Selasa, 12 Februari 2019

Anak jadi penghalang orangtua masuk surga

Memiliki anak merupakan impian untuk sepasang suami istri agar mereka dapat membina keluarga secara sempurna dan menjadi orang tua. Namun, menjadi orang tua bukanlah sebuah hal yang dapat dijalani dengan mudah. Banyak hal-hal yang harus dipersiapkan dan diketahui, termasuk dalam pendidikan.

Dan bagaimana bila orang tua tersebut tidak mendidik anaknya secara benar? Seeprti yang kita ketahui, “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR. Al-Baihaqi – At-thabarani)



Sedangkan Ibnu Umar berkata: “Didiklah anakmu, karena kelak kamu akan ditanya tentang pendidikan dan pengajaran seperti apa yang telah kamu berikan kepada anakmu. Anakmu juga akan ditanya tentang bagaimana dia berbakti dan berlaku taat kepadamu.”

Karena kelak, saat diakhirat, orang tua akan menanggung jawab hal apa saja dan pendidikan apa saja yang mereka berika kepada anaknya. Apakah anaknya menjadi seorang muslim yang taat? Ataukah menjadi seorang yang tidak baik? Dan seorang anak menjadi seseorang yang tidak baik, di akhirat kelak ia akan mengnuntut kedua orang tuanya, menuntut mereka karena tidak memberikan pendidikan agama yang benar.

Banyak orang tua yang taat terhadap agama namun mereka memiliki anak yang suka berbuat maksiat. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, salah satunya adalah faktor lingkungan, yang dapat berpotensi membawa mereka ke neraka.

Namun, maksiat yang dilakukan seorang naka ini tidak hanya membawa dirinya sendiri, ia juga akan menyeret kedua orang tuanya karena maksiat yang ia lakukan. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Orang tua yang awal mulanya akan masuk surga akan dihalang oleh si anak tersebut, lantaran mereka saat melihat anaknya melakukan maksiat, orang tua itu tidak melarang dan memarahi anaknya. Mereka hanya melihat dan terdiam.

“Telah dikabarkan kepada kami bahwa seorang anak akan tergantung di leher ayahnya pada hari kiamat nanti. Lalu dia berkata: ‘Wahai Rabbku, ambillah hakku dari orang yang menzhalimiku ini!’ Sang ayah berkata: ‘Bagaimana aku menzhalimimu, sedangkan aku telah memberimu makan dan pakaian?’ Sang anak berkata: ‘Benar, engkau telah memberiku makan dan pakaian, tetapi engkau melihatku melakukan maksiat dan engkau tidak melarangku.’” (Dikutip dari Majalah Az-Zahur)

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Q.S.At-Tahriim:66)

Allah SWT memerintahkan untuk setiap muslim agar senantiasa menjaga keluarganya. Mendidik anak-anak mereka dengan bekal agama dan memantau setiap perbuatannya. Hal tersebut merupakan sebuah kewajiban yang akan di konsekuensikan saat di akhirat kelak.

Sebagai orang tua, harus memiliki strategi agar menghindari hal yang tidak diinginkan.

Orang tua dapat melakukan sistem parenting, parenting merupakan proses pembelajaran dan pengasuhan ineraksi orang tua terhadap anak, yang memantau aktivitas anak dan memberi petunjuk untuk pertumbuhan emosional serta sifat anak, dan memenuhi semua kebutuhan anak.

Ketika masa anak-anak, pendidikan parenting lebih ditekankan pada proses interaksi antara orangtua dan anak yang dapat meliputi aktivitas-aktivitas seperti, memberi makan anak (nourishing), memberi petunjuk kepada anak agar selalu melakukan hal baik (guiding), dan melindungi anak dari segala ancaman internal atau eksternal (protecting) anak-anak ketika mereka tumbuh berkembang. Sedangkan parenting untuk usia remaja sebaiknya lebih ditekankan pada proses interaksi berkelanjutan yang meliputi aktivitas-aktivitas seperti, membekali dengan ilmu yang bermanfaat dan ilmu-ilmu agama (enlightening), memberi petunjuk dan nasehat apalbila anak melakukan hal yang tidak baik (coaching + counseling), dan melindungi  anak (protecting) anak-anak dari infeksi  pemikiran atau infeksi akidah.


Dikutip dari: jejakimani.com


EmoticonEmoticon