Shalat istikharah merupakan shalat sunnat sebanyak 2 rakaat atau paling banyak 12 rakaat ( 6 salam ) yang dilakukan oleh umat muslim untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT karena bingung dengan pilihan yang ada dan merasa ragu ketika akan memutuskan sesuatu. Sedangkan waktu untuk pelaksanaan shalat istikharah bisa dilakukan kapan saja asalkan bukan waktu yang terlarang untuk melakukan shalat.
Meskipun bisa dilakukan kapan saja, shalat istikharah akan lebih efektif jika dilakukan ketika waktu sepertiga malam seperti waktu pelaksanaan shalat tahajud. Alasannya adalah berdoa dan memohon petunjuk di keheningan malam bisa membuat ibadah yang dilakukan akan lebih khusyu dilakukan.
Jenis – Jenis Shalat Istikharah
Sholat istikharah yang dilakukan memiliki berbagai macam jenis. Tidak semua umat islam tahu jenis-jenis dari shalat istikharah tersebut. Berikut ini adalah jenis shalat istikharah yang harus diketahui oleh umat islam:
- Istikharah Dengan Nasehat Orang Sholeh
Istikharah yang pertama adalah dengan meminta nasehat kepada orang-orang yang shaleh. Misalnya saja ketika kita membutuhkan untuk meraih apa yang terbaik untuk diri kita, kita bisa meminta nasehat kepada orang-orang yang beriman yang mampu memberikan nasehat. Orang soleh yang dimaksud di sini adalah ulama yang mampu ikhlas dalam beristiqomah. Namun yang harus di ingat di sini adalah nasehat tersebut harus dilakukan setelah umat muslim melakukan sholat istikharah.
Dalam sholat istikharah tersebut umat muslim akan meminta yang terbaik kepada Allah SWT. Nasehat ulama yang mampu melakukan istiqomah merupakan hal lazim yang bisa dilakukan oleh para santri, jamaah ataupun umat agar apa yang di cita-citakan, hajat, masalah bisa mendapatkan solusi yang baik.
Contohnya saja adalah santri KH. Muhammad Arifin Ilham yang ketika menghadapi masalah selalu meminta nasehat kepada KH. Muhammad Arifin Ilham. Dia mendapatkan nasehat terbaik setelah melakukan sholat istikharah dan melalui doa yang dia panjatkan.
- Istikharah Dengan Al-quran
Setelah melakukan shalat istikharah, melakukan doa dan meminta nasehat dari ulama yang soleh belum mampu membuat hati menjadi tenang dan tentram, maka kita diperbolehkan istikharah dengan menggunakan Alquran. Al-quran diharapkan bisa menghilangkan keragu-raguan dengan memohon kepada Allah untuk diberikan yang terbaik.
Hal tersebut sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW yang berbunyi “termasuk kebahagaiaan bagi keturunan Nabi Adam Alaihi Salam adalah jika dia beristikharah dengan memohon yang terbaik kepada Allah SWT dan mengharaa keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.
Dan yang ada diantara kemalangan manusia keturunan Nabi Adam AS adalah dia tidak mau melakukan istikharah dan mengharap keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan. Metode dari shalat istikharah menggunakan alquran dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut ini:
- Orang yang meminta petunjuk sedang dalam kondisi berdoa dan memiliki makna bahwa orang yang sedang meminta petunjuk tersebut bersungguh-sungguh mengharapkan petunjuk Allah SWT dan yakin bahwa keraguannya akan hilang melalui berkah yang ada di dalam alquran.
- Paham degan konteks serta makna dalam alquran termasuk kekhusyuan yang berhubungan dengan sholat istikharah. Yang perlu di ingat di sini adalah alquran tidak semata mata hanya untuk membahas soal istikharah saja. Namun alquran diturunkan untuk memberikan ilmu pengetahuan, hikmah yang bisa menuntun umat muslim menuju penghambaan kepada Allah SWT yang baik dan benar.
Hadist Yang Membahas Tentang Sholat Istikharah
Ada beberapa hadist yang membahas atau meriwayatkan tentang sholat istikharah. Hal itu dikarenakan shalat istikharah merupakan sholat sunnah yang penting untuk umat muslim. Sholat istikharah diharapkan mampu menghindarkan manusia dari perbuatan syirik dengan meminta petunjuk kepada selain Allah SWT. Berikut ini adalah beberapa hadist yang meriwayatkan tentang sholat istikharah :
- HR. Bukhari
Hadist tersebut berbunyi “jika ada salah seorang di antara kalian memiliki niat dalam suatu urusan maka lakukanlah sholat sunnah sebanyak dua rakaat yang bukan termasuk dalam sholat wajib kemudian berdoalah kepada Allah SWT.”
