Tampilkan postingan dengan label akhirat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label akhirat. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Januari 2019

Keadaan di Liang kubur

Adakah dari kita yang tidak mengetahui bahwa suatu ketika akan datang kematian pada kita. Allah Ta’ala telah berfirman, yang artinya, “Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan kami benar-benar akan menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan, dan kepada kamilah kalian akan dikembalikan.” (QS. Al Anbiyaa’: 35). Ya, setiap dari kita insya Allah telah menyadari dan menyakini hal ini. Tetapi kebanyakan orang telah lalai atau bahkan sengaja melalaikan diri mereka sendiri. Satu persatu orang yang kita kasihi telah pergi (meninggal-ed) tapi seakan-akan kematian mereka tidak meninggal faidah bagi kita, kecuali rasa sedih akibat kehilangan mereka.
Saudariku, kematian adalah benar adanya. Begitu pula dengan kehidupan setelah kematian. Kehidupan akhirat, inilah yang seharusnya kita tuju. Kampung akhiratlah tempat kembali kita. Maka persiapkanlah bekal untuk menempuh jauhnya perjalanan. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan hanya permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al An’am: 32)
Ketahuilah wahai hamba Allah! Bahwa kuburan adalah persinggahan pertama menuju akhirat. Orang yang mati, berarti telah mengalami kiamat kecil. Apabila seorang hamba telah dikubur, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya nanti pada pagi hari, yakni antara waktu fajar dan terbit matahari, serta waktu sore, yakni antara waktu dzhuhur hingga maghrib. Apabila ia termasuk penghuni Jannah, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Jannah, dan apabila ia termasuk penghuni Naar, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Naar.
Fitnah Kubur
Fitnah secara bahasa berarti ujian (ikhtibaar), sedangkan secara istilah fitnah kubur adalah pertanyaan yang ditujukan kepada mayit tentang Rabbnya, agamanya dan Nabinya. Hal ini benar berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah. (Lihat Syarah Lum’atul I’tiqod hal 67, syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin)
Diriwayat oleh Bukhari dan Muslim dari hadits Al Barra’ bin ‘Azib bahwasanya ketika seorang mayit telah selesai dikuburkan dan dihadapkan pada alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat (yaitu malaikat Munkar dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan.
Pertanyaan pertama, “Man Robbuka?” … Siapakah Robbmu?
Kedua, “Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu?
Ketiga, “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?
Tiga pertanyaan inilah yang disebut dengan fitnah kubur. Oleh karena itu, tiga pertanyaan pokok ini merupakan masalah besar yang penting dan mendesak untuk diketahui. Wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui, meyakini dan mengamalkan hal ini, baik secara lahir maupun bathin. Tidak seorang pun dapat beralasan untuk tidak mengetahui tiga hal tersebut dan tidak mempelajarinya. Bahkan ketiga hal ini harus dipelajari sebelum hal lain. Perhatikanlah hal ini wahai saudariku!
Tiga pertanyaan ini juga awal dari nikmat dan siksaan di alam kubur. Orang-orang yang bisa menjawab adalah orang-orang yang paham, yakin dan mengamalkannya selama hidup sampai akhir hayat dan meninggal dalam keimanan. Seorang mukmin yang bisa menjawab ketiga pertanyaan, maka dia akan memperoleh nikmat kubur. Adapun orang kafir yang tidak bisa menjawabnya, maka dia akan dihadapkan kepada adzab kubur.
