Kamis, 31 Januari 2019

Efek samping dari sedekah

Sedekah adalah pemberian dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Sedekah bisa berupa apa saja yang bermanfaat bagi orang lain, seperti memberi donasi, makanan, barang, bahkan tenaga. Jika niat kita tulus karena Allah SWT, maka akan mendapatkan pahala disisi allah SWT.

Dalam sebuah hadits dikatakan, “Sesungguhnya di dalam sedekah-sedekah itu ada lima perkara.” Apa sajakah kelima perkara tersebut? Berikut ulasannya:

Pertama, Menambah Kaya

Jangan takut berkurang rezekinya karena bersedekah. Karena sedekah itu akan meluaskan , melapangkan dan membuka pintu rezeki. Nabi bersabda, “Tidak akan berkurang rezeki orang yang bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, bertambah.” (HR. Al Tirmidzi)

Sabda Rasulullah SAW, “Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian.” (Al-Wasail 6: 255, hadits ke 11)

Allah SWT berfirman, “Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Saba ayat 39)

Kedua, Mengobati Penyakit

Dengan bersedekah, berbagai penyakit hati Insyaa Allah dapat disembuhkan. Karena sedekah merupakan salah satu hal yang dapat membersihkan hati dan pikiran. Rasulullah SAW bersabda: “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bersedekah.”

Ketiga, Menghindarkan dari Segala Bala’ dan Marabahaya

Sedekah itu merupakan penolak bala’, penyubur pahala, menahan musibah dan kejahatan serta rezeki yang dilipat gandakan oleh Allah SWT. Rasulullah saw bersabda: “Bersegeralah untuk bersedekah. Karena musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah.” Dari hadits lain nabi SAW bersabda: “Shodaqoh itu menutup tujuh puluh pintu kejahatan.”

Keempat, Allah Mudahkan Lewati Jembatan Shirath dengan Cepat

Jembatan shirath atau Shiratal Mustaqim dibentangkan di atas neraka agar dilewati oleh orang-orang beriman. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Said Al Khudri r.a. berkata: “Rasulullah SAW telah menyampaikan kepadaku bahwa jembatan shirath itu lebih tipis dari sehelai rambut dan setajam pedang.”

Dalam sebuah riwayat Ibnu Mas’ud berkata, ”Jembatan shirath merupakan jalan yang lurus sepanjang neraka. Bentuknya seperti pedang yang panjang, dapat mematahkan, dan licin.

Di atas jembatan shirath ini terdapat besi-besi yang berasal dari neraka. Besi-besi ini mencakar dan mencengkram siapa saja yang dikendaki.

Diantara orang-orang yang menyeberangi shirath, terdapat orang yang berlari secepat kilat hingga akhirnya dia dapat selamat. Ada yang berlari seperti angin hingga dia selamat sampai di seberang. Ada yang berlari secepat kuda. Ada pula yang berlari biasa dan berjalan.” (diriwayatkan oleh Thabrani dan Bahihaqi dengan sanad yang shahih)

Kelima, Allah Masukan ke Surga Tanpa Hisab dan Siksa

Bersedekah yang dilakukan secara ikhlas tanpa diketahui orang lain, tidak diumbar karena kesombongan dan ingin mendapat pujian dari makhluk Allah SWT. Niatnya hanya karena Allah Sang Maha Pemurah semata. Wallau a’lam.

Rabu, 30 Januari 2019

Cinta Rasulullah

Seorang sahabat bernama Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu pernah berkata:

“Tidak ada seorangpun yang paling dicintai oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi jika mereka melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak berdiri (untuk menghormati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci perbuatan tersebut.”

Sebagai Umat Islam yang baik, sudahkah kita benar-benar mencintai Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam meskipun sebenarnya kita belum pernah mengenal beliau secara langsung? Dan seperti apakah bentuk cinta kita kepada beliau Sholallahu Alaihi Wassalam?

Imam al-Qadhi ‘Iyadh al-Yahshubi pernah berkata

“Ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya. Kalau tidak demikian, maka berarti dia tidak dianggap benar dalam kecintaanya dan hanya mengaku-aku (tanpa bukti nyata). Maka orang yang benar dalam (pengakuan) mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jika terlihat tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya. Tanda (bukti) cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang utama adalah (dengan) meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, serta menghiasi diri dengan adab-adab (etika) yang beliau (contohkan), dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit.”

Jika menilik dari keterangan para sahabat di atas, sudah jelaslah bagi kita tentang arti yang sebenarnya dari mencintai Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, yaitu dengan meneladani aklaq dan budi pekerti, petunjuk, serta sunnah-sunnah beliau dan berusaha untuk mempelajari dan mengamalkannya dengan baik.

Selain itu, juga dengan tidak melakukan hal-hal yang Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam tidak menyukainya seperti terlalu berlebihan dalam hal memuji serta mensifati beliau, yaitu dengan menempatkan beliau pada kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan yang telah Allah SWT berikan kepadanya.

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda

“Janganlah kalian memuji diriku secara berlebihan dan melampaui batas, sebagaimana orang-orang nasrani melampaui batas dalam memuji (Nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.”

Apa saja Fadhilah (keutamaan) cinta kepada Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam?

Hikmah dan keutamaan yang bisa kita ambil dari rasa cinta kita terhadap Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, diantaranya adalah :

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam adalah teladan yang baik bagi umatnya

Mereka yang meneladani Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam baik ucapan maupun perbuatan beliau adalah orang-orang yang telah menempuh jalan yang lurus yang pada akhirnya akan membawa mereka menuju kemuliaan serta rahmad dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs. al-Ahzaab: 21)


Dengan mencintai Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam akan membawa kita untuk melakukan hal-hal yang beliau cintai

Suatu ungkapan menyatakan bahwa “bukankah pecinta akan melakukan hal-hal yang disukai oleh yang dicintai?”jadi dengan mencintai Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam maka kita akan terbawa untuk melakukan hal-hal yang disukai oleh Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam.

Dan itu artinya bahwa kita akan berjalan di jalan yang diridhoi Allah SWT. Selain itu, orang yang mencintai Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dengan sungguh-sungguh, maka Beliau sholallahu Alaihi Wassalam akan membalas dengan cintanya pula.

Mereka yang mencintai Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam akan senantiasa bersama Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam

Ini sesuai dengan sebuah Hadist yang diriwayatkanoleh Bukhari, yaitu : Dari Anas bin Malik Rhadiyallahu Anhu bahwasannya “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW tentang hari kiamat,

“Kapankah kiamat datang?” Nabi pun SAW menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW” Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” Anas pun berkata, “Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan sabda Nabi SAW, ‘Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.’” Anas kembali berkata, “Aku mencintai Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa bersama mereka (di hari kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka, meskipun aku sendiri belum (bisa) beramal sebanyak amalan mereka.”

Dengan tulus mencintai Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, maka orang tersebut akan merasakan manisnya iman

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam

“Ada tiga hal, barang siapa melaksanakan ketiga-tiganya maka ia akan merasakan kelezatan iman: Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada yang lain, orang yang mencintai orang lain hanya karena Allah dan orang yang benci untuk kembali kekafiran sebagaimana benci untuk masuk ke dalam neraka.“(HR. Bukhari)

Dengan mencintai Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam akan dapat membawa seseorang menuju pada kesempurnaan iman

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist

“Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari)


Jadi, mereka yang mencintai Rasulullah sholallahu Alaihi wassalam adalah orang-orang yang berpegang teguh serta selalu bersemangat dalam menghidupkan serta mengamalkan ajaran-ajaran Beliau Sholallahu Alaihi wassalam, yaitu dengan mengamalkan sunnah beliau, melaksanakan perintahnya, dan menjauhi segala yang dilarangan olehnya baik dalam perkataan maupun perbuatan serta senantiasa mendahulukan hal-hal tersebut  daripada hanya mengikuti hawa nafsu.

