Kamis, 14 Februari 2019

Kandungan surat AL Anfal

Surah al-Anfal (bahasa Arab:الأنفال, al-Anfāl, yang artinya “Jarahan”) adalah surah yang diturunkan di kota Madinah sehingga digolongkan ke dalam surah Madaniyyah, ia merupakan surah ke-8 pada al-Qur’an dan ayat yang terdapat dalam surah tersebut berjumlah 75 ayat.
Turunnya surah tersebut pada tahun ke-2 Hijriyyah atau bertepatan dengan peristiwa perang Badar, yaitu perang fisik pertama kali sebagai perlawanan dari kaum muslimin terhadap kaum kafir Quraisy Mekkah, Sebagaimana apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Ra.
Penamaan surah al-Anfal diambil dari kata yang terdapat dipermulaan ayat dalam surah tersebut, dengan arti secara bahasa adalah harta rampasan. Terlepas dari makna kata tersebut dalam surah al-Anfal menjelaskan berbagai hal tentang hukum perang, tata cara perang, dan pembagian harta rampasan hasil perang sebagaimana tertera di atas.
Oleh sebab itu turunlah ayat pertama dalam surah ini sebagai panduan dalam membagian harta rampasan perang yang telah dimenangkan oleh kaum muslimin, selain permasalahan tersebut ada beberapa pembahasan lainnya yang terdapat dalam surah tersebut, diantaranya sebagai berikut:
Keimanan atas kekuasaan Allah Swt akan kasih sayang dan perlindungannya untuk kaum muslimin dengan memberikan rasa aman dan kemenangan dalam melawan kaum kafir dengan mengirimkan bala tentara dari langit (Malaikat) untuk membantu kaum muslimin dalam memerangi kafir Quraisy.
Hukum-hukum yang dijelaskan dalam surah al-Anfal, yaitu hukum dan aturan serta tata-cara perang dalam menegakkan ajaran Tauhid dan hal-hal yang terkait dnegan perang itu sendiri, diantaranya pembagian harta rampasan perang, hukum memkan harta tersebut, larangan lari dari perang, taat akan pemimpin, dan lain sebagainya.

Dikutip dari: islam.com

Kandungan surat Al A'raf


Surat al-A’raf merupakan salah satu surah Makkiyah dan terdiri dari dua ratus enam ayat. Dengan kandungan dan keutamaan surat al-A’raf, terdapat beberapa hal yang disebutkan dalam riwayat dan tafsir al-Quran. Dan berikut adalah keutamaan dari surat al a’raf :
1. Terkait dengan membaca surat al-A’raf dijelaskan sebagai keutamaan dan pengaruh yang ditimbulkan yang kebanyakan menyoroti pengaruh-pengaruh ukhrawi seperti: Rasulullah Saw bersaba, “Barang siapa yang membaca surah al-A’raf maka Allah Swt akan mengadakan penghalang bagi dirinya dan setan. Dan Nabi Adam akan menjadi orang yang memberikan syafaat kepadanya.”
2. Imam Shadiq As bersabda, “Barang siapa yang membaca surah al-A’raf setiap bulan maka ia tidak memiliki ketakutan pada hari Kiamat dan tidak akan bersedih. Apabila ia membaca surah al-A’raf setiap hari Jumat maka ia akan tergolong sebagai orang-orang yang tidak diperhitungkan pada hari Kiamat.”
3. Demikian juga Imam Shadiq As bersabda, “Terdapat ayat-ayat muhkamah pada surah ini. Janganlah kalian meninggalkan membaca dan mengamalkannya karena ia akan memberikan kesaksian pada hari Kiamat bagi orang-orang yang membacanya.”
Dengan melihat kenyataan ini bahwa kita perlu ganjaran dan keutamaan dan pahala-pahala penting bagi orang yang membaca al-Quran atau surat - surat serta ayat-ayat khusus sama sekali tidak bermakna bahwa manusia hanya membacanya mengikut apa yang dianjurkan dalam riwayat dan sekedar mencukup dengan mengekspresikan bacaan, melainkan membaca al-Quran adalah untuk memahami dan memahami untuk memikirkan dan memikirkan untuk mengamalkannya.
Dalam surat al A’raf terdapat beberapa persoalan penting yang diantaranya Pada ayat-ayat (46-48) disebutkan al A’raf yang menjadi alasan penamaan surat ini.
“Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A’raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. dan mereka menyeru penduduk surga: “Salaamun ‘alaikum[Mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kalian]“. mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu. Dan orang-orang yang di atas A’raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu.” (QS. Al A’raf 46-48)
Pada hari kiamat nanti manusia semuanya akan dihitung amalnya. Setelah penghitungan amal selesai, diberikan kepada setiap orang catatan dari amal perbuatan mereka itu. Bagi orang yang amal kebaikannya lebih banyak dari keburukannya maka tempat kembalinya adalah surga. Sebaliknya, orang yang amal keburukannya lebih banyak dari amal kebaikannya maka tempat kembalinya adalah neraka.