Saudariku, Allah Ta’ala telah berfirman dalam Al Qur’an surah Ibrahim 27, yang artinya, “Allah Meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah akan Menyesatkan orang-orang yang dzalim dan Memperbuat apa yang Dia kehendaki.”
Menurut Ibnu Katsir yang dimaksud dengan “ucapan yang teguh” adalah seorang mukmin akan teguh di atas keimanan dan terjaga dari syubhat dan ia akan terjaga di atas keimanan. Sedangkan di akhirat, ia akan meninggal dalam keadaan husnul khatimah (dalam keadaan beriman) dan bisa menjawab tiga pertanyaan.
Kita memohon kepada Allah semoga Dia meneguhkan iman kita ketika masih hidup dan ketika akan meninggal dunia. Meneguhkan kita ketika menjawab ketiga pertanyaan serta ketika dibangkitkan kelak di akhirat. Keteguhan iman di dunia dan akhirat, inilah hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya.
Bentuk-Bentuk Siksa Kubur
Saudariku, telah disebutkan bahwa seorang yang kafir akan disiksa karena tidak bisa menjawab ketiga pertanyaan. Akan tetapi, bukan berarti seorang mukmin pasti akan terlepas dari adzab kubur. Seorang mukmin bisa saja diadzab disebabkan maksiat yang dilakukannya, kecuali bila Allah mengampuninya.
Syaikh Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad Ath Thahawi berkata dalam kitabnya Aqidah Ath-Thahawiyah, “Kita mengimani adanya adzab kubur bagi orang yang berhak mendapatkannya, kita mengimani juga pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir kepadanya di dalam kubur tentang Rabbnya, agamanya, dan Nabinya berdasar kabar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta para sahabat ridhwanallahu ‘alaihim ajma’in. Alam kubur adalah taman-taman jannah atau kubangan Naar.”
Di antara bentuk-bentuk adzab kubur dan kriteria orang yang mengalaminya:
  1. Dipecahkan kepalanya dengan batu, kemudian Allah tumbuhkan lagi kepalanya, dipecahkan lagi demikian seterusnya. Ini adalah siksa bagi orang yang mempelajari Al-Qur’an lalu tidak mengamalkannya dan  juga siksa bagi orang yang meninggalkan sholat wajib.
  2. Dibelah ujung mulut hingga ke belakang kepala, demikian juga hidung dan kedua matanya. Merupakan siksa bagi orang yang pergi dari rumahnya di pagi hari lalu berdusta dan kedustaannya itu mencapai ufuk.
  3. Ada kaum lelaki dan perempuan telanjang berada dalam bangunan menyerupai tungku. Tiba-tiba datanglah api dari bawah mereka. Mereka adalah para pezina lelaki dan perempuan.
  4. Dijejali batu, ketika sedang berenang, mandi di sungai. Ini merupakan siksa bagi orang yang memakan riba.
  5. Kaum yang separuh jasadnya bagus dan separuhnya lagi jelek adalah kaum yang mencampurkan antara amal shalih dengan perbuatan jelek, namun Allah mengampuni perbuatan jelek mereka.
  6. Kaum yang memiliki kuku dari tembaga, yang mereka gunakan untuk mencakari wajah dan dada mereka. Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging orang lain (menggunjing) yakni membicarakan aib mereka.
Adzab dan nikmat kubur adalah benar adanya berdasarkan Al Qur’an, As Sunnah dan ‘ijma ahlu sunnah. Nabi shallahu ‘alaihi wasallam selalu memohon perlindungan kepada Allah dari adzab kubur dan memerintahkan umatnya untuk melakukan hal itu. Dan hal ini hanya diingkari oleh orang-orang Mulhid (atheis). Mereka mengatakan bahwa seandainya kita membongkar kuburan tersebut, maka akan kita dapati keadaannya seperti semula. Namun, dapat kita bantah dengan dua hal:
  1. Dengan dalil Al Qur’an dan Sunnah dan ‘ijma salaf yang menunjukkan tentang adzab kubur.
  2. Sesungguhnya keadaan akhirat tidak bisa disamakan dengan keadaan dunia, maka adzab atau nikmat kubur tidaklah sama dengan apa yang bisa ditangkap dengan indra di dunia. (Diringkas dari Syarah Lum’atul I’tiqod, hal 65-66)
Banyak hadits-hadits mutawatir dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pembuktian adzab dan nikmat kubur bagi mereka yang berhak mengecapnya. Demikian juga pertanyaan Munkar dan Nakir. Semua itu harus diyakini dan diimani keberadaannya. Dan kita tidak boleh mempertanyakan bagaimananya. Sebab akal memang tidak dapat memahami bentuk sesungguhnya. Karena memang tak pernah mereka alami di dunia ini.
Ketahuilah, bahwa siksa kubur adalah siksa di alam Barzakh. Barangsiapa yang mati, dan berhak mendapatkan adzab, ia akan menerima bagiannya. Baik ia dikubur maupun tidak. Meski dimangsa binatang buas, atau terbakar hangus hingga menjadi abu dan bertaburan dibawa angin; atau disalib dan tenggelam di dasar laut. Ruh dan jasadnya tetap akan mendapat siksa, sama seperti orang yang dikubur. (lihat Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, Syaikh Abdul Akhir Hammad al Ghunaimi)
Apakah Adzab Kubur terjadi terus-menerus atau kemudian berhenti ?
Maka jawaban untuk pertanyaan ini ada dua macam:
Pertama, untuk orang kafir yang tidak bisa menjawab ketiga pertanyaan, maka adzab berlangsung terus-menerus. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, yang artinya, “Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat (Dikatakan pada malaikat): Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.” (QS. Ghafir: 46)
Demikian juga dalam hadits Al Barra’ bin ‘Azib tentang kisah orang kafir, “Kemudian dibukakan baginya pintu Naar sehingga ia dapat melihat tempat tinggalnya di sana hingga hari kiamat.” (HR. Imam Ahmad)
Kedua, untuk para pelaku maksiat yang ringan kemaksiatannya, maka adzab hanya berlangsung beberapa waktu kemudian berhenti. Mereka disiksa sebatas dosanya, kemudian diberi keringanan. (lihat Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, Syaikh Abdul Akhir Hammad al Ghunaimi)
Saudariku, semoga Allah Melindungi kita dari adzab kubur dan memudahkan perjalanan setelahnya. Seringan apapun adzab kubur, tidak ada satupun dari kita yang sanggup menahan penderitaannya. Begitu banyak dosa telah kita kerjakan… maka jangan siakan waktu lagi untuk bertaubat. Janganlah lagi menunda berbuat kebaikan. Amal perbuatan kita, kita sendirilah yang akan mempertanggungjawabkannya dan mendapatkan balasannya. Jika bukan kita sendiri yang beramal shalih demi keselamatan dunia dan akhirat kita, maka siapa lagi ???
Sungguh indah nasihat Yazid Ar Riqasyi rahimahullah yang dikatakannya pada dirinya sendiri, “Celaka engkau wahai Yazid! Siapa yang akan mendirikan shalat untukmu setelah engkau mati? Siapa yang akan berpuasa untukmu setelah engkau mati? Siapa yang akan memintakan maaf untukmu setelah engkau mati?” Lalu ia berkata, “Wahai manusia, mengapa kalian tidak menangis dan meratapi dirimu selama sisa hidupmu. Barangsiapa yang akhirnya adalah mati, kuburannya sebagai rumah tinggalnya, tanah sebagai kasurnya dan ulat-ulat yang menemaninya, serta dalam keadaan demikian ia menunggu hari kiamat yang mengerikan. Wahai, bagaimanakah keadaan seperti ini?” Lalu beliau menangis. Wallahu Ta’ala a’lam.


