Kalimat shirathal mustaqim sendiri diambil dari kata bahasa Arab, yang banyak dijumpai kosakatnya di Al quran. Bahkan, kalimat ini berbunyi di setiap nafas diucapkan umat islam saat membaca surat Al-fatihah yang tiba pada bacaan “ihdinas shiratal mustaqim yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang bermakna (tunjukilah kami ke jalan yang lurus).
Kesimpulannya, secara harfiah shiratal mustaqi arti dan maknanya adalah jalan lurus atau juga bisa ditafsirkan “jembatan yang lurus”.
Dalam keyakinan umat muslim, sebagaimana dijelaskan dalam sumber hukum islam, jembatan shiratal mustaqim terbentang panjang di atas neraka yang menghubungkan dengan surga. Al-quran dan Hadist menggambarkan banyak orang yang jatuh ke neraka dan tidak sedikit dari mereka yang bisa melewatinya dalam kedipan mata ataukah secepat kilat. Semuanya, tak lepas dari amal baik atau buruk yang dari perbuatan kita masing-masing. Gambaran jembatan sirotol mustaqim sebagai berikut:
2. Lebih Tajam Dari Pedang
Fakta titian shiratal mustaqim digambarkan, dengan sebuah garis yang lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih tajam lagi daripada pedang. Terkait dengan keadaan neraka dan jembatan sirhratal mustaqim. Di dalam Al-qur’an Allah berfirman:
A. Al quran dalam surat Maryam ayat 71–72
وَ إِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وارِدُها كانَ عَلى رَبِّكَ حَتْماً مَقْضِيًّا(Surat: Maryam, ayat 71)
Dan tidak ada seseorang pun diantar kamu, melainkan akan mendatanginya. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah ditentukan
1. وَ إِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وارِدُها
Makna: Semua orang, tidak terkecuali. Orang baik di kala di dunia ataupun dia orang jahat, namun dia mesti mendatangi neraka.”
2. كانَ عَلى رَبِّكَ حَتْماً مَقْضِيًّا
Makna: Keputusan yang tidak dapat dirubah lagi , maka berbagai macam; faham ahli-ahli yang telah terdahulu berkenaan dengan ayat ini. Jadi perbincangan ialah tentang kalimat wariduha; yang di ayat ini memberinya arti mendatangi. Tetapi ada juga yang memberinya arti memasuki.
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذينَ اتَّقَوْا وَ نَذَرُ الظَّالِمينَ فيها جِثِيًّا(Surat Maryam, ayat 72)
Kemudian itu akan kami selamatkan orang-orang yang bertakwa dan akan kami biarkan orang-orang yang zalim di dalamnya dalam keadaan berlutut.
1. ثُمَّ نُنَجِّي الَّذينَ اتَّقَوْا َ
Makna: Apabila telah selesai sekalian makhluk melalui atau mendatangi neraka itu dan yang jatuh karena kufurnya atau maksiatnya, maka dipelihara Allahlah orang yang beriman dan yang bertakwa menurut amalan mereka.
Cepat dan lambatnya melalui titian ialah menurut amalannya tatkala di dunia. Maka diberi syafa’atlah orarig Mu’min yang pernah terlanjur berdosa besar, dan memberikan syafa’at pula malaikat-malaikat, Nabi-nabi dan orang-orang yang beriman yang diizinkan Allah, sehingga banyaklah orang yang telah dibakar neraka yang dikeluarkan: Telah hangus seluruh dirinya, kecuali bekas sujud yang ada di keningnya.
2. وَ نَذَرُ الظَّالِمينَ فيها جِثِيًّا
Makna: Sungguhpun demikian, jika dipersambungkan dengan Surat 11, Hud ayat 107, ada juga Ulama berpendapat, bahwa jika Allah menghendaki, setelah hanya tinggal orang-orang yang kekal dalam neraka saja, Tuhan Maha Kuasa memindahkan mereka itu ke syurga, lalu menutup neraka itu untuk selama-lamanya.