Allah SWT telah berfirman :

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Artinya

“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga dan harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Surah At-Taubah:24)

Pengertian sedekah

Bersedekah artinya memberikan sesuatu kepada orang lain dalam rangka kebajikan yang semata-mata ditujukan untuk mengharap ridho dan pahala dari Allah SWT. Kata Sedekah berasal dari bahasa arab  “shadaqoh” yang artinya adalah suatu pemberian dari seorang muslim kepada orang lain secara sukarela tanpa adanya batasan waktu dan jumlah tertentu.

Allah SWT berfirman :

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Artinya

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS An Nisaa ayat 114)

Apakah hukumnya bersedekah itu?

Sunnah, artinya bagi yang melakukannya maka Allah SWT akan memberikan pahala, sedangkan bagi yang meninggalkannya, maka Allah SWT tidak akan mengadzabnya dengan dosa.Haram, yaitu apabila orang yang memberikan sedekah sudah tahu dengan pasti bahwa apa yang akan ia sedekahkan nantinya akan digunakan si penerima sedekah untuk perbuatan kemaksiatan.Wajib, yaitu apabila sedekah tersebut diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan sementar kita dalam keadaan mempunyai apa yang ia butuhkan. Misalnya saja kita mempunyai makanan sementara ada orang yang kelaparan, maka hukumnya wajib bagi kita untuk bersedekah. Selain itu hukum sedekah juga menjadi wajib ketika seseorang bernadzar untuk bersedekah.

Sedekah seperti apa yang dianggap sebagai sedekah yang lebih utama?

Lebih mengutamakan untuk memberikan sedekah kepada sanak saudara atau kerabat yang terdekat yang membutuhkan sebelum memberikannya kepada orang lain.Sedekah hendaknya diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan.Sedekah akan lebih utama jika diberikan secara diam-diam daripada diberikan secara terang-terangan seperti memberitakan atau memberitahukan sedekah yang diberikan kepada masyarakat umum. Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Artinya

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al- Baqarah :264)

Adapun barang-barang yang disedekahkan hendaknya barang-barang yang memiliki kualitas baik dan barang-barang yang disukai pemiliknya. Allah SWT berfirman :

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Artinya

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…” (QS Ali Imran : 92)

Sedekah yang seperti apa yang dianggap sebagai sedekah yang paling afdhal atau yang paling utama?

Dari Abu Hurrairah Radhiyallahu ‘anhu , ia berkata :

أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ فَقَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلَ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا أَلَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

Artinya

“Seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: Wahai Rasulullah, sedekah manakah yang paling agung? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Engkau bersedekah ketika engkau engkau sehat lagi kikir dan sangat memerlukan, engkau takut miskin dan sangat ingin menjadi kaya. Jangan engkau tunda-tunda sampai nyawa sudah sampai di kerongkongan, baru engkau berpesan: Berikan kepada si fulan sekian dan untuk si fulan sekian. Ingatlah, memang pemberian itu hak si fulan.” (HR. Imam Muslim)

Apa sajakah keutamaan dari bersedekah?

Bersedekah memiliki banyak keutamaan (fadhilah) seperti :Tidak akan mengurangi Rezeki dari Allah SWT. Allah SWT berfirman :

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Artinya

“Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)`. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ ayat 39)

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Artinya

“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

Pintu rezeki akan terbuka

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanny Rosulullah Shallallahu’ alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Artinya

“Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun dua malaikat. Lalu salah satunya berkata, “Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang satunya lagi berkata, “Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Allah sWT akan melipatgandakan rezeki dan pahala bagi mereka

Allah SWT telah berfirman :

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya

“Perumpamaan orang -orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai:tumbuh seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al- Baqarah ayat 261)

Di dalam ayat yang lainnya, Allah SWT juga berfirman :

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Artinya

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ

Artinya

“Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal) -dan memang Allah tidak menerima kecuali yang baik saja-, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya lalu akan memeliharanya untuk pemiliknya -sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh anak kudanya- hingga membesar seperti gunung”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sedekah dapat menghapuskan dosa-dosa

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار

Artinya “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)

Akan tetapi, Allah SWT hanya akan mengampuni dosa-dosa seseorang yang telah bersodaqoh dengan sayarat orang tersebut mengikutinya dengan taubat. Dan jika seseorang melakukan shodaqoh dengan niat agar dosa-dosanya dianggap impas, maka sesungguhnya hal ini tidaklah dibenarkan.

Sedekah merupakan salah satu penolong kita di hari kiamat

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda tentang tujuh orang yang diAllah memberikan pertolongan bagi mereka berupa naungan-Nya. Dan salah satu dari ketujuh orang tersebut adalah ia yang bersedekah denggan menggunakan tangan kanannya sementara tangan sebelah kiri tidak mengetahui perbuatan tersebut.

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda

“Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan panasnya kubur bagi orang yang memberikan sedekah, dan sesungguhnya orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat nanti di bawah naungan sedekahnya.” (HR. Tabbrani).

Kita akan dijauhkan dari api neraka

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda “Jauhilah neraka walupun hanya dengan (sedekah) sebiji kurma, kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka dengan omongan yang baik.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim.)

Sedekah dapat mencegah kemaksiatan dalam jual beli

Sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam :

يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة

Artinya “Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.”(HR. Tirmidzi)

Sedekah bisa menambah kebahagiaan

مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع

Artinya

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari)

Sedekah merupakan obat dari berbagai penyakit

Sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam “Peliharalah harta bendamu dengan cara mengeluarkan zakat. Dan obatilah penyakitmu dengan sedekah. Dan hadapilah cobaan yang datang bertubi-tubi dengan do’a dan merendahkan diri kepada Allah.” (HR. Abu Daud)

Sedekah dapat memanjangkan umur

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda “Sesungguhnya sedekah seorang muslim dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang su’ul khotimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran dan sifat berbangga diri darinya.”(HR. Thabrani)


Allah akan memanggil mereka yang bersedekah dari pintu khusus ketika memasuki surga

Sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam :

من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة

Artinya

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sedekah merupakan salah satu amal jariyah yang pahalanya tidak pernah terputus

Sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya.”(HR. At-Tirmidzi)

