Senin, 11 Februari 2019

Sabar dan nikmati prosesnya

Hijrah dalam artian umum sering diartikan sebagai perpindahan seseorang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Namun alangkah indahnya jika hijrahnya sesorang dari tempat yang Allah murkai ke tempat yang Allah cintai, dari perbuatan yang dilarang Allah kepada perbuatan yang Allah perintahkan.

Berbicara tentang hijrah maka tidak terlepas dari dengan masa lalu, dimana kita melihat seseorang yang masa lalunya tidak baik, kemudian dia menjadi baik untuk saat ini dan selanjutnya. Sehingga kalau berbicara hijrah maka ini menjadi kewajiban dan syariat sampai nanti berpisah nyawa dan raga (meninggal) karena tidak ada manusia yang tidak ada kesahalan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, memperbaiki dan bertaubat atas setiap kesalahan yang pernah kita lakukan adalah bagian dari hijrah.

Semua orang memiliki masa lalu, dan setiap orang memiliki kisah berbeda terkait masa lalu dimana ada orang yang masa lalunya begitu pahit, susah, suram, hancur dan ada juga orang yang masa lalunya begitu indah, penuh dengan kebaikan. Namun, apapun masa lalu kita itu sudah berlalu dan kita tidak boleh terlena, yang harus kita lakukan adalah menjadikan perjalanan masa lalu menjadi ajuan dalam menjalani hidup hari ini dan kedepannya menjadi lebih baik. Dalam artian ketika kita memiliki masa lalu yang tidak baik, maka semua perbuatan yang dulu pernah kita lakukan dan itu tidak baik maka saatnya kita tinggalkan. Selanjutnya ketika masa lalu kita begitu indah, penuh dengan kebaikan maka tugas kita adalah menjaga perbuatan baik kita agar konsisten sambil terus meningkatkan kebaikan.

Pembahasan hijrah lebih sering terfokus pada seseorang yang memiliki masa lalunya yang tidak baik namun, ketika dia berilmu dan menyadari akan keburukan, akan semua kelalaian yang dia masa lalu maka dia segera taubat. Maka taubat inilah yang diterima oleh Allah. Karena yang dikatakan bertaubat adalah orang yang pernah melakukan kesalahan / keburukan karena kebodohan dia kemudia dia tinggalkan kebodohan itu dan memohon ampun  kepada Allah (Tobat nasuha).

Semua orang yang sedang dalam hijrahnya pasti merasakan berbagai kesulitan mulai dari hinaan dari lingkungannya, dijauhi oleh orang terdekatnya dan bahkan kehilangan pekerjaannya, sehingga yang namanya hijrah itu sulit dan akan lebih sulit ketika kita mempertahankan hijrah itu. Sesorang yang akan memutuskan untuk berhijrah pasti merasakan kesulitan dimana dia butuh motivasi dan arahan dari orang-orang yang benar-benar mendukung dia. Kita sudah banyak mendengar dan melihat kisah-kisah hijrah yang begitu menyentuh hati kita, dimana ada orang yang dulunya tidak pernah shalat kemudian dia memutuskan berhijrah dan menjalankan shalat dengan baik. Ada perempuan yang dulunya belum berhijab, belum menutup aurat dengan benar kemudian dia berhijrah dan memutuskan untuk berhijab dan menutup aurat dengan benar. Ada laki-laki yang dulunya sering mencuri dan sebagainya, kemudian dia berhijrah dan berkomitmen untuk meninggalkan perbuatan mencuri dengan mencari pekerjaan yang halal. Dan seterusnya, begitu banyak kisah hijrah yang pernah kita saksikan dalam kehidupan kita.

Namun, tidak sampai di situ karena kesulitan memulai hijrah tidak lebih sulit dari mempertahankan hijrah itu sendiri. Hal ini banyak kita lihat dimana banyak orang yang awalnya sudah memulai untuk berhijrah dari masa lalunya yang buruk untuk menjadi lebih baik kemudian dia tidak mampu mempertahankan hijrah sehingga dia kembali ke masa lalunya. Banyak hal yang bisa menjadi faktor kenapa mempertahankan hijrah itu sulit mulai dari harus meninggalkan kebiasaan yang susah berdarah daging dalam keseharian kita, meninggalkan lingkungan yang buruk padahal sudah sangat lama kita tinggal dengan lingkungan itu, mencari lingkungan baru yang baik, yang membantu kita dalam berhijrah namun kita belum merasa nyaman, mencari teman baru yang baik padahal kita belum pernah mengenal dia dan seterusnya. Sehingga dari hal tersebut membuat seseorang yang sedang dalam hijrah merasa begitu besar kesulitan dalam hidupnya.

Seseorang yang sedang dalam perjalanan hijrah membutuhkan motivasi yang lebih, dukungan yang kuat terutama dari orang terdekat dia. Seseorang yang sedang berhijrah membutuhkan tempat sandaran, cuhatan dan arahan dari orang terdekat dia. Oleh karena itu, bagi kita yang sedang berhijrah sadarlah bahwa kita harus kuat dengan berbagai tantangan, cari motivasi, dukungan dari orang-orang terdekat kita, dari orang-orang yang paham dan sholeh, lebih-lebih kalau kita memiliki komunitas yang sehati, yang sama tujuan untuk berhijrah.