Disalin dari https://muslimah.or.id

Minggu, 27 Januari 2019

Nama-nama surga

Surga adalah salah satu tempat yang diciptakan Allah SWT yang diperuntukkan khusus kepada hamba-hambanya yang beriman. Surga merupakan nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang patuh akan perintah Allah, dan senantiasa menjauhi segala larangan-Nya, sebagai balasan terhadap amal baik yang pernah ia lakukan didunia. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAWbersabda, sesungguhnya Allah SWT berfirman:
Artinya:  "Aku telah menyediakan buat hamba-hamba-Ku yang shaleh sesuatu, tidak ada satu matapun yang mampu melihatnya, tidak ada satu telingapun yang mampu mendengarnya, dan tidak pula hati mampu untuk membayangkannya, sebagai simpanan (dalam memori hatinya). Biarlah Allah tidak memperlihatkannya kepada Anda, (sesuatu yang belum diperlihatkan itu amat besar dan mengagumkan). Kemudian Nabi membaca (ayat), 'Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata.'" (HR.Muslim).
Dari hadis tersebut, jelas bahwa Allah SWT menyediakan tempat yang paling istimewa terkhusus buat orang-orang yang shaleh yang selalu taat kepada Allah SWT sebagai suatu balasan dari Allah SWT terhadap dirinya. Nah, Walaupun kita belum pernah melihat syurga . namun didalam Al-Qur’an telah dijelaskan betapa indahnya syurga, Surga itu penuh dengan kilauan cahaya, baunya harum semerbak, didalamnya ada istana yang tinggi, sungai-sungai yang terbentang luas dengan aneka rasa yang tidak pernah berubah rasa. ada sungai dari susu, sungai dari anggur, sungai dari madu, sungai Al-Katsar, dan sungai khamar yang tidak menyebabkan mabuk bagi orang yang meminumnya, dan rasanya pun manis dan sedap sehingga tidak membuat bosan orang yang meminumnya. Subhanallah!

Nama-Nama Surga Serta Penghuninya
1) Surga Firdaus
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Mukminun ayat 9-11:
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memlihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya."
(QS. Al-Mukminun: 9-11).

2) Surga ‘Adn
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 72:
Artinya:"Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin lelaki dan perempuan (akan mendapat) surga di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan mendapat tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn." (QS. At-Taubah: 72).
3) Surga Na’im
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 8:
Artinya:  “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan” (Q.S. Luqman: 8)

4) Surga Ma’wa
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah An-Nazi‘at ayat 40-41:
Artinya: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surga tempat tinggalnya.” (Q.S. An-Nazi‘at: 40-41)

5) Surga Darussalam
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 127:
Artinya: “Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 127)

6) Surga Darul Muqamah
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Fathir ayat 34-35:
Artinya:  “Dan mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.” (Q.S. Fathir: 34-35)

7) Surga Maqaamul Amin
Surga Maqaamul Amin adalah surga yang diciptakan Allah SWT dari emas. penghuninya adalah orang-orang yang sangat beriman (muttaqien), yaitu yang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ad-Dukhan ayat 51:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman.” (Q.S. Ad-Dukhan: 51)

8) Surga Khuldi
Surga Khuldi adalah surga yang diciptakan Allah SWT dari marjan merah dan kuning. penghuninya adalah orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Furqan ayat 15:
Artinya: “Katakanlah, Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa? Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka.” (Q.S. Al-Furqan: 15).
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, surga memiliki 8 pintu dari emas yang ditaburi mutiara. Pintu-pintu tersebut ialah :
1) Pintu untuk para Nabi, Rasul, para syuhada, dan dermawan.
2) Pintu bagi orang-orang yang mendirikan sholat dengan sempurna.
3) Pintu bagi orang-orang yang mengeluarkan zakat dengan kebersihan jiwa.
4) Pintu untuk orang-orang yang memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran.
5) Pintu untuk orang-orang yang mencegah hawa nafsu dan syahwatnya.
6) Pintu bagi orang-orang yang menunaikan ibadah Haji dan umrah.
7) Pintu bagi para Mujahid (orang yang berjuang menegakkan agama Allah)
8) Pintu untuk orang-orang yang bertakwa, berbakti kepada orang tua, dan menyambung tali persaudaraan.

Nama-nama Neraka

Nama-nama neraka dan calon penghuninya berdasarkan amal perbuatannya:

1.      Neraka Jahannam

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-hijr ayat 43.

وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ

Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.(Qs. Al-hijr ayat 43)

Nah, yang manakah syaitan itu? Apakah cuma yang dinamakan makhluk halus yang jahat dan yang suka mengganggu atau bagaimana? Sesungguhnya syaithan bentuknya ada 3 (tiga) yaitu:
a.       Ucapan para dukun, peramal;
b.      Hawa nafsu (egoisme);
c.       Mengkultuskan kepada seseorang.