B. Dalam Hadist Meriwayatkan:
“Dan neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah.
Manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, juga ada yang laksana kilat dan ada yang seperti angin kencang, laksana kuda yang berlari kencang serta ada yang laksana onta berjalan. Para malaikat berkata, Ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah.
Maka ada yang selamat dan ada juga yang tercabik-cabik kemudian diselamatkan serta ada yang tergulung didalam neraka di atas wajahnya (HR Ahmad).
3. Licin dan Berduri
Jika ada yang bertanya titian shiratal mustaqim di mana letaknya? Apa dan bagaimana gambaran jembatan shiratal mustaqim? Untuk menjawab pertanyaan, ada sebuah hadist shahih dan diakui kebenarannya diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang artinya kurang lebih sebagaimana berikut.
“Licin (serta bersifat) menggelincirkan. Atasnya, dijumpai besi-besi pengait dan kawat yang berduri di mana pada ujungnya bentuknya bengkok. Shiratal mustaqim itu sebagai sebuah pohon yang mempunyaiduri nejd, yang dikenal pohonsa’dan.
Pada saat itu, para rasul berdoa: Ya Allah, selamatkanlah dan selamatkanlah. Pada sirath itu juga ada pengait-pengait layaknya duri pohon Sa’dan. Hanya saja, tidak ada yang tahu ukuran besarnya, Allahu a’lam. Oleh sebab itu, ia mengaitkan manusia berdasarkan amalan mereka.
Demikian ulasan seputar titian siratul mustaqim yang bersumber dari Al Quran dan hadits yang bisa disimpulkan menjadi 10 kesimpulan, yaitu:
Banyak yang jatuh dan juga yang selamatJembatan menuju surga dengan neraka di bawahnyaLicin dan menggelincirkanLebih tajam daripada pedangTujuh kali lebih kecil dari sehelai rambut manusiaBerduri dengan ujungnya yang bengkokUkuran pasti besar kecilnya jembatan, Allahu a’lamJadi penentu manusia apakah ia masuk surga atau neraka, itu berdasarkan amal baik dan buruk saat di duniaDigambarkan durinya seperti pohon Sa’dan di dunia
Kesimpulannya, secara harfiah shiratal mustaqi arti dan maknanya adalah jalan lurus atau juga bisa ditafsirkan “jembatan yang lurus”.
Dalam keyakinan umat muslim, sebagaimana dijelaskan dalam sumber hukum islam, jembatan shiratal mustaqim terbentang panjang di atas neraka yang menghubungkan dengan surga. Al-quran dan Hadist menggambarkan banyak orang yang jatuh ke neraka dan tidak sedikit dari mereka yang bisa melewatinya dalam kedipan mata ataukah secepat kilat. Semuanya, tak lepas dari amal baik atau buruk yang dari perbuatan kita masing-masing. Gambaran jembatan sirotol mustaqim sebagai berikut:
2. Lebih Tajam Dari Pedang
Fakta titian shiratal mustaqim digambarkan, dengan sebuah garis yang lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih tajam lagi daripada pedang. Terkait dengan keadaan neraka dan jembatan sirhratal mustaqim. Di dalam Al-qur’an Allah berfirman:
A. Al quran dalam surat Maryam ayat 71–72
وَ إِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وارِدُها كانَ عَلى رَبِّكَ حَتْماً مَقْضِيًّا(Surat: Maryam, ayat 71)
Dan tidak ada seseorang pun diantar kamu, melainkan akan mendatanginya. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah ditentukan
1. وَ إِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وارِدُها
Makna: Semua orang, tidak terkecuali. Orang baik di kala di dunia ataupun dia orang jahat, namun dia mesti mendatangi neraka.”
2. كانَ عَلى رَبِّكَ حَتْماً مَقْضِيًّا
Makna: Keputusan yang tidak dapat dirubah lagi , maka berbagai macam; faham ahli-ahli yang telah terdahulu berkenaan dengan ayat ini. Jadi perbincangan ialah tentang kalimat wariduha; yang di ayat ini memberinya arti mendatangi. Tetapi ada juga yang memberinya arti memasuki.