Ya`juj wa Ma`juj

Kemunculan sebuah bangsa yang akan menciptakan kekacauan serta kerusakan di muka bumi telah ditakdirkan Allah subhanahuwata’ala sebagai salah satu penanda kiamat besar. Siapakah dan bagaimanakah mereka?
Di dalam beberapa hadits tentang tanda-tanda hari kiamat kubra, disebutkan ada sepuluh tanda hari kiamat. Di antaranya adalah keluarnya Ya`juj wa Ma`juj. Berita tentang keluarnya Ya`juj wa Ma`juj bukan hanya mutawatir, bahkan disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 96-97: Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah datangnya janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang dzalim.” Ibnu Katsir rahimahullahu menerangkan: mereka adalah dari keturunan Adam ‘alaihissalam dari keturunan Nabi Nuh ‘alaihissalam, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain.
Sedangkan makna “min kulli hadabin yansilun” diterangkan oleh Ibnu Katsir ahimahullahu: yakni turun dari tempat-tempat yang tinggi dengan cepat dengan membuat kerusakan.
Demikian pula disebutkan dalam surat Al-Kahfi ayat 94: “Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj wa Ma`juj merusak di muka bumi, kami akan siapkan imbalan yang besar agar kiranya engkau membuatkan benteng antara kami dengan mereka.” Adapun kalimat yang menunjukkan bahwa runtuhnya benteng Dzulqarnain dan keluarnya Ya`juj wa Ma`juj sebagai tanda dekatnya hari kiamat adalah ucapan Allah subhanahuwata’ala pada ayat ke-98:
“Ini adalah rahmat dari Rabbku…..” Ibnu Katsir rahimaullahu menyatakan: “Ini adalah dalil yang menunjukkan bahwa mereka tidak akan bisa melubanginya sedikitpun…” Sedangkan makna “Jika datang janji Rabbku” adalah: Jika telah dekat hari kiamat, Allah subhanahuwata’ala akan runtuhkan benteng tersebut. Demikian dikatakan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu.
Ya`juj wa Ma`juj dari keturunan Adam ‘alaihissalam
Ya’juj wa Ma’juj adalah dari jenis manusia keturunan Adam q. Tidak seperti yang digambarkan oleh sebagian orang bahwa mereka bukanlah dari keturunan manusia. Hanya saja mereka adalah orang-orang yang merusak serta memiliki sifat dan perangai yang Allah subhanahuwata’ala takdirkan kepada mereka tidak seperti manusia pada umumnya.
Dalil yang menunjukkan bahwa mereka dari jenis manusia keturunan Adam ‘alaihissalam adalah apa yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dalam Kitabul Anbiya’ bab Qishah Ya’juj wa Ma’juj, dari Abu Sa’id Al-Khudri
Radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Sallallahu’alaihiwassallam bersabda:
عَن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى ا عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ ا تَعَالَى
يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ
فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ
مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ
يَشِيبُ الصَّغِيرُ ) وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا
وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ
عَذَابَ ا شَدِيدٌ ( قَالُوا يَا رَسُولَ ا وَأَيُّنَا ذَلِكَ
الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ أَلْفًا…
Allah subhanahuwata’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Keluarkan pasukan penghuni neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu pasukan penghuni neraka?” Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang
hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah subhanahuwata’ala  yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: “Siapa
yang satu itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu….” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal.382)Dari hadits di atas kita dapatkan beberapa faedah: Pertama: Ya’juj wa Ma’juj adalah calon penghuni neraka. Kedua: jumlah Ya’juj wa Ma’juj sangat besar. Ketiga: bahwa Ya’juj wa Ma’juj dari jenis manusia keturunan Adam.
Sifat-sifat Ya’juj wa Ma’juj
Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakanakan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan lain-lain. Disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu, dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata:
وَهُوَ عَاصِبٌ إِصْبَعَهُ مِنْ n خَطَبَ رَسُولُ ا
لَدْغَةِ عَقْرَبٍ فَقَالَ: إِنَّكُمْ تَقُولُونَ لَا عَدُوَّ وَإِنَّكُمْ
لَا تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ
وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْعُيُونِ شُهْبُ
الشِّعَافِ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ
الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Rasulullah sallallahu’alaihi wassallam berkhutbah dalam keadaan jarinya tersengat kalajengking. Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj wa Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)
Ya`juj dan Ma`juj Sudah Ada Sekarang
Ya`juj dan Ma`juj sudah ada dan terus dalam keadaan turun-temurun (beranak pinak), tidak meninggal satu orang dari mereka, kecuali lahir seribu orang lebih. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abdullah bin ‘Amr radhiallahuanhu yang diriwayatkan Al-Hakim rahimahullahu dalam Mustadrak-nya.
Namun alhamdulillah Allah subhanahuwata’ala telah bentengi mereka dari kita, yaitu dengan sebab menakdirkan munculnya Dzulqarnain yang dengan kemampuannya membuat benteng yang terbuat dari besi dan tembaga. Allah subhanahuwata’ala berfirman:  “Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan
dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain berkata:
‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabb-ku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar’.” (Al-Kahfi:92-98)
Kesombongan Ya’juj dan Ma’juj
Ya`juj dan Ma`juj ketika keluar tidaklah melewati sesuatu kecuali dirusaknya. Tidaklah melewati danau kecuali meminumnya hingga habis. Tidaklah mendapati manusia kecuali dibunuhnya sampai ketika mereka merasa
menang membantai seluruh penduduk bumi, dia menantang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar biasa dari Ya`juj wa Ma`juj.
ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى جَبَلِ الْخُمَرِ وَهُوَ
جَبَلُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ قَتَلْنَا مَنْ
فِي الْأَرْضِ هَلُمَّ فَلْنَقْتُلْ مَنْ فِي السَّمَاءِ. فَيَرْمُونَ
بِنُشَّابِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ فَيَرُدُّ اللهُ عَلَيْهِمْ نُشَّابَهُمْ
مَخْضُوبَةً دَمًا
“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu gunung di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “Kita telah membantai penduduk bumi, mari kita membantai penduduk langit.” Maka mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka Allah subhanahuwata’ala kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (HR. Muslim dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah)
Yakni mereka mengira bahwa darah tersebut bukti kemenangan mereka melawan penduduk langit. Maka Allah subanauwata’ala binasakan seluruhnya pada saat puncak kesombongan mereka dalam waktu yang hampir bersamaan.
Binasanya Ya’juj dan Ma’juj dengan doa Nabi Isa ‘alaihissallam
Diriwayatkan dari An-Nawwas Ibni Sam’an dalam hadits yang panjang.
Di antaranya sebagai berikut:
إِذْ أَوْحَى اللهُ إِلَى عِيسَى إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا
لِي لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ
وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ
يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ
مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً
مَاءٌ وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ
رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ
الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ
اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى
كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى
وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ
مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ
اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللهِ فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا
كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ
اللهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ مَطَرًا لَا يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ
وَلَا وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ
يُقَالُ لِلْأَرْضِ أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ…
Ketika Allah subhanahuwata’ala mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam: Sesungguhnya aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada kemampuan bagi seorang pun untuk memeranginya. Maka biarkanlah mereka hamba-hamba-Ku menuju Thuur. Lalu Allah subhanahuwata’ala keluarkan Ya’juj wa Ma’juj dan mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi. Kemudian mereka melewati danau Thabariyah1, dan meminum seluruh air yang ada padanya. Hingga ketika barisan paling belakang mereka sampai di danau tersebut mereka berkata: “Sungguh dahulu di sini masih ada airnya.” Ketika itu terkepunglah Nabiyullah Isa ‘alaihissallam dan para sahabatnya.
Hingga kepala sapi ketika itu lebih berharga untuk mereka daripada seratus dinar kalian sekarang ini. Maka Isa dan para sahabatnya berharap kepada Allah subhanahuwata’ala. Maka Allah subhanahuwata’ala pun mengirim sejenis ulat yang muncul di leher mereka. Maka pagi harinya mereka seluruhnya binasa menjadi bangkai-bangkai dalam waktu yang hampir bersamaan. Kemudian turunlah (dari gunung Thuur) Nabiyullah Isa dan para sahabatnya, maka
tidak didapati satu jengkal pun tempat kecuali dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk mereka. Maka Nabi Isa ‘alaihissallam pun berharap (berdoa) kepada Allah subhanahuwata’ala. Maka Allah subhanahuwata’ala mengirimkan burung-burung yang lehernya seperti unta, membawa bangkai-bangkai mereka dan kemudian dilemparkan di tempat yang Allah subhanahuwata’ala kehendaki2. Kemudian Allah kirimkan hujan yang tidak menyisakan satu pun rumah maupun kemah, lalu membasahi bumi hingga menjadi licin. Kemudian dikatakan
kepada bumi itu: ‘Tumbuhkanlah buahbuahanmu dan kembalilah berkahmu…” (HR. Muslim)
Wajib Beriman dengan berita Ya`juj wa Ma`juj
Berita tentang Ya`juj wa Ma`juj adalah berita dari Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya, sehingga seorang muslim yang beriman wajib menerimanya. Bukankah ciri-ciri orang yang bertakwa adalah beriman kepada hal
ghaib yang dikabarkan oleh Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya? Dan termasuk hal yang ghaib adalah apa yang akan terjadi pada akhir zaman, termasuk berita akan keluarnya Ya`juj wa Ma`juj? Namun sebagian kaum muslimin, khususnya kaum Mu’tazilah dan para rasionalis atau orang-orang yang terpengaruh oleh mereka, menolak berita-berita hadits yang -menurut anggapan mereka- tidak masuk akal. Mereka menganggap hadits-hadits tersebut hanya akan membuat orang lari dari Islam. Ketika mereka mendengarkan hadits-hadits tentang diangkatnya Nabi Isa ‘alaihissallam dalam keadaan hidup, akan turunnya beliau pada akhir zaman, berita tentang Dajjal – yang sudah ada wujudnya dalam keadaan terbelenggu- atau tentang Ya`juj wa Ma`juj yang masih beranak-pinak dan terus menerus berupaya untuk keluar dari benteng yang dibuat oleh Dzulqarnain, dan lain-lainnya. Mereka benar-benar gelisah, panas dadanya seraya berkata: “Untuk apa hadits-hadits seperti ini disampaikan. Hadits-hadits ini akan menjadikan manusia semakin jauh dari Islam.” Mereka melontarkan olokolok,
celaan, dan berbagai macam ucapan penolakan terhadap hadits-hadits tersebut. Keadaan mereka ini persis seperti yang dikatakan oleh para ulama tentang ahlul bid’ah:
Ahmad bin Sinan Al-Qaththan rahimahullahu berkata: ”Tidak ada di dunia ini seorang mubtadi’ (ahli bid’ah) pun kecuali akan membenci ahlil hadits. Jika seseorang mengada-adakan kebid’ahan niscaya akan dicabut kelezatan hadits dari hatinya.” (Aqidatussalaf wa Ashhabul Hadits hal. 300)
Abu Nashr bin Sallam Al-Faqih rahimahullahu berkata: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dan lebih dibenci bagi orang-orang mulhid (sesat) daripada mendengarkan hadits dengan riwayat dan sanadnya.” (AqidatusSalaf Ashhabil Hadits hal. 302)
Sebagai nasihat dan peringatan untuk kita dan seluruh kaum muslimin, kami nukilkan beberapa ucapan para ulama dalam masalah ini:
Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullahu menyatakan: “Barangsiapa yang menolak hadits Nabi salallahu’alaihiwassallam, maka dia berada di pinggir jurang kehancuran.” (Thabaqat Al-Hanabilah, 2/11 dan Al-Ibanah, 1/269; lihat Ta’zhimus Sunnah hal. 29)
A l – I m a m A l – B a r b a h a r i rahimahullahu menegaskan: “Jika engkau mendengar seseorang mencela riwayat-riwayat (yakni riwayat hadits yang shahih), menolaknya atau menginginkan selainnya, maka curigailah
keislamannya dan jangan ragu kalau dia adalah pengekor hawa nafsu, ahlul bid’ah.”(Syarhus Sunnah hal. 51)
Abul Qashim Al-Ashbahani rahimahullahu menerangkan: Ahlus Sunnah dari kalangan salaf berkata: “Barangsiapa mencerca riwayat-riwayat hadits, maka sepantasnya untuk dituduh keislamannya.” (Al-Hujjah fi Bayanil Mahajjah 2/248. Lihat Ta’zhimus Sunnah, hal. 29)
Al-Imam Az-Zuhri  –imamnya para imam pada zamannya- berkata: “Dari Allah subanahuwata’ala keterangannya, Rasulullah sallallahu’alaihiwassalam yang menyampaikannya, maka kewajiban kita adalah menerimanya.” (Aqidatus Salaf Ashhabil Hadits, hal. 249)
Beliau berkata juga: “Diriwayatkan dari salaf bahwa kaki Islam tidak akan kokoh, kecuali di atas fondasi at-taslim
(yakni menerima dan tunduk pada seluruh ucapan Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya, pent.).” (Aqidatus Salaf Ashhabul Hadits hal. 200) Wallahu a’lam.