2.      Neraka Jahim

Neraka ini adalah urutan ke-2 dan calon penghuninya di jelaskan atau tercantum dalam Al-Quran surat As-Syu'araa ayat 91 yang didalamnya ditempati orang-orang musyrik.

وَبُرِّزَتِ ٱلْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ
Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat",(Qs. As-Syu’ara ayat 91)

Dan Allah berfirman pula:

إِنَّا جَعَلْنَٰهَا فِتْنَةًۭ لِّلظَّٰلِمِينَ إِنَّهَا شَجَرَةٌۭ تَخْرُجُ فِىٓ أَصْلِ ٱلْجَحِيمِ طَلْعُهَا كَأَنَّهُۥ رُءُوسُ 

ٱلشَّيَٰطِينِ فَإِنَّهُمْ لَءَاكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِـُٔونَ مِنْهَا ٱلْبُطُونَ ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًۭا مِّنْ حَمِيمٍۢ 

ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى ٱلْجَحِيمِ إِنَّهُمْ أَلْفَوْا۟ ءَابَآءَهُمْ ضَآلِّينَ


Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka Sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah Makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. kemudian Sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim. Karena Sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaaan sesat. (Qs. Ash-shaffaat ayat 63-69)


Neraka Jahim adalah tempat penyiksaan untuk orang-orang sesat atau orang musyrik atau orang yang menyekutukan Allah dan orang-orang yang zalim. Mereka akan disiksa oleh apa yang mereka sembah atau mereka sekutukan. Dalam ajaran Islam syirik adalah sebagai salah satu dosa paling besar di sisi Allah, karena syirik berarti menganggap bahwa ada tuhan yang lebih hebat dan berkuasa sehebat Allah dan bisa pula menganggap bahwa ada Tuhan selain Allah. 


3.      Neraka Hawiyah

Neraka yang ke-3 adalah neraka Hawiyah. Adapun orang yang akan menjadi calon penghuni neraka ini adalah orang yang ringan timbangan kebaikannya sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT. dalam Al-Quran Surat Al-Qari'ah ayat 9-10.

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌۭ وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ نَارٌ حَامِيَةٌۢ

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?  (yaitu) api yang sangat panas. (Qs. Al-Qari’ah ayat 8-11)

Neraka yang diperuntukkan bagi orang-orang yang ringan timbangan amal perbuatannya, yaitu mereka yang mengerjakan amal kebaikan bercampur dengan amal mungkar atau amal kejahatan. Orang islam laki-laki dan perempuan yang tindakan serta amalannya tidak sesuai dengan tuntutan dalam agama Islam, seperti para wanita muslim yang tidak menggunakan jilbab, bagi para lelaki muslim yang sering memakai pakaian yag terbuat dari sutra dan perhiasan emas, mencari rejeki dengan cara tidak halal, memakan riba dan sebagainya, Hawiyah adalah sebagai tempat tinggalnya.

4.      Neraka Wail

Urutan neraka ke-4 adalah neraka Wail. Neraka ini disediakan untuk para pedagang-pedagang dan para pengusaha yang suka curang, yaitu dengan mengurangi timbangan atau mencampurkan barang-barang yang sudah tidak layak dengan barang bagus, mencalokan barang dagangan dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Barang dagangan mereka itu akan dibakar dan dimasukkan kedalam perut mereka sebagai azab atas perbuatan dosa-dosa mereka. Dan juga orang yang lalai dalam shalat, berbuat riya serta orang yang tidak mengeluarkan zakat. Calon penghuni neraka wail sebagaimana tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Muthaffifin, ayat 1-3.

وَيْلٌۭ لِّلْمُطَفِّفِينَ ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكْتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسْتَوْفُونَ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. (Qs. Al-Muthaffifin ayat 1-3)


Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang. Misalnya seorang pedagang menjual gula dengan harga sekilo 10.000 rupiah, akan tetapi dia mengurangi takarannya atau bahkan mengotak-atik timbangan agar setiap kali menimbang maka akan cepat naik pada takarannya. Dalam artian, si pembeli sudah kekurangan takarannya sedangkan harga yang dibayar tetaplah sama.