Bunyi hadist HR. Bukhari yang kedua adalah sebagai berikut ini:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ
Arti dari hadist di atas adalah “Ya Allah aku beristikharah atau memohon petunjuk dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon keutamaan-Mu.”
- HR. Jabir Bin Abdillah
Bunyi hadist ini adalah sebagai berikut ini :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ فِى
الأُمُورِ كُلِّهَا ، كَمَا يُعَلِّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ « إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ
Lafadz dari hadist itu adalah “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari para sahabatnya untuk shalat istikharah dalam setiap urusan, sebagaimana beliau mengajari surat dari Alquran. Beliau bersabda, “Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdoa:
“Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.”
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu, dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan, dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu, dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut keinginannya”
Bacaan Niat Shalat Istikharah
أصلي سنة الإستخارة ركعتين لله تعالي
Bacaan dari niat di atas adalah “ushalli sunatan istikharati rok ‘ataini lillahi ta’ala.” Artinya: “saya niat shalat sunat istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Tata Cara Sholat Istikharah
Sebelum kita mengetahui tata cara dalam melaksanakan sholat istikharah, ada baiknya kita memperhatikan diri kita terlebih dahulu. Agar sholat kita diterima kita harus dalam keadaan suci begitu pula dengan pakaian shalat yang akan digunakan beserta dengan tempat shalat yang digunakan harus suci terbebas dari najis.
Tata cara sholat istikharah sama dengan shalat fardhu biasa, namun yang membedakan adalah bacaan niatnya. Berikut ini adalah tata cara shalat istikharah yang harus diketahui :
- Niat
Hal pertama yang akan dilakukan adalah membaca niat. Tanpa niat amalan kita tersebut tidak akan diterima. Niat bisa diucapkan secara pelan atau bisa diucapkan di dalam hati. Meskipun diucapkan di dalam hati, Allah akan tahu niat kita.
- Menghadap Kiblat
Sholat tidak akan syah jika tidak menghadap kiblat, oleh sebab itu sholat istikharah yang dilakukan haruslah menghadap kiblat. Kiblatnya umat islam adalah ka’bah sehingga umat muslim diwajibkan untuk sholat menghadap ke ka’bah atau kiblat.
- Takbiratul Ikhram
Setelah menghadap kiblat, barulah kita bisa memulai shalat istikharah dengan melakukan takbiratul ikhram.
- Membaca Doa Iftitah
Pada rakaat pertama sebelum membaca surat al-fatihah, kita harus membaca doa iftitah terlebih dahulu. Doa iftitah ini hanya dibaca pada rakaat pertama saja sedangkan untuk rakaat kedua tidak perlu dibaca. Bunyi doa iftitah untuk golongan Muhammadiah berbeda dengan doa iftitah untuk golongan NU atau Nahdlatul Ulama.
- Membaca Al-fatihah
Tata cara sholat istikharah yang tidak boleh dilupakan adalah membaca surat al-fatihah. Surat al-fatihah itu sendiri merupakan syarat syahnya sholat. Jika surat al-fatihah lupa dibaca akibatnya adalah sholat tidak akan diterima.
- Membaca Surat Pendek
Sehabis surat al-fatihah selesai dibaca, kita diwajibkan untuk membaca surat pendek. Sebenarnya orang yang melakukan sholat istikharah bisa memilih surat pendek yang diinginkannya, namun alangkah baiknya jika surat pendek yang dibaca adalah surat Al-kafirun dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas.
- Salam
Sebelum salam, gerakan sholat pada sholat istikharah ini sama dengan gerakan sholat fardhu. Tidak ada bacaan khusus yang menyertai gerakan sholat tersebut, yang dibaca adalah bacaan shalat fardhu biasa. Setelah orang muslim mengucapkan salam, barulah orang muslim itu bisa memohon petunjuk kepada Allah SWT dan menyampaikan kepada Allah SWT apa yang sedang dihadapinya. Tidak lupa dia membaca doa setelah shalat istikharah selesai.
Membaca Hamdalah Dan Shalawat Ibrahimiyah
Sehabis melakukan shalat istikharah, kita dianjurkan untuk membaca bacaan hamdalah dan shalawat Ibrahim. Berikut ini adalah bacaanya:
الحمد لله رب العالمين. حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
Doa Setelah Sholat Istikharah
Setelah menyampaikan apa yang menjadi permasaahan atau yang sedang dibingungkannya serta sehabis membaca hamdalah dan shalawat ibrahimiyah, orang yang melakukan shalat istikharah tidak boleh langsung beranjak dari tempat sholat begitu saja. Namun dia harus membaca doa sehabis shalat istikharah.