Tanda tanda Akhir Zaman

Selama beribu-ribu tahun lamanya manusia telah hidup di dunia zaman telah berlalu dan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan hidup manusia (baca perkembangan islam abad pertengahan) . Islam sendiri meyakini bahwa manusia saat ini tengah hidup di akhir zaman dan hari kiamat atau hari akhir dibangkitkannya manusia akan segera tiba.

Meskipun tidak ada yang mengetahui kapan hari kiamat itu akan datang kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Setiap umat Islam tentunya harus mengimani hari akhir atau hari kiamat tersebut karena pada hari tersebut manusia yang sudah mati akan dibangkitkan kembali dan dihisab amal perbuatannya(baca fungsi iman kepada Allah SWT). Hari kiamat atau yang dikenal dengan hari akhir zaman atau yaumul akhir adalah hari dimana umat manusia akan dibangkitkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan ditimbang amal perbuatannya.

Tanda-tanda Akhir Zaman

Meskipun tidak ada seorangpun yang tahu kapan akan datang hari kiamat ada beberapa hal yang menandai bahwa manusia saat ini tengah berada di akhir zaman atau yang dikenal dengan sebutan Asyrath as saah dan kejadiant tersebut terjadi sekali maupun berulang-ulang. Berikut adalah tanda tanda akhir zaman :

Diutusnya Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW adalah Rasul penutup yang menandakan bahwa kaum manusia saat ini adalah kaun yang hidup di akhir zaman.  Rasul bersabda (baca keutamaan cinta kepada Rasulullah SAW bagi umatnya)

 ‘(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.”(Anas Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).

Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Dalam suatu hadits Rasul bersabda

‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat  dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhari).

Penaklukan Baitul Maqdis

Penaklukan baitul maqdis atau yang dikenal dengan masjidil aqsa di Palestina adalah salah satu tanda akhir zaman khususnya yang terjadi pada tahun ke 16 H sebagaimana yang disebutkan dalam hadits (baca sejarah peradaban islam dan peninggalan sejarah islam)

‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat  dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.”(HR. Al-Bukhari).

Mewabahnya Tha’un ‘Amwas

Rasul bersabda :

“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash1) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).

Ibnu Hajar berpendapat bahwa wabah penyakit tha’un ‘amwas sudah merebak saat masa  kekhalifahan ‘Umar bin Khatab atau pasca penaklukan baitul maqdis. Wabah tersebut terjadi pada tahun 18 H dan menewaskan lebih dari 25000 jiwa.

