُلْنَا : وَيْلَكَ مَا أَنْتَ ؟ ، قَالَ : قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي ، فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ ؟ ، قَالُوا : نَحْنُ أُنَاسٌ مِنَ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ ، فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ ، فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ، ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ ، فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ ، فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ ، فَقُلْنَا : وَيْلَكِ مَا أَنْتِ ؟ ، فَقَالَتْ : أَنَا الْجَسَّاسَةُ ، قُلْنَا : وَمَا الْجَسَّاسَةُ ؟ ، قَالَتْ : اعْمِدُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ ، فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ ، فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا ، وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً ،
Selanjutnya dia berkata: Lalu kami berangkat segera hingga memasuki gua. Tiba-tiba di dalamnya ada seorang manusia yang yang pernah kami lihat. Dia diikat dengan rantai yang kuat. Kedua tangan dan lehernya disatukan, lutut hingga kedua mata kakinya diikat dengan besi. Kami berkata: Celaka kamu, kamu ini siapa? Dia menjawab: Sesungguhnya kamu telah mengetahui tentang ku, kini beritahukan kepadaku, siapakah kamu semua ini ?  Mereka menjawab: Kami adalah manusia daripada bangsa Arab. Kami menaiki perahu lalu dihentam gelombang laut besar dan ombak mempermainkan kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulau mu ini. Kami duduk di tepi pantainya dan kami masuk ke dalam pulau ini. Kami didatangi seekor binatang yang berbulu lebat sehingga tidak diketahui mana bahagian muka dan mana bahagian belakangnya. Kami bertanya: Celaka kamu, siapakah kamu ini? Dia menjawab: Saya adalah mata-mata. Kami bertanya: Mata-mata apa? Dia menjawab: Pergilah kepada orang yang berada di gua ini kerana dia sangat rindu kepada berita kamu. Maka kami pun segera datang kepada kamu. Kami takut pada binatang itu dan kami takut ia adalah syaitan betina.
فَقَالَ : أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ ؟ ، قُلْنَا : عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ ؟ ، قَالَ : أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ يُثْمِرُ ؟ ، قُلْنَا لَهُ : نَعَمْ ، قَالَ : أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا تُثْمِرَ ؟ ، قَالَ : أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ ؟ ، قُلْنَا : عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ ؟ ، قَالَ : هَلْ فِيهَا مَاءٌ ؟ ، قَالُوا : هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ ، قَالَ : أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ ؟ ، قَالَ : أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ ؟ ، قَالُوا : عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ ؟ ، قَالَ : هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا بِمَاءِ الْعَيْنِ ؟ ، قُلْنَا لَهُ : نَعَمْ ، هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا ،
Orang itu berkata: Ceritakan kepadaku tentang kurma Baisan. Kami menjawab: Tentang apa yang engkau mahu tahu? Makhluk itu berkata: Aku ingin bertanya kepada kamu adakah kurmanya berbuah?. Kami menjawab kepadanya: Ya. Lalu dia berkata: Akan tetapi pohon kurma itu hampir tidak akan berbuah. Lalu dia berkata lagi: Ceritakan kepadaku tentang Tasek Thabariyyah. Kami pun bertanya: Tentang apa yang ingin kau tahu? Makhluk itu bertanya: Adakah tasik itu masih berair. Mereka menjawab: Ya Tasik itu masih banyak airnya. Dia berkata: Sesungguhnya air tasik itu hampir habis. Dia berkata: Ceritakan kepadaku tentang mata air Zughar. Mereka bertanya: Mengenai apa yang engkau mahu tahu? Dia bertanya: Adakah mata air itu masih memancarkan air? Adakah penduduknya masih bercucuk tanam dan mata air itu?. Kami menjawab: Ya. Ia masih berair dan penduduknya masih bercucuk tanam menggunakan airnya.
قَالَ : أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ الْأُمِّيِّينَ مَا فَعَلَ ؟ ، قَالُوا : قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ ، قَالَ : أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ ؟ ، قُلْنَا : نَعَمْ ، قَالَ : كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ ، فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنَ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ ، قَالَ لَهُمْ : قَدْ كَانَ ذَلِكَ ؟ ، قُلْنَا : نَعَمْ ، قَالَ : أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ ، وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ ، وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ ،
Dia bertanya lagi: Terangkan kepadaku tentang nabi yang diutus kepada orang-orang buta huruf, apa yang dilakukannya?. Mereka menjawab: Dia telah keluar dari Mekah menuju ke Yathrib. Dia bertanya: Adakah orang-orang Arab memeranginya?. Kami menjawab: Ya. Dia bertanya: Bagaimana caranya dia melayan mereka? Lalu kami menceritakan kepadanya bahawa baginda telah menundukkan orang-orang Arab terdekatnya, sehingga mereka mengikutinya. Dia bertanya: Benarkah begitu? Kami menjawab: Ya. Dia pun berkata: Adapun, adalah lebih elok mereka mentaatinya. Sesungguhnya aku akan memberitahu kepada kamu mengenai diriku. Aku ini adalah aI-Masih. Aku hampir akan diizinkan keluar.
فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ ، فَلَا أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ ، وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا ، كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا ، وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا ، قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ ، هَذِهِ طَيْبَةُ ، هَذِهِ طَيْبَةُ ، هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ ، أَلَا هَلْ كُنْتُ حَدَّثْتُكُمْ ذَلِكَ ؟ ، فَقَالَ النَّاسُ : نَعَمْ ، فَإِنَّهُ أَعْجَبَنِي حَدِيثُ تَمِيمٍ أَنَّهُ وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْهُ وَعَنْ الْمَدِينَةِ وَمَكَّةَ ، أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ ، لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ ، مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ ، مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ ” ، قَالَتْ : فَحَفِظْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Maka aku akan keluar. Lalu aku akan berjalan di muka bumi. Aku tidak melalui sesuatu kampung melainkan aku tinggal selama 40 malam kecuali kola Mekah dan Thaibah (Madinah). Kedua kota itu diharamkan ke atasku. Setiap kali aku mahu memasuki salah satu kota itu, aku dihadang oleh malaikat yang memegang pedang untuk memenggalku. Di setiap pintu masuk kedua kota itu dijaga oleh para malaikat. Fatimah berkata: Sambil memukulkan tongkatnya pada mimbar, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: lni adalah Thaibah, ini adalah Thaibah, ini adalah Thaibah yakni kota Madinah. Adakah hal ini telah aku sampaikan kepada kamu? Orang ramai menjawab : Benar. Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Aku berasa takjub dengan cerita Tamim ad-Dari. Sungguh cerita Tamim itu sesuai dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu, juga mengenai kota Mekah dan Madinah. Ketahuilah sesungguhnya Dajjal itu berada di lautan Syam atau di lautan Yaman, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur. Baginda mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur. Selanjutnya Fatimah berkata: Maka aku menghafaz hadis ini daripada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.
[Sahih Muslim, Kitab al-Fitan, hadis no: 2942]