Baca Juga : Allah Tidak Akan Merubah Nasibmu, Jika

Selain dari itu, untuk memperkuat keteguhan kita dalam berhijrah kita harus memperbaiki hal ini terutama sekali, yaitu niat kita untuk siapa berhijrah. Karena niat akan menghasilkan motivasi dan kekuatan dalam berhijrah. Jika kita berhijrah hanya karena ayah kita, maka ketika ayah kita tidak ada maka hijrah kita akan runtuh, jika kita berhijrah hanya karena ingin memiliki uang yang banyak, maka kita tidak akan kuat ketika diuji dengan kesulitan dan kelaparan. Oleh karena itu niat hijrah yang benar satu-satunya adalah untuk Allah. Allah adalah zat yang kekal dan abadi, tidak ada yang kekal selain Allah, maka jika kita berhijrah karena Allah SWT, maka kita akan mendapatkan kemudahan di setiap ujian dan cobaan. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi SAW;

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Apakah ketika niat sudah benar, kita tidak akan di uji?

Pertanyaan ini sering kita dengar dan banyak orang beranggapan bahwa ketika niat sudah benar karena Allah maka kita tidak akan di uji lagi. Kita akan tetap diuji walaupun niat dan perbuatan kita sudah benar, Allah tetap menguji kita sejauh mana kita kuat dan sungguh-sungguh dalam perjalanan hijrah.  Kita ini manusia yang tidak terlepas dari kesalahan sehingga sangat pantas Allah berikan cobaan agar kita tetap bersyukur, Nabi dan Rasul saja yang sudah Allah maksumkan dari dosa masih tetap Allah uji bahkan dengan ujian yang lebih besar. Niat yang benar akan membuat kita menjadi lebih kuat, akan menimbulkan kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan dalam hijrah kita. Walaupun ada tantangan yang membuat kita menangis, kita tidak akan putus asa karena tujuan kita adalah Allah dan Allah lebih tau apa yang lebih baik bagi hambanya. Allah menguji untuk melhat apakah kita benar-benar dalam hijrah kita, apakah sudah benar iman kita, sehingga Allah ada berfirman dalam Al-Quran;

“Apakah manusia mengira bahawa mereka akan dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji?” (QS Al-Ankabut:2-3).



Allah menguji kita bukan karena Allah tidak sayang sama kita, akan tetapi ujian yang Allah berikan akan mendewasakan orang yang diuji. Oleh karena itu, kalau kita akan berhijrah maka orientasinya adalah Allah SWT semata.

Baca Juga : Alasan Kenapa Allah Tidak Menjawab Do’amu

Para ulama juga berpesan bagi kita yang sedang dalam perjalanan hijrah, lakukan hal ini supaya kita kuat dalam hijrah, diantara nasehat para ulama adalah;

Kembali ke Al-Qur’an, karena Al-Qur’an merupakan petunjuk untuk semua orang manusia, untuk orang-orang yang beriman. Dalam Al-Qur’an terdapat semua yang kita inginkan dan butuhkan, semua tuntunan dan pedoman hidup ada dalam Al-Qur’an, tinggal kita mau atau tidaknya membaca, memahami dan menjalankannya. Oleh karena itu, jika kamu sedang dalam hijrah dan merasa kesulitan makan dekatkan dirimu dengan Al-Quran dan orang-orang yang mencintai Al-Qur’an.



Stabilkan iman, putus asa seseorang yang sedang dalam hijrah sering kali ketika imannya turun sehingga membuat dia mudha dipengaruhi oleh bisikan-bisikan yang menjurus ke hal yang tidak baik. Iman itu naik turun dimana iman akan naik dengan ibadah dan akan turun dengan maksiat. Ibadah tidak hanya sebatas shalat, puasa atau yang wajib saja namun, ibdah juga mencakup semua kebaikan yang kita lakukan dengan niat hanya karena Allah. Oleh karena itu, bagi kita yang sedang berhijrah biasakan diri untuk dekat dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan jauh dari kebiasaan yang berbau maksiat sehingga dapat mengganggu kondisi iman kita. Jaga iman kita untuk terus stabil dengan menghindari perasaan sedih yang berlebihan, karena ketika kita tau berapa banyak diluar sana orang yang memiliki cobaan hidup yang lebih namun mereka tetap kuat. Jagalah iman kita dengan sifat sabar karena sabar akan menentramkan jiwa dan membuat iman tetap stabil.

Bagi kamu yang sedang dalam perjalanan hirjah, nikmatilah setiap prosesnya karena itu adalah nikmat yang Allah berikan untuk menguji dan mengangkat derajat keimanan kita. Tidak ada sebuah kenikmatan, kemudahan tanpa proses yang melelahkan sebelumnya, itulah janji Allah. Apapun masa lalu kamu, seburuk apapun itu tidak penting karena yang menentukan adalah amal akhirmu. Oleh karena itu, semoga melalui hirjah yang kamu lakukan kamu bisa mengakhiri amalmu sebelum kamu meninggalkan dunia dengan amal yang baik, amal yang Allah ridhai. Semoga artikel untukmu yang sedang berhijrah bisa merasakan nikmatnya dan manfaatnya,


EmoticonEmoticon