Akan tetapi, jika sipedagang melakukannya dengan cara tidak sengaja atau tidak diketahui kerusakan yang terjadi pada timbangannya, maka dia tidak berdosa. Dan jika terjadi kesilapan dalam menimbang, sudah kodrat manusia sebagai insan yang tidak lepas dari kesilapan. Maka oleh sebab itu, ijabkanlah setiap kali transaksi dengan mengucapkan suatu ucapan yang mengandung makna keikhlasan apabila terjadi kesilapan seperti contoh ‘lebih kurang sudah saya izinkan’. Namun, jika seseorang sengaja melakukan penipuan, maka ucapan apapun itu tidak akan mensahkan kadar untuk keikhlasannya.

Dalam ayat lain, Allah swt. berfirman:

فَوَيْلٌۭ لِّلْمُصَلِّينَ ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Qs. Al-Ma’un ayat 4-7)

*Sebagian mufassirin mengartikan “enggan menolong dengan barang yang berguna” yaitu orang yang enggan membayar zakat.

Allah menjelaskan tentang neraka wail yaitu dihuni oleh orang-orang yang lalai dalam mengerjakan shalat artinya mengakhirkan shalat dari waktunya, atau suka meremehkan shalat baik dalam hal mengadakan senda didalam shalatnya ataupun yang lain. Kemudian adalah orang-orang yang berbuat riya, yaitu melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Semata hanya ingin mendapat pujian dan pandangan baik saja. Dan termasuk juga orang-orang yang enggan membayar zakar. Maka orang-orang inilah penghuni neraka wail.

5.      Neraka Sa'iir

Adapaun neraka Sa’iir berada pada posisi ke-5. Calon penghuni neraka Sa’ir adalah orang-rang yang suka memakan harta anak yatim, dan orang-orang kafir sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah SWT. dalam Al-quran yaitu sebgai berikut ini:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَٰلَ ٱلْيَتَٰمَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِى بُطُونِهِمْ نَارًۭا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًۭا

Sesungguhnyaorang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. Surat An Nisa Ayat 10)

Allah SWT. berfirman juga: 


تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ ٱلْغَيْظِ ۖ كُلَّمَآ أُلْقِىَ فِيهَا فَوْجٌۭ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌۭ قَالُوا۟ بَلَىٰ قَدْ 

جَآءَنَا نَذِيرٌۭ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍۢ كَبِيرٍۢ وَقَالُوا۟ لَوْ كُنَّا 

نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ

hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir). Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" Mereka menjawab: "Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan (nya) dan kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar". Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. Al Mulk 8-10)

semoga kita jaauh dari gaolongan-golongan yang demikian. Yaitu dengan tetap memakan makanan yang halal, tidak memakan harta anak yatim dan sebagainya, serta bukan termasuk orang yang jauh dari peringatan yang datang dari rasul-rasul Allah SWT. sungguh nereka sangat pedih siksaannya, dari pada menyesal kemudian lebih baik berbuat baik dari sekarang.

6.      Neraka Saqar

Neraka yang ke-6 adalah neraka Saqarsebagai tempat kembali untuk orang munafik, yaitu orang yang mendustakan perintah Allah dan rasul. Mereka mengetahui bahwa Allah SWT. sudah menentukan hukum Islam melalui lisan Rasul Mustafa Muhammad SAW., tetapi mereka meremehkan syariat Islam. Penghuni Neraka ini  telah dijelaskan dalam Al-Quran didalamnya ditempati orang-orang penyembah berhala.

Allah SWT. berfirman:

مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ ٱلْمِسْكِينَ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ 

ٱلْخَآئِضِينَ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلْيَقِينُ 

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?".  mereka menjawab: "Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan Kami tidak (pula) memberi Makan orang miskin, dan adalah Kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah Kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian". (Qs. Al-Muddasir ayat 42-47).