Manfaat bersyukur dalam islam

Bersyukur merupakan sifat para Nabi dimana mereka senantiasa berterima kasih pada Allah atas nikmat yang diberikan walaupun mereka diberi berbagai cobaan dan rintangan, itulah orang orang yang mulia. Allah menceritakan sifat para Nabi tersebut dalam firman Nya

“Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur”. (QS Al Isra : 3)

“Sesungguhnya Ibrahim adalah iman yang teladan lagi patuh, ia senantiasa mensyukuri nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus”. (QS An Nahl : 120-121).

Sebagai umat islam kita wajib menjalankan perintah Allah dan mengikuti teladan kebaikan yang diberikn oleh para Nabi terdahulu. Allah memberikan nikmat bukan hanya kepada para Nabi, tetapi merata kepada setiap makhluk Nya, tidak ada satupun yang hidup di dunia ini yang tidak mendapat kenikmatan dari Allah. Bahkan ujian yang diberikan oleh Allah kepada para Nabi jauh lebih berat dari ujian yang diberikan kepada manusia biasa, islam senantiasa menganjurkan untuk bersyukur, begitu banyak kebaikan yang akan diperoleh dengan bersyukur, berikut 17 keutamaan bersyukur dalam islam secara lengkap

1. Menjalankan Perintah Allah

Bersyukur merupakan salah satu perintah Allah seperti firman Nya berikut “Dan syukurilah nikmat Allah jika hanya kepada Nya saja kamu menyembah”. (QS An Nahl : 114). Anda yang senantiasa bersyukur berarti telah menjadikan rasa syukur tersebut sebagai lahan ibadah sebab telah menjankan salah satu perintah Nya.