Berlimpahnya Harta Hingga Tidak Ada Yang Menerima Sedekah

Disebutkan dalam hadits rasulullah tanda akhir zaman yang lain adalah berlimpahnya harta dan sulitnya menemukan orang untuk diberi sedekah. (baca keutamaan bersedekah)

“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Munculnya Beragam Fitnah

Fitnah yang dimaksud disini adalah cobaan atau ujian. Sebagaimana tanda ini disebutkan dalam suatu hadits

“Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah,bagaikan bagian malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika (rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak Adam (Habil).” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)

Banyaknya Nabi Palsu

Bermunculannya nabi palsu adalah salah satu tanda akhir zama. Pada masa Rasulullah sendiri setelah Rasul wafat ada beberapa orang yang mengaku sebagai nabi diantaranya yaitu Musailamah al kazzab, Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi,serta di masa ini juga muncul nabi palsu seperti Mirza ahmad al qadiyani yang berasal dari India.  Rasul bersabda

“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’ yang (jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Allah (Rasulullah).” (HR Bukhari)

Tersebarnya Stabilitas Keamanan

Tanda akhir zaman yang lainnya adalah rasa aman dalam diri manusia dan keamanan yang terjamin disetiap negara. Rasul bersabda

‘Tidak akan terjadi Kiamat hingga seseorang pengendara (kendaraan)berjalan di antara Irak dan Mekkah tidak merasa takut kecuali (takut) tersesat di jalan’.” (HR Ahmad)

Fenomena Api Hijaz

Munculnya api Hijaz pada pertengahan abad ke 7 H yakni pada tahun 654 H adalah salah satu pertanda akhir zaman sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW

“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi leher-leher unta di Bashra.”

Peperangan dengan Bangsa Turki

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasululullah SAW bersabda:  “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga kaum muslimin memerangi bangsa Turki, yaitu kaum yang wajah-wajahnya seperti tameng yang dilapisi kulit, mereka memakai (pakaian) yang terbuat dari bulu, dan berjalan (dengan sandal) yang terbuat dari bulu.” (HR Muslim) (baca juga perkembangan islam di Eropa)

Peperangan dengan Bangsa ‘Ajam

Sesungguhnya rasul bersabda bahwa :

“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai kalian memerangi bangsa Khuz dan bangsa Karman dari kalangan ‘Ajam, bermuka merah, berhidung-hidung pesek, bermata sipit, wajah-wajah mereka bagaikan tameng yang dilapisi kulit, dan sandal-sandal mereka terbuat dari bulu.” (HR. Al-Bukhari)

Hilangnya Amanat

Salah satu tanda akhir zaman adalah hilangnya amanat pada suatu kaum. Sesuai dengan hadits Rasulullah

‘Jika amanat telah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat.’ (Abu Hurairah ra) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana amanat itu disia-siakan?’ Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah Kiamat!’.” (HR. Al-Bukhari)

Diangkatnya ilmu dan fenomena Kebodohan

Wafatnya para ulama dan mereka yang berilmu adalah salah satu tanda akhir zaman dan kiamat sudah dekat. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut  (baca juga islam dan ilmu pengetahuan)

 “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu langsung dari para hamba, tetapi mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadi orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka seat lagi menyesatkan orang lain.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Banyaknya Pasukan dan Pendukung Kezhaliman

Makin maraknya orang dan pendukung kezhaliman adalah salah satu tanda akhir zaman. Rasul bersabda

Dua kelompok manusia penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, (yaitu) golongan orang-orang yang membawa cemeti seperti buntut sapi, mereka memukuli manusia dengannya ”(HR Muslim)

Merebaknya Perzinaan

Masalah zina saat ini bukan lagi jadi rahasia besar dan hal yang tabu khususnya di negara barat. Hal ini adalah salah satu pertanda bahwa akhir zaman telah tiba sebagaimana yang disebutkan dalam hadits rasulullah SAW bersabda : (baca juga cara bertaubat dari zina dan amalan penghapus dosa zina)

‘Sesungguhnya diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Merebaknya perzinaan’.”

Merajalelanya praktek riba

Riba adalah suatu perbuatan mengambil keuntungan dari harta yang dipinjamkan dan hal ini dilarang dalam islam. Merajalelanya praktek riba yang dilakukan oleh bank modern saat ini adalah salah satu tanda akhir zaman sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut (baca juga cara menghindari riba dan hukum riba dalam islam)

Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan (status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh” (HR Bukhari)

Fenomena anggapan alat musik adalah halal

Tanda yang lain adalah musik yang semakin merebak dan orang menganggapnya halal. Sebagaimana disebutkan dalam hadits

“Kelak terjadi dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutra, khamer dan alat-alat musik. Dan sungguh ada beberapa kaum yang akan singgah di suatu pegunungan yang tinggi, pada sore harinya (seorang pengembala) menjambangi mereka dengan membawa hewan ternaknya,  mereka didatangi –oleh pengembala fakir itu- untuk suatu kebutuhan, lalu mereka berkata: ‘Kembalilah kepada kami besok.’ Maka di malam harinya Allah (membinasakan) mereka dan hancurlah gunung tersebut, dan merubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari kiamat.”

Maraknya peredaran Minuman Keras atau khamer

Minuman keras atau minuman beralkohol haram hukumnya dan salah satu tanda akhir zaman adalah merebaknya khamer atau minuman keras tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut (baca juga minuman haram menurut islam)

‘Diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………..dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘(Maraknya) minuman khamer ’.” (HR Muslim)

Berlomba-lomba Menghiasi Masjid

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh  Ibnu Abbas RA bahwa Rasul bersabda :

“Sungguh kamu akan menghiasinya (masjid-masjidmu) sebagaimana bangsa Yahudi dan Nashrani menghias (tempat-tempat ibadah mereka).” (HR. Al-Bukhari)

Berlomba-lomba Meninggikan Bangunan

Saat ini setiap negara dan wilayah berlomba-limba mendirikan gedung yang tinggi dan hal ini  adalah salah satu tanda akhir zaman. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits

“Dan bahwa engkau (akan) menyaksikan orang yang bertelanjang kaki dan badan, lagi miskin yang mengembala domba, berlomba-lomba meninggikan bangunan.” (HR Muslim)

Budak Wanita Melahirkan Tuannya

Tanda selanjutnya adalah adanya seorang wanita yang melahirkan tuannya, maksudnya adalah sang ibu nantinya akan melayani anak yang ia lahirkan seperti tuannya. Seperti yang disebutkan dalam hadits

 “Aku kabarkan kepadamu tentang tanda-tandanya, (yaitu) jika seorang budak wanita melahirkan tuannya.”(Muttafaqun ‘Alaihi)

Maraknya Pembunuhan

Banyaknya kasus pembunuhan keji yang terjadi saat ini adalah salah satu pertanda akhir zaman yang disebutkan dalam hadits berikut

“Tidak akan datang hari Kiamat hingga banyak al-harj.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah al-harj itu?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Muslim).

Zaman Semakin Singkat

Semakin cepatnya waktu berlalu adalah salah satu pertanda bahwa kiamat sudah semakin dekat/  Dari Abu Hurairah RA, “Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak akan terjadi hari Kimat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan hari jum’at seperti sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah pohon kurma (cepat sekali, pent.).” (HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan Al-Albani meshahihkannya).

Pasar Semakin berdekatan

Semakin merebaknya pasar atau tempat berjual beli adalah salah satu tanda akhir zaman. Rasul bersabda

 “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga muncul berbagai fitnah, banyaknya kebohongan dan berdekatannya pasar.” (HR. Ahmad)

Fenomena Kemusyrikan

Sesungguhnya rasul bersabda dan menyebutkan bahwa salah satu pertanda akhir zaman adalah banyaknya fenomena kemusyrikan atau orang yang menyekutukan Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut (baca syirik dalam islam)

 “Jika pada umatku pedang telah diletakkan, maka ia tidak akan pernah diangkat darinya sampai hari Kiamat, dan tidak akan terjadi hari Kiamat hingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti kaum musyrikin, dan beberapa kabilah dari umatku menyembah berhala.”