Kandungan surat AL An'am

Surah al-An’am (bahasa Arab:الانعام, al-An’ām, yang berarti “Binatang Ternak”) adalah surah ke-6 dalam al-Qur’an. Surat al-An’am diturunkan di kota Makkah atau sebelum Nabi hijrah ke Madinah dengan ayat berjumlah 165 ayat.
Adapun penamaan surah tersebut dengan nama al-An’am, dikarenakan dalam surah tersebut membahas berbagai hal tentang hukum hewan ternak dan adat istiadat kebudayaan kaum musyrik Quraisy Makkah akan kebiasaan mereka dalam menggunakan hewan ternak sebagai hewan persembahan kepada Tuhannya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Selain membahas tentang hewan ternak, dalam surah al-An’am juga terdapat do’a iftitah, yaitu salah satu do’a bacaan sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat al-fatihah. Dalam membaca do’a iftitah dianjurkan atau disunnahkan membaca dengan suara lirih atau tidak lantang, do’a iftitah tersebut sebagian terdapat dalam ayat 79 dan 163 pada surat al-an’am.
Adapun kandungan dan isi surah al-An’amdiantaranya sebagai berikut:
Keimanan, dalam surah al-An’ammenjelaskan tentang bukti-bukti akan ke-Esa-an Allah Swt, melalui sifat-sifat-Nya yang sempurna, menjelaskan kebenaran akan kenabian Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir, serta persaksian Allah akan kenabian Ibrahim As, Ishaq As, Ya’qub As, Nuh As, Daud As, Sulaiman As, Ayyub As, Yusuf As, Musa As, Harun As, Zakaria As, Yahya As, ‘Isa As, Ilyas As, Ilyasa’ As, Yunus As, dan Luth As; penegasan dari Allah akan kebenaran akan adanya risalah dan wahyu, serta hari akhirat dengan segala hal yang terkait dengannya, dan orang-orang yang mengingkari itu semua.
Hukum-hukum syariat yang diterangkan dalam surah al-An’am, diantaranya hukum larangan mengikuti kebiasaan orang-orang yang menyekutukan Allah Swt, hukum tentang makanan yang boleh dimakan atau sebaliknya, larangan mencaci maki Tuhan orang musyrik dikhawatirkan mereka akan membalas mencaci maki tuhan umat muslim (Allah Swt), dll.
Kisah-kisah yang terkandung dalam surah al-An’am diantaranya kisah tentang manusia yang menentang para Rasulullah dan ajarannya yang merypakan wahyu dari Allah Swt untuk disampaikan kepada mereka dan kisah para Rasul dalam menyampaikan serta membimbing umatnya dalam menerima dan mengamalkan ajaran tauhid untuk diamalkan dalam prilaku keseharian baik saat beribadah ataupun berinteraksi dengan alam semesta.
Hal-hal lain yang diterangkan dalam surah al-An’am, yaitu keterangan akan kepercayaan orang-orang musyrik akan kekuatan yang dimiliki jin, syaitan, dan malaikat dapat merubah dan membantu perbaikan nasib mereka, dan lain sebagainya.