2. Mengingat dan Mengakui Nikmat Allah

Sesungguhnya Allah maha mulia senantiasa memberi nikmat berupa rejeki, kesehatan, serta nikmat umur agar manusia senantiasa bersyukur, kita sebagai manusia seluruhnya bergantung kepada Allah. cara mensyukuri nikmat allah yakni kita wajib mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah anugrah dari Allah, lihatlah dalam keseharian anda, anda mampu bekerja dan beraktivitas karena diberi kesehatan dan jalan rezeki oleh Nya, mudah saja Allah mengambil nya dengan mudah, tetapi Allah senantiasa memberi yang terbaik untuk hamba Nya karena Allah maha penyayang “Hai manusia ingatlah nikmat Allah kepadamu, adakah pencipta yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi selain Dia?”. (QS Fathir : 3)

3. Mendapat Rezeki yang Berkah

“Mintalah rezeki di sisi Allah dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada Nya”. (QS Al Ankabut : 17). Kita tak perlu iri dengan segala yang dimiliki orang lain dalam hal duniawi, misalnya urusan harta, seberapapun yang anda miliki adalah yang terbaik dari Allah, jika anda bersyukur tentu anda akan mendapatkan keberkahan dari harta tersebut. doa pembuka rezeki dari segala penjuru juga wajib dipanjatkan untuk lebih memperlancar keberkahan rezeki yang ada.

4. Jalan Menuju Surga

“Sesungguhnya jika Allah menguji hamba Nya kemudian dia bersabar maka aku gantikan baginya surga”. (HR Bukhari). Orang yang mendapat ujian dan dia menerima serta menjalani dengan ikhlas maka Allah menjanjikan bagi nya surga karena rasa sabar dan rasa syukurnya tersebut.

5. Jauh dari Penyakit Hati

Bersyukur dapat menghindarkan dari berbagai penyakit hati seperti dengki, iri, dendam, dll sebab bersyukur membuat kita menerima apa adanya nikmat dari Allah dengan berharap ridho Nya tidak semata mengejar kenikmatan duniawi. iri dengki dalam islam termasuk hal – hal yang dilarang ya sobat. Jadi sebisa mungkin untuk menjauhinya.

6. Sebagai Peringatan

Allah senantiasa memberi jalan untuk berusaha, terkadang ada yang tidak mau memaksimalkannya untuk kebaikan dan menyalahkan keadaan ketika kesusahan menimpanya. Padahal itu semua sebab dari kesalahannya sendiri, “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu maka dari kesalahan dirimu sendiri”. (QS An Nisa : 79).

7. Pengakuan atas Kesempurnaan Allah

Lihatlah pada tubuh anda setiap organ bekerja secara otomatis tanpa anda memerintahkannya dan hal tersebut sangat bermanfaat untuk keberlangsungan hidup anda, hal itu adalah salah satu nikmat dari Allah, betapa Allah maha sempurna dan tidak ada yang mampu menciptakn sesuatu setara dengan Nya, “Dan juga pada dirimu sendiri. maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. (QS Ad Dzaariyat : 21).

8. Ciri Orang yang Tawakkal

Salah satu cara tanda orang yang bertawakkal ialah berserah pada Allah setelah berusaha dan berdoa sebaik yang ia mampu, ia menyadari bahwa segala yang ia dapatkan adalah yang terbaik dari Allah “Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat Nya atasmu agar kamu berserah diri kepada Nya”. (QS An Nahl : 81)

9. Jauh dari Sombong

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”. (QS An Nahl : 78). Jelas dalam firman Allah tersebut bahwa segala kemampuan yang kita miliki adalah atas ijin Allah sebab itu tidak dibenarkan seorang manusia sombong atau membenarkan bahwa kemampuannya berasal dari dirinya sendiri. sifat sombong dalam islam merupakan salah satu penyakit hati yang sering terjadi di masyarakat.

10. Terhindar dari Azab

“Mengapa Allah menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman?”. (QS An Nisa : 147). Penjelasan dari firman Allah tersebut ialah bagaimana mungkin Allah akan menyiksa hamba Nya jika telah melaksanakan perintah Nya yaitu memiliki rasa iman dan rasa syukur.