Menjamurnya Perbuatan dan Ucapan Keji atau Fasha, Putusnya Silaturahmi, dan Buruknya Hubungan antar tetangga

Tanda akhir zaman yang lainnya adalah orang semakin mudah berbuat dan berkata keji, semakin mudahnya memutus silaturahmi dan hubungan antar tetangga yang buruk, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut

 “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga muncul (banyak) perbuatan dan perkataan keji, pemutusan silaturahmi, dan jeleknya hubungan bertetangga.”

Orangtua Bergaya Anak Muda

Tanda akhir zaman ini banyak kita temui saat ini, para orangtua yang berpakaian dan bertingkah laku seperti anak muda. Hal ini disebutkan dalam hadits berikut

 ‘Akan ada di akhir zaman satu kaum yang menyemir rambut mereka dengan warna hitam bagaikan dada burung merpati, mereka tidak akan pernah mencium harumnya surga’.” (HR. Ahmad).

Maraknya kekikiran

Semakin banyak orang kikir dan merebaknya kebakhilan adalah salah satu tanda akhir zaman yang disebutkan dalam hadits berikut

 “Zaman semakin berdekatan, amal berkurang dan kekikiran dilemparkan (ke dalam hati).” (HR. Al-Bukhari)

Maraknya Perdagangan

Perdagangan yang banyak dipraktekkan saat ini adalah salah satu tanda akhir zaman yang disebutkan oleh rasulullah SAW

 “Menjelang datangnya hari Kiamat, salam hanya diucapkan kepada orang-orang tertentu, dan merebaknya perdagangan hingga seorang wanita turut serta (bersama) suaminya dalam berdagang.”

Banyaknya Peristiwa Gempa Bumi

Bumi yang didiami oleh manusia semakin tua dan pergeseran lempeng benua yang menua membuat gempa semakin sering terjadi. Hal ini adalah salah satu tanda akhir zaman. Rasulullah SAW bersabda

 “Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga terjadi banyak peristiwa gempa bumi.” (HR. Al-Bukhari)

Banyaknya Orang-Orang yang Ditenggelamkan ke Dalam Bumi, Diubah Raut Wajahnya dan Dilempar Batu

Tanda terakhir yang menjadi pertanda datangnya kiamat semakin dekat, disebutkan dalam hadits berikut ini

 “Akan ada pada akhir umatku (orang-orang) yang ditenggelamkan ke dalam bumi, dirubah rawut wajahnya, dan dilempari (batu).” Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: ‘Aku bertanya, (Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan sementara masih ada orang-orang soleh ditengah-tengah kami?. Beliau menjawab, “Benar, ketika kemaksiatan telah merajalela.”

Demikian tanda-tanda akhir zaman yang telah terjadi dan berlangsung hingga saat ini. Untuk itulah seorang umat muslim harus senantiasa waspada dan meningkatkan ibadahnya kepada allah SWT karena kiamat pasti akan datang meskipun tanda-tanda kiamat besar belum nampak.

Kiamat Besar

Kiamat menurut istilah syara’ (agama)  ialah satu ungkapan untuk suatu kejadian bencana yang maha dahsyat, yang menimpa kehidupan setiap makhluk hidup.

Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali sinonim untuk kata kiamat. Tidak kurang dari sembilan belas kata di dalam Al-Qur’an itu yang mempunyai makna yang sepadan dengan kiamat. Lebih jelasnya dapat diterangkan sebagai berikut:

Hari Kiamat berarti Yaumus Saa’ah (Hari Kiamat), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Al-Mu’min: 59).

Hari Kiamat berarti Yaumul Ba’tsi (Hari Kebangkitan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) manurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan; maka inilah hari kebangkitan itu…” (QS. Ar Ruum: 56).

Hari Kiamat berarti Yaumud-Din (Hari Agama/Hari Pembalasan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Yang menguasai Hari Pembalasan.” (QS. Al-Faatihah: 3).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Hasrah (Hari Penyesalan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Dan berilah mereka peringatan tentang Hari Penyesalan..” (QS. Maryam: 39).

Hari Kiamat berarti Ad-Daarul-Akhirah (Hari Akhirat), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“… Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabuut: 64).

Hari Kiamat berarti Yaumut-Tanaad (Hari Panggil Memanggil), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggl memanggil.” (QS. Al-Mu’min: 32).

Hari Kiamat itu dinamakan hari panggil memanggil karena orang yang berkumpul di Padang Mahsyar sebagian memanggil sebagian yang lain untuk meminta tolong.

Hari Kiamat berarti Daarul-Qaraar (Negeri yang Kekal), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“… Dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Al-Mu’min: 39).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Fashli (Hari Keputusan), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.” (QS. Ash-Shaffat: 21).

Hari keputusan maksudnya ialah hari Allah SWT memberi keputusan dan pembalasan kepada hamba-Nya.

Hari Kiamat berarto Yaumul-Jam’i (Hari Dikumpulkannya Manusia), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“… Serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya …” (QS. Asy-Syuura: 7).

Hari Kiamat berarti Yaumul Hisab (Hari Perhitungan), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:

“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab (perhitungan).” (QS. Shaad: 53).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Wa’iid (Hari Ancaman), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:

“Dan ditiuplah sangkakala, itulah hari terlaksanannya ancaman.”(QS. Qaaf: 20).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Khulud (Hari Abadi), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan.” (QS. Qaaf: 34).

Hari Kiamat berarti Yaumul-Khuruuj (Hari Keluar dari Kubur), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“(yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya itulah hari keluar (dari kubur).” (QS. Qaaf: 42).

Hari Kiamat berarti Al-Waaqi’ah (Hari Kejadian), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Apabila terjadi hari kiamat.” (QS. Al-Waaqi’ah: 1).

Hari Kiamat berarti Al-Haaqqah (Hari Pasti Terjadi), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Hari Kiamat, apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Haaqqah: 1-3).

Hari Kiamat berarti Ath-Thaammatul-Kubra (Hari Malapetaka yang Maha Besar), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.” (QS. An-Naazi’aat: 34).

Hari Kiamat berarti Ash-Shaakh-khah (Hari Suara yang Menggelegar), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua).” (QS. ‘Abasa: 33).

Hari Kiamat berarti Al-Aazifah (Hari yang tiba-tiba), kata tersebut terdapat dalam firman Allah berikut in:

“Telah dekat terjadinya kiamat.”(QS. An-Najm: 57).

Hari Kiamat berarti Al-Qaari’ah (Hari Bencana), kata tersebut dalam firman Allah berikut ini:

“Hari Kiamat, apakah hari kiamat itu? tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Qaari’ah: 1-3).

Hari Kiamat berarti tersebut terdapat dalam firman Allah berikut ini:

“… Sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu suatu kejadian yang sangat dahsyat.” (QS. Al-Hajj: 1).