Berikut ini adalah doa yang dibaca setelah shalat istikharah selesai dilakukan :
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
Artinya:
“Ya Allah hamba memohon agar Engkau memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Engkau memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Allah yang Maha Besar lagi Agung karena sesungguhnya Allah yang Berkuasa sedang hamba tidak tahu dan Allahlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Engkau mengetahui, bahwa persoalan ini (sebutkan permasalahan yang anda hadapi) baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan jadikanlah hamba sebagai orang yang rela atas anugerah-Mu.”
Menutup Dengan Sholawat Ibrahim
Setelah doa setelah shalat istikharah selesai diucapkan, langkah selanjutnya adalah menutupnya dengan sholawat Ibrahimiyah. Berikut ini adalah bacaan shalawat Ibrahimiyah yang harus diketahui :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
Setelah Shalat Istikharah Selesai
Shalat istikharah tidak selesai begitu saja, masih ada hal yang harus dilakukan setelah pelaksanaan shalat istikharah selesai dilakukan. Setelah shalat istikharah selesai orang muslim yang melakukan shalat istikharah di tuntut untuk melapangkan hatinya atas apa yang menjadi keputusan Allah.
Seperti kata Imam Nawawi yang ada di dalam kitab Al-Adzkar. Bunyinya adalah sebagai berikut ini “setelah melakukan shalat istikharah dan berdoa kemudian lakukanlah tindakan yang sesuai dengan hati nurani. Pendapat Nawawi itu mengambil dari hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni yang bunyinya adalah “apabila engkau memiliki maksud sesuatu, maka beristikharahlah kepada Tuhanmu sebanyak 7 kali. Lalu lihatlah kepada apa dan siapa hatimu bercondong. Maka di situlah letak kebaikan akan ada.
Mimpi Setelah Shalat Istikharah
Banyak yang mengatakan bahwa Allah akan mengirimkan jawabannya melalui mimpi. Mimpi itu seperti tradisi yang ada di Indonesia jika segala penentuan atau hasil akhir dari shalat istikharah akan diberitahukan melalui mimpi. Sehingga ketika shalat istikharah selesai dilakukan, orang muslim tersebut harus tidur. Jika dia bermimpi yang berhubungan dengan apa yang menjadi permasalahannya, bisa dikatakan itu adalah jawaban atau hasil finalmya.
Sayangnya pandangan dan persepsi masyarakat Indonesia akan hal tersebut kurang tepat, ditambah lagi tidak ada hadist yang mengatakan seperti itu. Memang tidak ada salahnya mengandalkan hasil final dari shalat istikharah melalui mimpi, jika mimpinya tersebut adalah hal baik. Yang menjadi permasalahan kini adalah bagaimana jika mimpi tersebut justru mimpi yang kurang baik atau buruk?.
Mimpi tersebut justru tidak membawa maslahat bagi orang yang melakukan shalat tersebut. Mimpi bukan menjadi tolak ukur hasil final dari shalat istikharah yang dilakukan sebab asal mimpi ada 3 macam yaitu sebagai berikut ini :
- Mimpi yang datangnya dari setan.
- Mimpi yang datang dari Allah.
- Mimpi yang datang dari dalam diri sendiri.
Jawaban Shalat Istikharah
Jika kita tidak boleh mengandalkan mimpi setelah melaksanakan shalat istikharah, lalu bagaimana kita mengetahui kalau shalat istikharah kita telah terjawab?. Memang sampai saat ini belum ada dalil yang pasti yang membahas mengenai jawaban dari shalat istikharah yang dilakukan. Namun kita bisa melihat jawaban shalat istikharah berdasarkan kata dari beberapa ulama besar yang mengatakan berikut ini :
- Mengambil keputusan yang menjadi keyakinan dengan perasaan pasti.
- Seseorang sebaiknya mengambil keputusan yang menjadi keyakinannya, entah itu sesuai dengan suara hatinya maupun tidak. Hal itu dikarenakan kebaikan merupakan sesuatu yang ada pada apa yang telah menjadi keyakinannya, bukan berasal dari kecocokan di dalam hatinya.
- Suara hati sering diperngaruhi oleh berbagai hal salah satunya adalah masalah tentang perasaan yang sifatnya subyektif dan tidak ada hadist yang membahas tentang hal tersebut.
- Jawaban istikharah bisa terlihat pada hati orang muslim yang bersih, sehingga hati akan murni dan tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang kurang bagus.
EmoticonEmoticon