11. Mendapat Tambahan Nikmat

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu”. (QS Ibrahim : 7). Allah akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur, nikmat ini berlaku selama lamanya sebab dikatakan pula pada sebuah hadist “ketika engkau melihat keadaanmu tidak bertambah maka mulailah bersyukur”.

12. Bentuk Perlawanan dari Tipu Daya Syetan

Allah menjelaskan dalam firman Nya bahwa iblis senantiasa menjadikan rasa syukur sebagai sasaran tertinggi untuk menggoda manusia, dia menggoda manusia untuk jauh dari rasa syukur sebab syukur memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah “Kemudian saya (syetan) akan mendatangi manusia dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka dan Engkau (Allah) akan mendapati kebanyakan dari mereka tidak bersyukur”. (QS Al A’raf : 17).

13. Menjadi Hamba yang Sukses di Mata Allah

Seseorang yang mmapu bersyukur dalam keadaan apapun adalah hamba yang sukses dalam hal keimanan dan akhlak di sisi Allah karena merupakan wujud dari iman nya dan menjadi bukti kesabaran bahwa dia mampu melewati berbagai ujian dan godaan syetan. Seperti dalam firman Allah pada poin sebelumnya bahwa syetan senantiasa menghalangi manusia untuk bersyukur, hanya orang taat yang mampu melawan godaan dan tipu daya syetan.

14. Mendapat Keberkahan Hidup

“Sesungguhnya Kami telah memberi hikmah pada Luqman yaitu nikmat syukur kepada Allah”. (QS Luqman : 12). Bersyukur membuat Allah memberikan hikmah dan keberkahan hidup, misalnya walaupun memiliki rezeki yang tidak banyak tetapi senantiasa bermanfaat untuk kehidupan sehari hari bahkan bisa membantu orang lain, dibandingkan rezeki yang banyak tetapi selalu habis oleh berbagai urusan yang tidak terduga atau sesuatu yang tidak bermanfaat.

15. Memberikan Kebahagiaan Hidup

“Dan bertasbihlah memuji Rabb mu pada waktu waktu di malam hari dan siang hari agar kamu merasa senang”. (QS Thaahaa : 130).  Dengan bersyukur, hati akan merasa senang dan bahagia, hidup menjadi tentram karena telah menerima segala nikmat dari Allah dan merasa cukup dengan segala pemberian Nya.

16. Mendapat Kebaikan dari Allah

Mengucap syukur dalam islam salah satunya dapat dilakukan dengan bertasbih pada Nya dengan membaca “Alhamdulillah” di setiap kesempatan, hal itu akan mendapat kebaikan dari Allah seperti hadist Rasulullah berikut “Dan barang siapa membaca Alhamdulillah sebagai tanda syukur maka baginya tiga puluh kebaikan”. (HR Bukhari).

17. Meningkatkan Keimanan

Bersyukur adalah ciri orang yang beriman, dengan bersyukur setiap kali menjalani kehidupan baik dalam kondisi lapang ataupun sempit, maka setiap rasa syukurnya tersebut akan menambah keimanannya pada Allah. Bersyukur akan membuat seseorang senantiasa memperbaiki diri, Rasulullah bersabda dalam hadist berikut “Dua hal apapbila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia di melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa di masih diberi kelebihan”. (HR Tirmidzi).

Allah memberikan begitu banyak nikmat yang tidak akan bisa dihitung, bahkan Allah berfirman dalam surat QS Ar Rahman “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” sebanyak 31 kali, menunjukkan betapa banyak nikmat Allah pada hamba Nya. Semoga kita senantiasa bersyukur dalam keadaan apapun dan mendapat keberkahan serta ridho Nya dengan rasa syukur tersebut.

Jumat, 01 Februari 2019

Istighfar

Sebagai manusia yang mengakui akan fitrahnya, sudah seharusnya kita mewajibkan bacaan istighfar atau sayyidul istighfar ini minimal setiap hari pada diri kita. Karena memang sudah menjadi tabiat manusia berbuat salah, lupa dan kerusakan.

Allah maha pengampun bagi hambanya yang mau mengakui kesalahannya dan memohon ampunan. Namun sering kali manusia lupa, bersikap sombong dan arogan dengan menganggap merasa dirinya benar dan tidak ada yang salah, apa yang dilakukannya sudah sesuai sehingga tidak perlu memohon ampunan.