Dikutip dari: islam.co

Kandungan surat AL Maidah

Surah Al-Ma’idah (bahasa Arab: المآئدة, al-Mā’idah, yang berarti “Jamuan Hidangan”) adalah surah ke-5 dalam Al-Qur’an dengan jumlah ayat 120. Surah al-Maidah diturunkan setelah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah, namun ada beberapa ayat yang diturunkan di Makkah tepatnya sewaktu Beliau melakukan haji wada’,  maka surah tersebut digolongkan ke dalam surah Madaniyyah.
Adapun penamaan surah ini dengan nama al-Ma’idah (hidangan) disebabkan dalam surat tersebut mengkisahkan peristiwa perjamuan antara Nabi Isa As dan para pengikutnya dengan hidangan diturunkan dari langit sebagai anugrah langsung dari Allah Swt.
Nama lain dari surat al-Ma’idah adalah al-Uqud (perjanjian), nama tersebut diambil dari kata yang terdapat di ayat pertama dari surat al-Ma’idah, Allah Swt memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk menepati janji yang telah diucapkannya baik janji kepada Allah Swt dengan mengakui Ia sebagai Tuhan satu-satunya atau janji kepada sesamanya.
Selain kedua nama tersebut, surah al-Ma’idah juga dinamakan surah al-Munqidz(penyelamat),  nama tersebut disarikan atas penjelasan di akhir surat tersebut, bahwa Nabi Isa As. melakukan penyelamatan untuk umatnya dengan memberikan persaksian atas umatnya kepada Allah Swt, oleh sebab itu Nabi Isa As dipanggil dengan sebutan al-Masih (sang Penyelamat).
Sedangkan diantara isi surah al-Maidah, diantaranya menjelaskan sebagai berikut:
Keimanan, dalam surah al-Ma’idah menjelaskan tentang bantahan terhadap orang-orang yang menganggap Nabi Isa As sebagai manifestasi Tuhan dan menyembahnya.
Hukum-hukum yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang terdapat dalam surah al-Ma’idah diantaranya meliputi tentang kewajiban dalam memenuhi janji dan hukumannya apabila mengingkarinya, hukum makanan apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkan, hukum menikahi wanita beragama Yahudi dan Nasrani (ahlul Kitab), hukum bersuci meliputi mandi dan wudlu, hukum tindak criminal dan hukumannya apabila melakukan tindakan tersebut (Qishash), hukum berkorban untuk berhala dan hukum berjudi, dll.
Kisah- kisah yang terdapat dalam surah al-Ma’idah, yaitu kisah tentang Nabi Musa As dalm membawa kaumnya untuk memasuki negeri Falestina, Kisah tentang cinta segi tiga putra-putri Nabi Adam As, dan kisah tentang Nabi Isa As.
hal-hal lain yang terdapat dalam surah al-Ma’idah, diantaranya tenatangkeharusan berprilaku jujur dan adil, anjuran untuk menjauhi menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang pada akhirnya mempersulit diri sendiri, dll.


Dikutip dari :islami.co

Kandungan surat AN Nisa

Surat Al-Nisa’ (bahasa Arab:النسآء, al-Nisā,“Wanita”) merupakan surat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad setelah hijrah ke Madinah. surat Al-Nisa terdiri dari 176 ayat dan digolongkan kedalam surat-surat Madaniyyah sesuai dengan tempat diturunkannya surat tersebut.
Surat Al-Nisa di dalamnya banyak menjelaskan tentang perihal yang terkait dengan permasalahan kaum perempuan, oleh sebab itu dinamakan Al-Nisa. Namun banyak juga surat-surat yang lainnya yang menjelaskan tentang perempuan, tetapi tidak sebanyak dan sedetail penjelasan yang terdapat dalam surat Al-Nisa.
Pokok-pokok pembahasan yang terkandung dalam surat Al-Nisa, diantaranya sebagai berikut:
Keimanan
Surat Al-Nisa menjelaskan tentang prilaku Syirik (mensekutukan Tuhan) dan akibatnya berupa siksa yang sangat pedih sebagai balasan nanti di hari akhirat. Dan dosa prilaku Syirik adalah satu-satunya dosa yang tidak dapat dimaafkan oleh Allah Swt.
Hukum-hukum Syariat
Allah Swt. menjelaskan dan memberlakukan aturan-aturan kehidupan (hukum Syariat)kepada umat Nabi Muhammad Saw. yang terdapat dalam surat al-Nisa, diantaranya: kewajiban para washi dan para wali, aturan dan hukum poligami, pembayaran mahar, hukum orang yang memakan harta anak yatim dan orang yang tidak dapat mengurus hartanya, aturan-aturan dan tata cara pembagian harta pusaka (harta warisan), hukum tindak kriminal dan sangsinya, wanita-wanita yang haram dinikahi, hukum mengawini budak wanita, larangangan memakan harat orang lain dengan cara yang tidak diperbolehkan menurut hukum syara, hukum larinya seorang istri dari suami, dll.
Kisah-kisah
Selain kedua permasalahan di atas, dalam surat al-nisa juga menjelaskan tentang kisah para Nabi dan pengikutnya, terutama kisa tentang nabi Musa A.s. dan umatnya (Bani Israel) baik  taat atau pun yang menentangnya.
Dan permasalahan yang tidak tercakup dalam ketiga masalah tersebut, namun dibicarakan dalam surat al-Nisa, diantaranya tentang asal muasal manusia yang bersumber dari Nabi Adam A.s. keharusan menjaga martabat seorang istri dengan cara santun dalam menggaulinya serta menjauhi adat kebiasaan orang-orang jahiliyyah dalam memberlakukan seorang istri, prilaku ahli kitab atas wahyu yang diturunkan kepadanya melalu Rasul yang telah dipilih oleh-Nya, serta bagaimana cara menjalankan roda pemerintahan yang baik dan benar, dan lain lain.