Neraka saqar akan dihuni olehkelompok-kelompok orang yang suka meninggalkan shalatnya ataupun orang-orang yang suka menyembah berhala. Dan juga orang-orang yang kikir atau tidak mau berbagi harta yang diberikan oleh Allah SWT. untuk orang fakir miskin, baik meminjamkannya atau menyedekahkannya. Juga mereka termasuk orang-orang yang suka membicarakan hal yang jelek-jelek, termasuk mengupat, mengunjing dan memfitnah. Selain itu, orang yang tidak percaya akn hari pembalasan juga akan masuk dalam neraka Saqar.

Juga termasuk orang yang menentang ayat-ayat Al-quran. Sebagaiamana Allah SWT. berfirman:

ثُمَّ أَدْبَرَ وَٱسْتَكْبَرَ فَقَالَ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌۭ يُؤْثَرُ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا قَوْلُ ٱلْبَشَرِ سَأُصْلِيهِ سَقَرَ وَمَآ 

أَدْرَىٰكَ مَا سَقَرُ لَا تُبْقِى وَلَا تَذَرُ لَوَّاحَةٌۭ لِّلْبَشَرِ عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ

kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,lalu dia berkata: "(Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia". Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. tahukah kamu Apakah (neraka) Saqar itu?  Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan  (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga). (QS. Al-Muddasir ayat 23-30)

Yang dimaksud dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya sebagai semula untuk diazab kembali. Demikianlah seterusnya, azab akan terus berlangsung hingga habis dosa dan masa siksaanya. Seumpamanya kita meminta permisi pada neraka ‘wahai neraka, permisi dulu saya mahu istirahat’, tampa basa-basi neraka pasti terus mengazab dan tanpa belas kasihan.

7.      Neraka Huthamah

Neraka yang berada pada urutan terkahir adalah neraka Huthamah yaitu pda posisi ke-7. Neraka ini disediakan untuk orang-orang yang suka mengumpulkan harta benda berupa emas, perak, platina dan lainnya namun tidak mau mengeluarkan zakat disebabkan kekikiran mereka dan takut miskin dan mereka juga menghina orang miskin. Di dalam neraka Huthamah, harta benda yang mereka kumpulkan akan dibawa dan dibakar untuk diminumkan sebagai siksaan kepada manusia pengumpul harta. Firman Allah SWT.:

وَيْلٌۭ لِّكُلِّ هُمَزَةٍۢ لُّمَزَةٍ ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًۭا وَعَدَّدَهُۥ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى 

ٱلْحُطَمَةِ    

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. (Qs. Al-Humazah ayat 1-4)

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang suka mengumpat Nabi SAW. dan orang-orang mukmin, seperti Umaiyah bin Khalaf, Walid bin Mughirah dan lain-lainnya. maksudnya mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang karenanya dia menjadi kikir dan tidak mau menafkahkannya di jalan Allah, enggan mengeluarkan zakat dan sebagainya. Adapun maksud panasnya membakar  sampai ke hati yaitu rasa sakit yang diakibatkan api neraka jauh lebih memedihkan daripada api lainnya, karena api neraka sangat lembut dan dapat memasuki pori-pori, lalu membakar hati.



Untuk itu, hati-hatilah dalam bertindak dan beramal, ingatlah azab neraka begitu pedihnya. semoga bisa menjadi hikmah. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menciptakan jin dan manusia agar mereka beribadah hanya kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya. Karenanya Allah SWT. mengabarkan kepada kita semua akan kepedihan siksa-Nya dan sifat negeri yang Dia persiapkan bagi siapa saja yang melakukan kemaksiatan kepada-Nya. Hal itu agar mereka semua bertakwa kepada-Nya dengan mengerjakan amalan shaleh serta bertakwa kepada-Nya dengan menjauhi semua bentuk kesyirikan, bid’ah dalam agama, dan maksiat. Karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mengulang-ulangi penyebutan neraka serta adzab dan siksaan yang Dia persiapkan bagi musuh-musuh-Nya. aamiin aamiin yaa rabbal 'alamiin.