Padahal, manusia terbaik di dunia ini saja yaitu Nabi Muhammad SAW selalu memohon ampunan setiap hari, apalagi kita yang hanya manusia biasa.

Bacaan Istighfar

Ada banyak macam bacaan istighfar yang kesemuanya baik untuk dibaca. Ada bacaan istighfar yang singkat dan ada juga yang panjang. Di antara macam-macamnya adalah sebagai berikut:

استغفر الله العظيماستغفر الله العظيم واتوب اليهاستغفر الله العظيم الذي لااله إلا هو القيوم واتوب إليهاستغفر الله العظيم لي ولوالدي ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات

Bacaan Istighfar Latin

Astaghfirullaahal ‘AdziimAstaghfirullaahal ‘Adziim Wa_Atuubu IlaihAstaghfirullaahal ‘Adziim Al_ladzii Laa ilaaha Illaa huwal_hayyul Qayyuum Wa_atuubu IlaihAstaghfirullaahal ‘Adziim Lii Waliwaalidayya Walijamii’il Muslimiina Wal Muslimaat Al_Ahyaa_i min_hum wal_amwaat.

Doa Sayyidul Istighfar

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَيِّدُ الْاِسْتِغْفارِ أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ: اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

(Dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu) Dari Nabi  SAW , “Sayyidul Istighfâr adalah seorang hamba yang mengucap:

ALLAAHUMMA ANTA RABBII LÂA ILÂAHA ILLAÂ ANTA KHOLAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU WA A’ÛUDZU BIKA MIN SYARRI MÂA SHONA’TU ABÛU`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABÛU`U BI_DZANBII FAGHFIRLÎI FA INNAHUU LAÂ YAGHFIRUDZ_DZUNÛBA ILLAÂ ANTA.

(Ya Allâh, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan yang hak disembah selain Engkau. Engkaulah  yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

(Beliau bersabda) “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.

Keutamaan Bacaan Istighfar



قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من اكثر من الإستغفار جعل الله عز وجل له من كل هم فرجا و من كل ضيق مخرجا ورزقه من حيث لايحتسب

Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang memperbanyak membaca istighfar (memohon ampunan) maka Allah ‘Azza Wa Jalla akan menjadikan setiap kesusahannya menjadi kegembiraan, setiap kesempitannya jalan keluar dan memberinya rezeqi dari arah yang tiada disangka-sangka. (Ihya’ Ulumiddin Awal)

قال النبي صلى الله عليه وسلم اذا أذنب العبد ذنبا فاستغفروا الله يقول الله عز وجل لملا ئكته أنظروا إلي عبدي أذنب ذنبا فعلم ان له ربا يغفر الذنوب ويأخذ بالذنب أشهدكم أنى قد غفرت له

Nabi SAW bersabda: Ketika seorang hamba berbuat dosa, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah (Istighfar), maka Allah ‘Azza Wa Jalla berkata kepada malaikat-NYA: “Kalian lihatlah hamba-KU yang berbuat dosa ini, dia (hamba) mengetahui bahwa dirinya memiliki Tuhan yang mau mengampuni atas suatu dosa dan juga menyiksa atas suatu dosa, AKU persaksikan kepada kalian (malaikat), bahwa sesungguhnya AKU telah mengampuni dosa hamba-KU ini. (Ihya’ Ulumiddin Robi’).

Ingatlah, Allah maha luas ampunannya, namun Allah juga maha menyiksa atas suatu dosa. Sebesar apapun dosa seorang hamba kepada Allah, jika ia tulus dan bersungguh-sungguh memohon ampunan pasti Allah mengampuni.

Sekecil apapun dosa seorang hamba, jika ia meyepelekan terhadap ancaman Allah, maka jadilah itu dosa besar. Memohon ampunan bukan sekedar mengucap “Astaghfirullah”, namun juga mengakui dalam hati dan melakukan usaha atas taubatnya.

Hal ini berbeda dengan dzikir, yang mana ketika berdzikir namun hati kita tidak hadir masih bisa dimaklumi. Namun berbeda ketika bacaan istighfar ini benar-benar difungsikan untuk taubat, maka syarat taubat harus terpenuhi.