Dalil Naqli dan Aqli Tentang Kiamat

Dalil Al-Qur’an

Lebih spesifik, masalah-masalah  yang berkaitan dengan fenomena kejadian kiamat diterangkan lebih jelas dalam ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur’an sebagai berikut:

Al-Faatihah; surah 1 ayat 3
Al-Baqarah; surah 2 ayat 254 dan 281
Ali ‘Imran; surah 3 ayat 30, 106-107, dan 161
An-Nisaa’; surah 4 ayat 87
Al-An’aam; surah 6 ayat 23-24
Al-A’raaf; surah 7 ayat 6-9
Yunus; surah 10 ayat 45
Huud; surah 11 ayat 103-108
Ibrahim; surah 14 ayat 48-52
An-Nahl; surah 16 ayat 84-89
Al-Israa’; surah 17 ayat 13-14
Al-Kahfi; surah 18 ayat 47-49
Maryam; surah 19 ayat 39
ThaaHaa; surah 20 ayat 98-111
Al-Hajj; surah 22 ayat 1
Al-Mu’minun; surah 23 ayat 15-20 dan 101-103
Al-Furqaan; surah 25 ayat 17-19 dan 25-29
Al-Qashash; surah 28 ayat 62-66
Al-Ankabuut; surah 29 ayat 64
Ar-Ruum; surah 30 ayat 14-16, 43-44 dan 55-57
Luqman; surah 31 ayat 33
Saba’; surah 34 ayat 40-42
Yaa Siin; surah 36 ayat 48-54
Ash-Shaffaat; surah 37 ayat 21 dan 27-37
Shaad; surah 38 ayat 53
Al-Mu’min; surah 40 ayat 32
Asy-Syuura; surah 42 ayat 7
Az-Zukhruf; surah 43 ayat 38-39
Qaaf; surah 50 ayat 20, 34 dan 41-44
An-Najm; surah 53 ayat 57
Al-Qamar; surah 54 ayat 6-8
Al-Waaqi’ah; surah 56 ayat 1-12
Al-Mujaadilah; surah 58 ayat 18
Al-Haaqqah; surah 69 ayat 1-3 dan 15-18
Al-Ma’aarij; surah 70 ayat 8-18
Al-Muzzammil; surah 73 ayat 12-18
Al-Qiyaamah; surah 75 ayat 13-18
Al-Mursalaat; surah 77 ayat 35-39
An-Nabaa’; surah 78 ayat 17-40
An-Naazi’aat; surah 79 ayat 34-46
‘Abasa; surah 80 ayat 32-42
At-Takwiir; surah 81 ayat 1-14
Al-Ingithaar; surah 82 ayat 1-19
Al-Muthaffiffiin; surah 83 ayat 4-6
Al-Insyiqaaq; surah 84 ayat 1-15
Al-Ghaasyiyah; surah 88 ayat 1-17
Al-Fajr; surah 89 ayat 21-30
Al-Qaari’ah; surah 101 ayat 1-3



Dalil As Sunah

Diriwayatkan dari sahabat Sahl ra. Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Aku diutus (menjadi nabi dan rasul) pada saat menjelang dekatnya hari Kiamat seperti dekatnya kedua jari ini (ketika itu beliau SAW berbicara sambil menunjukkan kedua jarinya).”

Diriwayat dari sahabat Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang ingin melihat fenomena Hari Kiamat (dengan gambaran yang jelas) seakan-akan ia melihatnya di depan mata, maka hendaknya ia membaca (Surah At-Takwiir); Apabila matahari digulung dan apabila bintang-bintang berjatuhan dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan …” (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Hakim).

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri ra Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Bumi akan dilipat seperti roti pada hari kiamat dan Allah akan menggenggamnya sebagaimana kamu menggenggam rotimu yang kau siapkan untuk bekal dalam perjalanan …” (Riwayat Al-Imam Bukhari)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW pernah berkata:

“Pada hari kiamat manusia akan tenggelam dalam keringatnya sendiri yang tingginya mencapai mulut dan telinga mereka.”(Riwayat Imam Bukhari dan Ahmad).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Ketika kiamat terjadi, dua orang yang hendak berjual beli telah menghamparkan kain di hadapan keduanya, tidak sempat lagi meneruskan jual beli dan tidak pula sempat melihat kain. Ketika Kiamat terjadi, seseorang yang baru selesai memerah susu sapinya tidak sempat lagi meminumnya. Ketika kiamat terjadi seseorang yang sedang memperbaiki kolamnya tidak sempat lagi meminum airnya. Ketika Kiamat terjadi seseorang yang mengangkat makanan ke mulutnya, tidak sempat lagi memakannya.” (Riwayat Imam Bukhari).

Dalil Aqli

Keberadaan dunia dengan kenikmatan dan penderitaan yang ada di dalamnya telah menjadi bukti akan adanya kehidupan lain di alam lain dimana di dalamnya terdapat keadilan, kebaikan, kesempurnaan, kebahagiaan dan penderitaan yang jauh lebih banyak dan lebih besar kadarnya daripada di dunia. Kehidupan di dunia dengan berbagai kebahagiaan dan penderitaan di dalamnya tidak lebih dari sehelai daun kecil jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang maha luas.

Tidak ada sesuatu yang bertentangan dengan akal pada hari kebangkitan, dan hari pembalasan, sebab akal hanya memungkiri dan memustahilkan pertemuan dua hal yang saling berlawanan (kontradiksi). Hari kebangkitan dan hari pembalasan sedikit pun tidak masuk dalam kategori tersebut. Kebaikan kekuasaan Allah Ta’ala untuk mengembalikan manusia setelah kematian mereka, sebab pengembalian mereka itu tidak lebih sulit dari penciptaan mereka tanpa contoh sebelumnya.


Dikutip dari Syahida.com

Selasa, 29 Januari 2019

Kiamat Wustha

Tanda-Tanda Wustha Yang Sudah Terjadi Beberapa Abad Yang Lalu dan Mungkin akan Terulang Kembali

Pemberitahuan Rosululloh saw tentang Berbagai Bencana dan Peringatan Terhadapnya.

Di antara tanda tanda kiamat, baik shugra, wustha, maupun kubra adalah bencana, yang dimulai sejak wafatnya Rosululloh saw dan tidak akan berakhir, kecuali dengan munculnya dajjal, yang merupakan bencana terbesar sebelum terjadinya kiamat. Berikut ini akan dipaparkan hadits yang membahas hal tersebut secara rinci.

Bencana sebelum kiamat banyak sekali, ada yang kecil dan ada pula yang besar. Peristiwa itu tidak dapat dipikul oleh hati, tubuh dan akal manusia karena kelemahnya (manusia diciptakan dalam keadaan lemah). Manusia akan bertanya, mengapa bencana yang banyak ini menimpa kaum muslimin yang beriman ? Mengapa pula api keluar dari bumi Hijaz dan menerangi leher leher unta di Bushra, Syam ? Sebagaimana telah disebutkan, di antara bencana itu ada yang datang dua kali atau tiga kali. Sesungguhnya, bencana itu mencapai ratusan dan hampir saja seorang mukmin mengira bahwa bencana itu tinggal satu kali lagi. Namun, datang lagi bencana yang lain. Untuk menjawab pertanyaan ini, ada pembahasan khusus karena hadits yang berkaitan dengan ini agak panjang.

Telah disebutkan bahwa dunia merupakan tempat ujian dan cobaan. Secara umum, manusia itu diuji. Seorang yang beriman diuji dengan agama dan dunianya agar Alloh SWT membersihkan jiwa dan hatinya. Masuk surga bukanlah suatu perkara yang mudah. Untuk dapat masuk surga, jiwa, hati dan keimanan seseorang harus diuji oleh Alloh SWT terlebih dahulu.

Ayat ayat al Quran yang membahas hal ini cukup banyak. Dan, syarat yang telah ditetapkan oleh Alloh SWT untuk masuk surga merupakan ujian bagi seorang yang beriman.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Alloh orang orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang orang yang sabar. (QS Ali Imran : 142)

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “Kami telah beriman.” Sedangkan mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang orang yang dusta.
(QS Al Ankabut: 2-3)

Dua ayat di atas menunjukkan adanya cobaan yang merupakan bagian dari ujian yang diwajibkan oleh Alloh SWT atas manusia, terutama atas orang orang yang beriman dan berserah diri kepada Alloh SWT, Tuhan sekalian alam. Alloh SWT telah menjelaskan kepada kita tentang asas keberadaan manusia, makhluk dan sebab sebabnya dalam satu ayat dari surat Al Mulk.

Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan, Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS Al Mulk: 2)

Sesungguhnya, penjelasan tentang kejadian hari kiamat dan siapa orang yang akan menjumpai dan memenangkannya, telah disebutkan dalam al Quran melalui firman Nya:

Sifat sifat yang baik itu tidak dianugerahkan, kecuali kepada orang orang yang sabar dan tidak di anugerahkan pula, kecuali kepada orang orang yang mempunyai keberuntungan besar. (QS Fushshilat: 35)

Ketika kita membicarakan surga di dalam ensiklopedia ini, kemudian mengetahuinya dengan pengetahuan dan keyakinan pada keagungannya, yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terbersit di dalam hati seseorang, kita mengetahui bahwa cobaan dan ujian yang menimpa kita di dunia, tidak
sama dengan yang kita jumpai di hari kiamat kelak. Semua ini merupakan rahmat Alloh SWT dan kenikmatan yang diberikan Nya di dalam surga yang abadi.

Bencana akan banyak terjadi sebelum kiamat atau sejak pengutusan Rosululloh saw sampai terjadinya kiamat. Sebagian bencana itu ada yang dahsyat dan gelap sehingga pada pagi hari seseorang yang beriman menjadi kafir dan sorenya beriman kembali. Oleh karena itu, marilah kita perhatikan bersama apa yang telah disabdakan Rosululloh saw tentang bencana besar tersebut, yang menimpa umat, kelompok masyarakat, keluarga, dan individu. Kita sampaikan hadits tersebut dan menafsirkan jika membutuhkan penafsiran.

Dari Abu Musa Al Asy’ ari ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Sesungguhnya, sebelum kiamat akan terjadi banyak fitnah, seperti sebagian malam yang gelap gulita, seseorang beriman pada pagi hari dan kafir pada sore harinya, orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada yang berusaha. Maka pecahlah kekerasan kalian, potonglah ikatan kalian, dan pukullah batu dengan pedang kalian, jika ia mengunjungimu, jadikanlah dia sebaik baik anak Adam (manusia). “ (HR Ibnu Majah)

Makna dari hadits di atas bahwa bencana itu sangat besar menimpa orang beriman. Oleh karena itu, ia menjadi lemah dan bimbang antara iman dan kufur, tidak ada yang teguh kecuali yang diteguhkan oleh Alloh SWT karena di dalam hatinya terdapat iman yang besar. Kemudian, Rosululloh saw meminta kita agar tidak berusaha mendekati atau masuk ke dalamnya meskipun hal itu menimpa kita. Dalilnya adalah agar kita menghancurkan pedang pedang kita, mematahkan busur busur kita, dan menumpulkan pedang kita. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak membunuh seseorang. Caranya adalah dengan menumpulkannya ke atas batu untuk menggugurkannya. Jika ada seseorang memfitnah, janganlah engkau bunuh. Biarlah engkau dibunuh, bukan menjadi pembunuh, seperti anak Adam yang terbunuh saudaranya sendiri, Qabil. Jadilah seperti Habil yang terbunuh dan jangan menjadi seperti Qabil si pembunuh. Dengan demikian, engkau tidak masuk ke dalam fitnah yang menimpa agamamu. Sedangkan, orang orang yang kafir dan memfitnah itu menjual akhirat dan agama mereka dengan luasnya dunia yang fana ini.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Sebelum kiamat akan terjadi banyak fitnah, seperti malam yang gelap gulita, seseorang beriman pada pagi hari dan kafir pada sore hari, beriman pada sore hari, lalu kafir pada pagi hari dan menjual agamanya dengan luasnya dunia. (HR Turmudzi)

Fitnah ini terasa berat bagi seorang muslim sehingga ia berharap mati agar terbebas dari cobaan besar yang menimpanya. Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat hingga seseorang berjalan melewati kuburan dan mengatakan semoga aku dapat menempati tempatnya.” (HR Ibnu Hibban)

Dalam riwayat Muslim juga disebutkan, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman Nya. Sungguh, dunia tidak akan pergi hingga seseorang berjalan di atas kuburan dan berhenti, lalu berkata semoga aku dapat menempati tempat pemilik kubur ini, ia tidak memiliki agama kecuali cobaan.” (HR Ibnu Majah)

Dari Abu Musa Al Asy’ ari bahwa Nabi saw bersabda :

Sungguh, menjelang kiamat akan terjadi al haraj. Mereka bertanya, “Apa itu al haraj ?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, tetapi bukan pembunuhan kalian terhadap orang orang musyrik, melainkan sebagian kalian membunuh sebagian yang lain sehingga seseorang akan membunuh tetangganya, saudaranya, pamannya dan anak pamannya (sepupunya).” Mereka berkata, “Apakah saat itu kita masih punya akal ?” Beliau menjawab “Sungguh, akal orang orang pada waktu itu akan dicabut dan digantikan dengan akal manusia yang tidak genap. Sebagian besar mereka mengira bahwa mereka berkuasa atas sesuatu dan bukan sesuatu yang lain. “ (HR Ahmad)

Semoga Alloh SWT melindungi kita dari zaman ini serta menguatkan akal dan hati kita dengan keimanan. Rosululloh saw juga pernah memberitahukan bahwa bencana ini akan memasuki rumah rumah atau mendatangi kita.

Dari Usamah bin zaid ra bahwa suatu ketika Nabi saw memandang ke arah salah satu perkampungan di Medinah, kemudian bertanya, “Apakah kalian melihat apa yang aku lihat ?” Sungguh, aku melihat tempat tempat terjadinya bencana di sela sela rumah kalian seperti tetesan air hujan.” (Hr Muslim)

Rosululloh saw memberitahukan bahwa bencana itu dimulai dari timur. Dalam sebuah khotbah, Salin bin Abdullah bin Umar bin Khattab ra mengatakan, “Wahai penduduk Irak, betapa banyak pertanyaan kalian tentang hal hal yang kecil dan besar. Saya pernah mendengar Abu Abdullah bin Umar mengatakan bahwa dia mendengar Rosululloh saw bersabda “Sungguh, bencana akan datang dari sini, beliau menunjuk dengan tangannya ke arah timur, tempat munculnya tanduk setan.” (HR Muslim)

Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah, permulaan bencana itu dimulai dari timur karena di sana kaum muslimin terpecah belah. Dari arah itu, yaitu dari Irak muncul kelompok Khawarij, Rafidhah, Batiniyah, Qadariyah, Jahmiyah, Mu’atazilah, dan Jabariyah.

Seseorang bertanya, bagaimana bencana ini bisa terjadi ? Di mana Islam ? Di mana ilmu pengetahuan ? Sebenarnya, yang terjadi dalam bencana ini adalah tersebarnya kebodohan, sedikitnya pengetahuan, ditinggalkannya Islam, usaha meraih dunia, mendekati bencana, menuruti hawa nafsu, berbuat dosa, bermaksiat, dan menghalalkan segala yang telah diharamkan oleh Alloh SWT.

Dari Abdullah bin Mas’ud ra dan Abu Musa Al Asy’ari ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Beberapa hari menjelang kiamat akan diturunkan kebodohan, dicabutnya ilmu pengetahuan dan banyak terjadi al haraj, yaitu pembunuhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits yang membahas bencana ini sangat panjang, tetapi kita cukupkan di sini karena kita akan kembali menemui banyak hadits yang menerangkan bencana yang menggetarkan serta menggoyahkan akal dan badan. Semoga Alloh SWT mengampuni kita.