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذينَ اتَّقَوْا وَ نَذَرُ الظَّالِمينَ فيها جِثِيًّا(Surat Maryam, ayat 72)
Kemudian itu akan kami selamatkan orang-orang yang bertakwa dan akan kami biarkan orang-orang yang zalim di dalamnya dalam keadaan berlutut.
1. ثُمَّ نُنَجِّي الَّذينَ اتَّقَوْا َ
Makna: Apabila telah selesai sekalian makhluk melalui atau mendatangi neraka itu dan yang jatuh karena kufurnya atau maksiatnya, maka dipelihara Allahlah orang yang beriman dan yang bertakwa menurut amalan mereka.
Cepat dan lambatnya melalui titian ialah menurut amalannya tatkala di dunia. Maka diberi syafa’atlah orarig Mu’min yang pernah terlanjur berdosa besar, dan memberikan syafa’at pula malaikat-malaikat, Nabi-nabi dan orang-orang yang beriman yang diizinkan Allah, sehingga banyaklah orang yang telah dibakar neraka yang dikeluarkan: Telah hangus seluruh dirinya, kecuali bekas sujud yang ada di keningnya.
2. وَ نَذَرُ الظَّالِمينَ فيها جِثِيًّا
Makna: Sungguhpun demikian, jika dipersambungkan dengan Surat 11, Hud ayat 107, ada juga Ulama berpendapat, bahwa jika Allah menghendaki, setelah hanya tinggal orang-orang yang kekal dalam neraka saja, Tuhan Maha Kuasa memindahkan mereka itu ke syurga, lalu menutup neraka itu untuk selama-lamanya.
B. Dalam Hadist Meriwayatkan:
“Dan neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah.
Manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, juga ada yang laksana kilat dan ada yang seperti angin kencang, laksana kuda yang berlari kencang serta ada yang laksana onta berjalan. Para malaikat berkata, Ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah.
Maka ada yang selamat dan ada juga yang tercabik-cabik kemudian diselamatkan serta ada yang tergulung didalam neraka di atas wajahnya (HR Ahmad).
3. Licin dan Berduri
Jika ada yang bertanya titian shiratal mustaqim di mana letaknya? Apa dan bagaimana gambaran jembatan shiratal mustaqim? Untuk menjawab pertanyaan, ada sebuah hadist shahih dan diakui kebenarannya diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang artinya kurang lebih sebagaimana berikut.
“Licin (serta bersifat) menggelincirkan. Atasnya, dijumpai besi-besi pengait dan kawat yang berduri di mana pada ujungnya bentuknya bengkok. Shiratal mustaqim itu sebagai sebuah pohon yang mempunyaiduri nejd, yang dikenal pohonsa’dan.
Pada saat itu, para rasul berdoa: Ya Allah, selamatkanlah dan selamatkanlah. Pada sirath itu juga ada pengait-pengait layaknya duri pohon Sa’dan. Hanya saja, tidak ada yang tahu ukuran besarnya, Allahu a’lam. Oleh sebab itu, ia mengaitkan manusia berdasarkan amalan mereka.
Demikian ulasan seputar titian siratul mustaqim yang bersumber dari Al Quran dan hadits yang bisa disimpulkan menjadi 10 kesimpulan, yaitu:
Banyak yang jatuh dan juga yang selamatJembatan menuju surga dengan neraka di bawahnyaLicin dan menggelincirkanLebih tajam daripada pedangTujuh kali lebih kecil dari sehelai rambut manusiaBerduri dengan ujungnya yang bengkokUkuran pasti besar kecilnya jembatan, Allahu a’lamJadi penentu manusia apakah ia masuk surga atau neraka, itu berdasarkan amal baik dan buruk saat di duniaDigambarkan durinya seperti pohon Sa’dan di dunia
EmoticonEmoticon